Minggu, 23 Desember 2012

Tentang Ibuku

IBU

Apa yang ingin kalian maknai akan arti dari kata ini. Seorang yang telah melahirkan merawat dan belajar menyelami arti kehidupan. Ibu, banyak sebutan untuk memanggilnya, namun bermakna sama, yaitu istri ayah.

Ibuku?

Ibuku pendiam, mungil, gempal dan sedikit gemuk. Ibuku tak ingin dikalahkan oleh siapapun. Selalu membeli apa yang aku beli, bahkan lebih bagus. Ibuku, galak. Mungkin karena aku nakal juga. Tapi dengan semakin galaknya beliau, maka semakin nakallah aku.

Ibuku?

Anak dari nenekku. Yang sudah yatim dari usia lima tahun. Namun beruntung mempunyai ayah tiri yang begitu menyayanginya.

Ibuku?

Penyabar dan pendiam. Sehingga yang dia bisa lakukan hanyalah menangis. Aku pernah melihat ibuku dipukul ayah. Itu menjadikanku sedikit trauma akan kaum lelaki. Aku juga waktu kecil sering dipukul ayah, sakit sekali rasanya, hanya menangis yang aku bisa. Mungkinkah sesakit ini yang dirasakan ibu waktu itu?

Ibuku

Aku tak tahu apakah dia sepandai ayah?, namun yang aku tahu dia sangat rajin. Rajin sekali, setiap hari dia bangun jam empat pagi, menyelesaikan semuanya, dan berangkat kerja pukul tujuh pagi.

Ibuku

Dia terlihat selalu ingin sama dengan yang lainnya. Apa-apa yang dimiliki temannya dia juga ingin memilikinya. Termasuk aku yang jadi korbannya. Setiap melihat anak temannya memakai baju yang menurutnya lucu, dia membilikannya untukku, tanpa melihat apakah aku cocok atau tidak menggunakannya. Tak jarang aku membuangnya karena baju itu tak pantas untukku.  Sering pula dia membelikan aku baju yang kembar dengannya. Dia yang memakai sih cocok2 aja, tapi aku?, sadarlah mom, aku itu anak umur 20 tahun, bukan ibu2 umur 40 tahunan.

Ibu

Maafkan aku, aku selalu bersikap negatif padamu. Dan sikap ini pula yang membuatku tak ingin pulang kerumah. Aku tak tahu sikap ini tumbuh sejak kapan, namun sejak jauh dari rumah, aku merasakan kehilangan segala penat. Terbalik memang dengan yang lain rasakan, aku tak tahu mengapa aku seperti ini.

Ibu

Maafkan aku yang selalu melawanmu, aku hanya minta, kalo nyuruh aku tolong tidak usah pake toa, kamu berbisikpun aku sudah dengar kok. Tolong hormati aku, aku bukan pembantu yang selalu siap dengan teriakan.

Ibu

Meskipun kamu begitu aku tetep sayang kamu. Manusia memang tidak ada yang sempurna. Aku mohon maafkan aku.

ibu

Hanya bulir mutiara embun yang merayap di pipi

Melintas di setiap pori

Membasahi, membuat geli

Mata merah, hidung membengkak

Ketika aku ingat kamu, ibu.

Ruangan ini menjadi saksi

Kelegaan hati ini

Aku tak ingin

Engkau mengetahui,

Setap rasa gundah gulana hati

Cukup engkau tahu, jika aku baik-baik saja di sini

Selamat hari ibu my moomy

Engkau tetap yang terbaik di hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pernikahan

Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...