Rabu, 18 Februari 2015

Introvert and Me


Dalam sebuah buku disebutkan, jika hanya 30% di dunia ini yang mempunyai karakter introver(tertutup), sementara 70% lainnya berkarakter terbuka atau ekstrover. Kenapa? Karena jika kaum introver yang mendominasi, maka dunia ini tidak akan ramai seperti sekarang. Kaum introver sendiri cenderung menyukai suasana sepi, tidak suka keluar dari zona nyaman, dan hanya memiliki beberapa teman. Tidak jarang kaum introver dikenal sombong, pemalu, ataupun kuper. Padahal kenyataannya tidaklah demikian, kaum introver memang tidak suka keramaian, karena dengan banyaknya stimulus yang ditangkap di keramaian, ia akan mudah mengalami perasaan lelah berlebih, hingga akhirnya berbagai kekacauan dapat terjadi (karena efek lelah tadi), seperti menumpahkan minuman, menyenggol gelas hingga jatuh, ataupun kacau dalam berkendaraan.

Salah satu dari 30% itu adalah aku. Ya,, aku. Aku tidak seperti yang lainnya, sehingga dijuluki “buta kati, karena tidak terlalu berbaur dengan teman sekampung”, ataupun “kafir karena tidak pergi ke pengajian yang diadakan di desa” oleh ibuku. Kenapa aku tidak ingin melakukan itu semua, karena introver yang sudah aku jelaskan di atas. Aku tidak suka menonton konser dengan banyak penonton, ataupun ke pasar yang cukup besar dan bertemu dengan banyak orang yang dikenal. Aku benci berbagai interogasi, akupun benci ketika terintimidasi. Orang introver memang selalu ingin berada di zona nyaman. Tidak mudah menerima hal-hal yang baru dan tidak suka di tekan. Benar-benar bertolakbelakang kan, dengan kebanyakan karakter manusia di dunia ini.

Namun, dari situ aku menemukan banyak pengalaman yang mungkin terlewati begitu saja oleh kaum ekstrovert. Apa itu? Seperti mengerti karakter-karakter orang lain, karena pada dasarnya orang introvert itu pengamat. Terkadang aku merasa lebih tau dari orang-orang di sekitar aku mengenai suatu hal, semisal mengingat macam-macam batuan atau pun hal-hal yang berbau ilmu pengetahuan lainnya. Pada suatu kesempatan, aku berkumpul bareng temen-temen, awalnya kumpul biasa lalu lanjut menjadi diskusi-diskusi kecil, dan aku mengungkapkan apa yang ku tahu,, salah seorang temenku berkata,, “wihh,, endah tahu semua, gawat nih”,, padahal menurutku hal tersebut biasa aja, dan sangat mungkin banyak orang yang mengetahuinya, tapi kaum ekstrovert menganggapnya suatu kehebatan. Tuhan itu memang adil, selalu menutupi kekurangan dengan kelebihan yang tidak terduga, namun kita jarang menyadarinya, sehingga selalu beranggapan rumput tetangga memang selalu lebih hijau adanya. Mungkin aku hanya perlu menerima kekurangan dan mengembangkan kelebihan yang ada. Good night… : )

 

Pernikahan

Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...