Mimpi adalah berpikir di luar kesadaran, mimpi dapat dicapai apabila keinginan kita kuat untuk mencapai mimpi tersebut. Bicara tentang mimpi, mungkin sudah jutaan mimpi yang sudah ada pada benak saya. Banyak mimpi yang berlalu begitu saja, namun, ada juga mimpi yang dapat diraih. Contoh mimpi yang dapat dicapai itu adalah punya laptop, pada waktu SMP saya pernah bermimpi untuk punya sebuah benda yang dapat dibawa kemana-mana untuk menulis, karena kebetulan tulisan saya tidak cukup memuaskan, meskipun mimpi ini bisa saya capai pada semester kemarin, tapi terasa sekali, perjuangan merengek-rengek selama empat tahun tidak sia-sia.
Saya bermimpi tidak untuk diri saya saja, tetapi bermimpi untuk hal-hal yang mungkin sulit untuk dicapai. Saya pernah bermimpi tentang Indonesia, di Indonesia itu udaranya bersih, tidak ada perburuan hewan-hewan di alam liar, tidak ada kendaraan bermotor milik pribadi, suasananya masih seperti Indonesia di masa kecil dahulu. Indonesia yang bersih, Burung Elang pun masih suka terlihat hinggap di pohon kelapa, Burung Bangau yang masih berkeliaran di Sawah dan banyak Lutung-Lutung yang masih berkeliaran di Kebun. Sekarang ingin melihat burung Elang pun sangat susah, kadang setahun sekali pun tidak pernah terlihat burung Elang memutari sawah-sawah yang selalu menarik perhatian, kata teman saya seperti Helikopter yang mau mendarat. Pernah suatu hari ke kebun bersama ibu untuk mencari bahan makanan yang mungkin sudah pada berbuah, di jalan kami bertemu dengan segerombolan orang-orang yang tidak dikenal dengan membawa burung berbulu indah di masukan ke dalam sangkar, ingin sekali membunuh orang-orang itu, ingin sekali untuk menegur mereka tapi tidak ada nyali untuk itu, karena berfikir mereka itu lelaki dewasa yang cukup kuat sementara saya hanya dengan ibu yang tenaganya tidak seberapa apabila terjadi sesuatu yang tidak diingikan. Hatiku menangis melihat si cantik itu dibawa pergi…
Saya ingin Elang-Elang itu kembali, ingin melihat orang-orang berjalan kaki untuk pergi ke sawah, saya rindu merpati-merpati itu mencuri biji jagung ibu, saya rindu mendengar suara-suara Elang yang indah, yang mendamaikan jiwa. Mimpi saya ingin mengembalikan itu semua, mengembalikan elang, alam yang indah ke Indonesia sehingga menambah keanekaragaman yang sudah ada. Bila ada yang bertanya kenapa saya memilih Elang?, karena bersama Elang saya punya kenangan tersendiri, Elang-Elang itu selalu temaniku disaat saya sedih, mereka selalu menyapa saya ketika saya duduk di jendela sambil menangis, mereka seolah menghibur saya dengan suara-suaranya yang merdu dan atraksi kepakan sayapnya yang menakjubkan, saya merindukan mereka semua. Impian saya hanya ingin mereka kembali lagi.
MENCARI JAWABAN UNTUK MEWUJUDKAN MIMPI
Ketika saya bermimpi, saya selalu berfikir begaimana cara mewujudkan mimpi itu, saya selalu bingung bagaimana melarang orang-orang untuk menghentikan perburuan liar. Saya selalu berkhayal untuk kembali pada masa lalu saja, bila mempunyai mesin waktu akan saya hentikan di masa itu. Mungkin jika mempunyai mimpi untuk menjadi lebih modern itu mudah, menjadi pencipta teknologi terbaru itu dapat dilakukan dengan coba-coba, tapi bagaimana dengan mimpi saya yang ingin mengembalikan Bumi dan alamnya ke masa lalu, bagaimana bisa menghidupkan kembali hewan-hewan yang telah punah?, mungkin saya dianggap aneh, saya tidak peduli, saya selalu merasa jenuh dengan alam yang ada sekarang, selalu berisik, membuat kulit kusam, dan membuat orang selalu malas berjalan, padahal hanya berjarak beberapa meter.
Mewujudkan mimpi memang bukanlah hal yang mudah, mungkin untuk bermimpi menjadi ilmuan bisa tiap hari melakukan percobaan, namun, untuk membangunkan elang-elang yang telah punah, sungguh sesuatu hal di luar kuasa, mungkin untuk mewujudkan mimpi saya, saya ingin membuat penangkaran burung-burung ataupun hewan-hewan lainnya untuk dirawat dan kemudian dikembalikan pada alam lagi. Saya ingi melihat elang-elang itu terbang bersama anaknya setelah keluar dari penangkaran, saya pasti akan tersenyum bahagia, apalagi jika alampun kembali kepada alam yang terdahulu, pada saat hutan itu selalu menakutkan penuh misteri, hutan yang tidak seperti sekarang lagi. Saya hanya mencoba dan berusaha agar hewan-hewan itu tak sepenuhnya punah, saya berharap agar hewan-hewan itu masih menyisakan beberapa keturunannya untuk saya tangkarkan.
SUSUNAN STRATEGI UNTUK MEWUJUDKAN MIMPI
Pertama saya akan mencari orang-orang yang sepaham dengan saya, yang mempunyai impian yang sama dengan saya, karena menurut saya kalau saya mengerjakannya sendiri itu akan sangat sulit.
Kedua, setelah semuanya kumpul saya akan mengatakan pada mereka untuk membuat penangkaran sealami mungkin,
Ketiga , mengumpulkan dana untuk biaya penangkaran dan perawatan hewan.
Keempat, kita akan mencari penghuni untuk hutan buatan kita, bisa dengan berbagai cara, mungkin merampas secara paksa hewan-hewan yang dilindungi, atau memberikan pengertian pada orang-orang yang memelihara binatang yang dilindungi di rumah mereka agar mengembalikannya pada alam, atau mengajak mereka berkumpul dengan komunitas kami, agar menyerahkan hewannya secara sukarela.
Kelima, sebelum hewan-hewan itu saya kembalikan ke hutan saya akan mengajak semua orang untuk mengadakan reboisasi pada hutan-hutan gundul, menanam sumber makanan untuk hewan-hewan nanti, tentu saja saya akan mengajak mereka untuk menjaga hutan, hewan-hewan serta ekosistem yang ada di dalamnya.
Keenam, apabila penangkaran saya berhasil dan hutan pun indah kembali, saya akan mengembalikan mereka ke hutan dengan syarat kalau pemerintah sudah bertindak tegas mengenai perburuan liar.
Saya hanya bisa berharap agar mimpi saya terwujud, karena saya punya rencana yang indah untuk Indonesia dari mimpi-mimpi saya itu.
KETIKA MIMPI ITU TERWUJUD
Sungguh saya akan sangat senang apabila semua mimpi saya terwujud, sudah banyak rencana yang akan saya lakukan jika mimpi saya itu terwujud, di antarnya pasti saya akan sangat menikmati setelah apa yang saya perjuangkan demi terwujudnya mimpi saya. Saya juga akan duduk di jendela dengan tersenyum sambil melihat burung-burung berlalu lalang mencari makanan.
Saya akan membuka pariwisata alam dengan melihat hutan-hutan yang telah alami kembali, dengan syarat tidak ada yang mengganggu ekosistem yang ada, jika ini berhasil menarik wisatawan mancanegara saya akan mengenakan tariff yang lebih mahal daripada wisatawan domestik.
Apabila pariwisata ala mini ramai, bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang sekitar utuk berwirausaha, contohnya dengan membuat souvenir khas misalkan boneka hewan yang ada di hutan itu, warung-warung makan alami, dan jajaran kios makanan khas. Sungguh indah bila semua ini terwujud, semua orang akan menikmati dari hasil mimpi saya yang sederhana ini, semua akan bahagia, bahkan Amerika juga bahagia karena Global Warming tidak melanda dunia lagi, semua orang akan sangat senang, dengan mimpi saya yang tadinya hanya ingin kembali pada kisah bersama Elang di masa kecil dahulu. Saya pasti akan menjadi orang yang terbahagia di dunia ini ketika orang-orang kembali mengagumi keindahan alam. Saya hanya bisa berharap semoga ada jalan untuk mewujudkan ini semua, terimakasih.
Jumat, 03 Juni 2011
cinta
Kalau dipikir-pikir ini Cuma rasa biasa, tapi bila dimengerti ini CINTA. Entah yang mana yang sebenarnya, wajahnya selalu terlihat didepan mata, senyum manisnya selalu teringat meskipun ku dalam duka, memang benar lagu “Dengarkan Curhatku” nya Vierra, senyum bibirnya begitu maniss. Dalam malam ku berkata aku jatuh cinta, tapi bila siang mulai beranjak aku mulai mempertanyakan kembali apakah rasa ini memang benar-benar cinta. Makna cinta memang tak ada habisnya bila kita bertanya pada anak kecil akan makna cinta, mereka menjawab “ cinta itu adalah kasih sayang orang tua pada anaknya”
Bila bertanya pada remaja “ cinta itu adalah perasaan yang dimiliki setiap insan manusia pada lawan jenisnya”. Apakah yang kurasa ini memang benar cinta?, entahlah, yang jelas betapa luas makna dari yang kurasa ini. Tapi apabila ini memang cinta, aku tak habis pikir aku mencintainya, aku tak mengerti apa yang ku cinta darinya, senyum manisnya, ah… ada-ada saja, cinta monyet ini memang tak berakar, tak tahu asal usulnya, dan tak mengerti apakah benar-benar cinta. Ku akui wajahnya memang berbeda dari yang lainnya, ku akui dia memang berbeda dari populasinya, dan yang slalu ku akui dia memang INDAH. Mungkin, bukan hanya aku yang mempunyai ‘sesuatu’ ini padanya, mungkin banyak kaum hawa yang terpesona padanya karena senyum manisnya, karena tampangnya, atau bahkan karna karyanya, aku memang tak mengetahui akan hasil karyanya, tapi cukup bertemu dengannya sekali saja mampu menggetarkan jantung hatiku dalam jiwa. Mungkin aku bagaikan hamba sahaya yang merindukan cinta sang pangeran yang ada di istana, huh, mungkin itu hanya impian belaka, tapi mungkin saj aitu terjadi meski hanya 1001 adanya, contohnya betapa bahagianya Cinderella yang lamar oleh sang pangeran, andai aku cinderella itu…
Cinta memang aneh tapi luar biasa. Cinta bisa membuat seseorang tersenyum-senyum sendiri bagaikan orang gila. Tapi cinta juga bisa membuat orang rela berkorban apa saja. Keajaiban cinta bisa merubah insan manusia, demi orang yang di cinta, seorang pun rela merubah semuanya, dari stylenya, sikapnya dan lain sebagainya, apapun yang ada pada dirinya, demi yang di cinta, seorang bisa merubahnya.
Kadar cintaku belum sampai tahap itu, mungkin rasa cinta yang kurasa hanya cinta sesaat saja, aku takingin munafik kalau bayang wajahnya slalu terlihat dimata, tapi melihat ada yang lebih dari dia, rasa cinta itu hilang meski hanya sementara.
Cinta sesaat tak lebih dari permainan perasaan biasa, cinta sesaat bila diungkapkan membuat banyak orang terluka, cinta sesaat tak begitu kentara, dan cinta sesaat tak menampakan arti cinta sebenarnya.
Slalu terbayang dalam angan tuk menjadi Cinderella, tapi apakah dalam nyata bisa?, apakah ku kan seberuntung dia, yang dicintai sang pangeran… banyak kisahnya tapi hanya fiktif belaka.
Aku tak pernah tahu apakah yang dirasakannya sama dengan yang kurasa, apa dia mencintaiku, apa dia selalu mengingatku,,,, entahlah…………
C-I-N-T-A lima huruf menjadi satu kata yang penuh makna, kata-kata puitis terangkai karena rasa cinta, film-film romantis hadir karena kisah cinta pula, pangeran menikahi Cindy atas dasar cinta. cinta… cinta…
Dunia penuh cinta mungkin damai adanya, tapi apakah cinta akan slalu bersambut bahagia?
Aku tak pernah yakin akan itu, teman-temanku banyak yang menangis karena cinta, mereka menangisi cinta, itu tak pernah terbayang dalam benakku, tak pernah kuingin menangis karena cinta, tak pernah… tak pernah sekalipun.
Aku takut menangis karena cinta, aku tak ingin menangis karena rasa cintaku terhadap sang adam. Mungkin aku di takdirkan untuk tidak menangisi cinta atau mungkin TUHAN belum mengijinkannya, karena tanpa cintapun aku selalu menangis. Aku sampai sekarang masih mencari jawabnya mengapa mereka menangis karena cinta.
Huft, cinta memang penuh dengan tanya, cinta memang penuh makna, bisa membuat orang bahagia dan bisa juga datangkan derita.
Dia memang indah kata-kata ini pun terangkai karena kekagumanku akan indahnya dia dan dari indah itu cinta datang menyapa.
Rabu, 01 Juni 2011
Minggu, 29 Mei 2011
Daftar Jadi Istrimu
“Reizaaaaaa, argh aku benci dia, hidupku berantakan gara-gara dia, kenapa kenapa aku hancur sama orang yang aku cintai, OMG cobaan apa lagi yang harus kutempuh untuk mempertahankan hubungan ini” keluh Nanda sahabatku
“cobaan agar kamu sadar kalau dia itu tidak baik buatmu” sambar tania
“apa sih maksudmu tan, kenapa kamu selalu begitu, kamu suka sama Reiza?” balas Nanda
“ngapaen juga suka ma dia, anak ga jelas gitu”
“kamu ga ngerti dia tan, dia itu baik banget”
“kalau dia baik kenapa kamu dibuatnya menangis, harusnya dia melindungimu bukannya selalu membuatmu menangis”
“aku tahu dia punya alasan kenapa dia berbuat seperti itu”
“nah terus kenapa kamu mengeluh, kalau tahu alasannya?”
“tau ahh”
Itu lah kegiatan dua sahabatku selama ini bila ada masalah, mempertahankan ideologinya sendiri dan tidak mau mendengar orang lain, saling menggurui dan saling merasa benar, tapi aku nyaman-nyaman saja dengan mereka, karena dari mereka aku mendapatkan inspirasi buat temu kangen sama keyboard laptopku.
Ananda Alluna itulah nama lengkapnya, anaknya manis dan manja. Dia kutemukan pada saat masuk pertama SMA, saat ini dia punya cowo namanya Reiza, cowok manis dikelasku, tapi kayaknya Reiza itu punya beban yang harus ditanggungnya jadi tidak terlalu fokus sama hubungan yang dijalinnya dengan Nanda, mungkin bagi Reiza itu biasa saja tapi tidak bagi Nanda yang manja itu merupakan sebuah masalah yang besar, yang Nanda ingin agar Reiza itu selalu menuruti apa mau dia, selalu berdua pas jam istirahat, apel malam minggu dsb.
Aku mencoba mendekati Reiza, ada apa sebenarnya dengan mereka, kenapa setiap Nanda ke kamarku selalu berurai air mata.
“Hai Reiz” sapaku disela jam kosong
“hai juga Sher, ada apa? Tumben?”
“hmmm, ga da apa-apa sih Cuma pengen deket aza ma pangerannya sahabatku heeee, bolehkan?”
“oh, boleh, tapi kayaknya ada yang mau jadi detective nih?”
“jiah ketahuan deh, bolehkan saya mewawancarai anda?”
“berasa artis aza aku hahahahahaha, emang mau wawancara apa?”
“to the point aja yah, sebenarnya apa yang terjadi sih sama hubungan kalian berdua, kok setiap Nanda ke kamarku suka nangis yang katanya gara-gara kamu?”
“oh masalah itu, sebenarnya ga ada masalah apa-apa sih kan kamu juga tau sendiri kalau Nanda itu manja banget, dan belum dewasa, jadi masalah kecilpun selalu dianggapnya besar, masa Cuma gara-gara aku ga nemenin dia ke toko buku, aku dianggap ga sayang sama dia, aku jadi serba salah, padahal aku ga temenin dia juga karena aku harus kerja dulu nyari uang buat malam mingguan kita”
“loh kamu kerja sampingan?”
“ia”
“kamu kan anak orang kaya, kok bisa kerja sampingan sih”
“dirumahku itu, diberlakukan prinsip kalau mau pacaran nyari duit sendiri, coz ibuku suka bilang kalau mereka itu mencari uang bukan buat biaya anaknya pacaran, tapi buat sekolah anaknya”
“wah, keren tuh prinsip keluargamu, coba saja setiap keluarga punya prinsip seperti keluargamu itu akan menjadikan anak-anaknya lebih bertanggungjawab atas apa yang mereka lakukan”
“ia keren kata kamu, aku yang ngejalanin yang tersiksa, pulang sekolah kudu kerja demi pacar tercinta, ya meski kerjanya di Perusahaan ayahku sih, tapi tetep aza menguras tenaga coz kerjanya jadi buruh pabrik, upahnya sama lagi sama buruh lainnya malahan suka lebih sedikit karena part time”
“hahahahahaha, kasihan, BTW Nanda udah kamu kasih tau?”
“belum”
“kenapa?”
“karena dia itu ga mau pacarnya yang anak orang kaya ini jadi miskin”
“hahahahahaha, tapi kalau menurut aku keren kok, demi pacar udah bisa nyari duit sendiri, aku daftar deh jadi istrimu hehehehehehehe”
“oalah dasar, pendaftaran belum dibuka coz aku masih punya Nanda si manja”
“aku akan daftar lagi kalau kamu udah jadi orang kaya hahahhahahaha”
“hmmm, dasar keluar juga matrenya”
“jangan lupa hubungi aku lagi, kalau ada lowongan”
“yupzzz, syaratnya kamu harus konsisten dengan jilbabmu”
“sipppppp”
“udahan ah jadi detectivenya barangkali nimbulin fitnah, aku pergi dulu ya, dadah Reiza”
“dahhhhh”
Percakapan yang lama, dan memberiku banyak inspirasi termasuk memikirkan masalah mendidik anak, boleh donk kita fikirin sekarang, karena siapa tahu aku cepat dapat jodoh, hehehehehehe.
Setelah perbincangan aku dan Reiza kemarin siang, aku jadi sering melamun tentangnya, hmmm, khawatir nih, khawatir, karena takut jatuh cinta pada pacar sahabatku itu, apa jadinya kalau aku jadi orang ketiga dalam hubungan mereka, jilbabku sudah tidak berguna lagi kalau seperti itu.
Reizaaaaaaa, enyahlah kau dari hatiku, aduh kenapa pas waktu itu harus ngobrol sih sama dia, jadi kefikiran terus deh jadinya, aku selalu bilang keanak-anak kalau mereka curhat, semakin di ingat, semakin kefikiran, dan semakin membuat jatuh cinta,, dan hal itu yang terjadi padaku sekarang, dan parahnya lagi aku mengingat pacar sahabatku, jatuh cinta kepadanya, sahabat yang jahat aku ini.
Tidak terasa masa SMA sudah akan berakhir, sebagai aktifis rohis yang baik, aku tidak mendapat pacar dari masa-masa terindah ini, aku tidak menyesal karena menurutku mencari pacar bukan prioritasku, tapi kalau masalah jatuh cinta itu beda lagi, aku tahu kalau dalam islam itu harus menjaga pandangan dari lawan jenis, tapi bagaimana lagi, sekolahku merupakan sekolah umum jadi tidak terlalu ada batasan dalam pergaulan antara cowok dan ceweknya. Mungkin sudah lebih dari 20 cowok yang aku jatuh cinta, tapi itu Cuma cinta sesaat, berbeda dengan jatuh cintaku saat ini, yeah jatuh cinta sama pacar sahabatku ini lama banget dari pas pertengahan desember lalu, pas aku mengobrol berdua pada saat jam kosong, mungkin dia juga tahu kalau aku suka sama dia, soalnya, aku suka ketangkep basah kalau mencuri pandang pada dia, aku berharaf nanti kalau kita udah dewasa, udah siap membangun rumah tangga, dia mengingatku, kalau aku pernah daftar jadi istrinya, ngarep banget ya,,,
“eh kita perpisahan hari apa ya?” tanya tania, pas kita jalan bareng di mall
“hari minggu depan” jawab Nanda
“what! Cepet banget sih, padahal aku kan masih pengen bareng-bareng kalian, jalan-jalan bareng, bolos bareng” kataku
“wahhhh, ia ya, kita kan kuliahnya beda-beda jurusannya, kotanya juga beda, aku pengen di jogja, Tania pengen di Bandung, dan kamu Sher pengen disini aja” Nanda berkata sambil menunjukan ekspresi sedihnya
“ia ya, kita bakal jarang bertemu nih, mungkin pas liburan aja, dan itupun kalau tidak bentrok liburnya” balasku
“dan aku meragukan long distance ku sama Reiza, pas barengpun kita jarang ketemu, apalagi long distance, tak pernah terbayang, apakah aku mampu menjalaninnya nanti” kata Nanda
“ya kalau menurutku, kalau kamu yakin akan cinta dia, dan selalu percaya padanya, hubungan kalian pasti bisa terus berlanjut, meskipun, longdistance” jawabku
“tapi aku ga yakin dengan kamu Nan, kamu itu selalu menginginkan Reiza ada di sampingmu, longdistance kan membutuhkan pengorbanan yang besar” Tania mengungkapkan pendapatnya
“aku bingung, aku juga ga tahu, Reiza mau kuliah dimana, soalnya dia sampai sekarang masih bingung, oh iya, Sher, Reiza kan sekelas sama kamu, dia pernah bilang ga didepan kelas dia mau kemana selepas SMA?” Nanda bertanya padaku
“dulu sih ia dia pernah bilang, tapi aku lupa, coz dia juga kayaknya asal nyeplos aza” jawabku
“dia memang suka begitu, kalau udah mepet aja baru tuh keputusannya bener, dasar cowo ga bisa di andelin, aku benci Reiza”
“kenapa sih kamu selalu bilang gitu, benci-benci dan benci terus, tapi tetep aja di embat” balas Tania
“udah ah ngomongin Reiza nya, kita happy fun aza nikmatin nih masa-masa terakhiran kita di SMA” kataku
“bener juga tuh” balas mereka berdua
Sebenarnya dalam hati, aku berharap Reiza pergi jauh-jauh dari kota ini agar aku bisa melupakannya.
Perpisahan sekolah telah dilalui dengan lancar, masa-masa SMA pun harus kurelakan sampai disini, dan yang lebih miris lagi dengan Nanda, karena dengan berakhirnya masa SMA berakhir pula kisah cintanya bersama Reiza, mereka putus atas persetujuan mereka bersama, mereka berprinsip kalau pun jodoh pasti ga akan lari kemana.
Masa SMA ini begitu indah, banyak yang kutemukan di masa SMA ini, banyak yang kupelajari, dan tentunya membuatku menyadari akan pentingnya menghargai perbedaan.
Menangisi semuanya, menangisi kenangan yang ada, menangisi penyesalan atas kesalahan yang kuperbuat, menangisi karena tidak benar-benar kunikmati masa SMA itu.
Aku merenung apa yang telah aku lakukan dimasa itu, apa yang aku dapatkan dari semua itu, entahlah…..
Tapi aku tidak perlu menyesali dan meratapi apa yang telah aku perbuat, aku akan menggali ilmu dari apa yang telah kuperbuat selama ini, akan kucoba untuk menjadikan sebuah pelajaran yang berarti untuk meminimalisir kesalahan-kesalahanku dimasa yang akan datang.
Pengumuman dari perguruan tinggipun telah kudapat, aku telah diterima di Universitas Melati di kota ini jurusan Bimbingan dan Konseling, begitu juga dengan kedua temanku, Nanda dan Tania, mereka meninggalkan kota ini semenjak ijasah sudah ditangan.
Reiza, hmm aku tak tahu dia ada dimana lost contact begitu saja, tapi aku masih berharap dia mengingat ku untuk dia jadikan sebagai istrinya, hmm aku begitu kagum akan kepribadiannya, aku begitu takjub akan kemandiriannya, aku kan berdoa semoga segala yang terbaik ada padanya, tidak lupa supaya Tuhan menjodohkanku dengannya.
Kuliah pertama hmm mengasyikan, banyak teman-teman SMA ku yang kuliah di tempat yang sama denganku sehingga aku tidak terlalu sulit untuk mencari teman, untuk sementara ini aku masih bersama teman-teman SMAku yang tadinya tidak dekat bahkan tidak kenalpun jadi akrab, dan aku baru menyadari kalau teman-teman SMAku itu tampan-tampan hahahahaha.
Di masa menjadi mahasiswa ini aku mencoba mengepakan sayapku di dunia islam, melanjutkan kembali sebagai aktifis dakwah islam, semua menjadi indah, meskipun tanpa seorang pacar, dan aku mulai mensyukuri atas semua yang telah diberikan padaku mulai dari pengalaman, teman-teman, sampai anugerah yang terduga yang slalu membuatku tak peraya bahwa aku mendapatkannya.
Dosen-dosen pun semuanya baik, tidak ada yang bersikap ganjil, semuanya sama. Aku menikmati semua ini, tapi bayang-bayang Reiza kembali hadir saat aku bertemu kakaknya yang satu jurusan denganku, begitu mirip, aku pernah bertanya padanya tentang keberadaan dia, dan kata kakaknya, Reiza sekarang kuliah di jurusan manajemen di Universitas Garuda di kota Permai. Hmmm sangat jauh, Allah telah mengabulkan do’aku agar ia di jauhkan dari sisiku.
Aku akan mencoba untuk melupakannya.
Perjalan hidup baru kumulai, hidupku saat ini tidak bersinggungan dengan masalah jatuh cinta, aku mencoba membangun hidupku menjadi lebih bermanfaat dari sekedar urusan cinta, membangun masa depan untuk membanggakan orang tua. Aku tak berusaha untuk merubah hidupku tapi aku barubah karena lingkunganku, pergaulanku, dan kehidupanku yang berbeda dari masa-masa SMA. Komunikasiku dengan Tania dan Nanda pun tidak sesering pada masa awal-awal kuliah sekarang kita hanya sebatas bertegur sapa disaat waktu senggang, telfon juga hanya sekedar memberikan kabar.
Aku tak tahu perjalan hidup mereka seperti apa sekarang, aku hanya merupakan bagian kecil yang pernah mengisi hari-hari mereka.
Aku menjalani kehidupan dikampus tidak kurang dari empat tahun, dengan prestasi yang cukup sesuai dengan kemampuanku, kedua orang tueku tetap bangga padaku.
SD, SMP, SMA, SARJANA telah kucapai, kerja sekarang aku bekerja di sebuah SMP di dekat rumahku sebagai guru BK dan sebagai sambilan aku menjadi penyiar radio, di sore hari.
Kedua orang tuaku mulai bertanya-tanya tentang pacarku, tentang calon suami, tentang menikah semua menjurus ke rumah tangga, dan akupun bingung apa yang harus aku jawab, karena sampai saat ini aku masih sendiri.
Pada saat siaran ada yang menelfon ke radio atas nama Reiza hmm aku berharap itu Reiza teman SMA ku dan sekarang dia menelfon lagi
“hai listeners 93.3 Yanz Radio dimana pun kalian berada, ada Sheril disini akan menemani sore cerah kalian, seperti biasa dibuka salam-salam lewat layanan telfon kami di 051722933 dan di layanan smsnyaa juga dibuka di 088474352933 ditunggu telfon dan smsnya, sebelumnya, kita ke track dulu ada Lenka with Like A song nya, segera menghangatkan sore kalian, jangan kemana mana tetap di Yanz Radio” sapaku pada pendengar dirumah
“hai hai balik lagi bareng sheril disini, setelah dengerin This love nya marron five, Sheril buka layanan telfonnya di 051722933 di buka penelfon pertama, halloooo”
“hallo, selamat sore”
“selamat sore, ada siapa disana?”
“Reiza”
“oh hai Reiza, muncul lagi setelah kemarin libur nelfon sheril, Reiza yang di gang Prima kan?”
“ia benar banget, mau salam-salam donk”
“okeh salamnya buat siapa Reiza?”
“buat kakak iparku yang mau melahirkan semoga lancar, buat mama, papa yang akan menuju luar kota hati-hati dijalan ya, buat Sherilnya juga salam manis dari Reiza heheheheh”
“oh salam balik Reiza”
“terus spesialnya buat alumni SMAN Sabrang Lor angkatan 2000, pada kemana nih, reunian yukkk,”
“oh, Reiza kamu alumni SMAN Sabrang Lor juga, wah kita satu sekolah dong, sama sheril, tapi sheril lupa, sheril angkatan berapa heheheheheh, lanjut Reiza”
“ah masa sih, pernah punya teman sekelas nih, namanya sama juga Sheril, oh ia minta lagu yang kutetap menantinya Nikita Willy, buat yang selalu ku nanti heeeee”
“masa!, ya sudah kita lanjutin dibelakang layar ya hehehehehehehe”
“oh oke oke, udah dulu ya, mau nganterin ortu kedepan, selamat sore”
“selamat sore juga Reiza, wah ternyata Reiza satu sekolah bareng Sheril, oke deh terimakasih buat Reiza atas telfonnya, kita puterin ya lagunya Nikita Willy kutetap menanti”
Aku tidak terlalu konsen dengan siaran sore ini, gara-gara Reiza, aku yakin Reiza itu merupakan Reiza yang kukenal, karena setelah ku ingat-ingat aku satu nangkatan dengan dia
Sebenarnya aku ingin menghubunginya tapi aku ragu, takut salah, semoga ada orang yang akan mempertemukan kita kembali, amien..
“Sheril, ada telfon sayang” panggil mamaku
“ia, ma tunggu sebentar” balasku
“hallo assalamualaikum”
“waalaikum salam” balas yang disana
“ini siapa ya?”
“ini mba Dian”
“oh ukhti Dian, apa kabar? Tumben telfon Sheril”
“baik Sher, ia nih mau ngajakin nengok bayinya akhina Rifdal, mau ikut ga?”
“ikut ikut subhannallah akhi Rifdal udah punya momongan, kapan ukh kesananya?”
“besok ya, jam 8 pagi, kamu ga ada kerjaankan?”
“oh bisa ukh, besok sheril ga ada jadwal di sekolah, siaran juga sore, ukhti Dian mau dijemput Sheril jam berapa?”
“aku bareng suamiku Sher, kan temen sekantornya akhi Rifdal, nanti aku jalannya lewat depan rumahmu, km stand bye aza di depan rumah oke”
“okelah kalau begitu”
“ya udah, jangan lupa besok, assalamualaikum”
“waallaikum salam”
Waduh akhi Rifdal punya anak, aku kapan yaaaaaa,,
Hmm, kayaknya aku lagi kena syndrome punya anak nih hihihihihihihhihihihihi
“kamu kenapa Sher?”
“ga apa-apa kok mah, Cuma lagi ngebayangin punya anak aza hehehehehehehhe”
“hmm, makanya cepet nikah”
“ntar dulu mah, kali aza ada pangeran lewat hehehehehehehe”
“pangeran majapahit di tungguin, udah bukan masanya”
“mama, lucu deh”
“haaaaaaaaa”
“hahahahahahaha mama ada ada aja”
Huahhhh semoga yang telfon itu benar-benar Reiza teman SMA ku dan aku berharap dia belum punya istri.
“Aduh mana nih si ukhti”kataku dalam hati
“Sheril, sini ayo naik”
“hey ukhti, sippppppp, berangkat”
“kamu bawa apa Sher?”
“aku bawa peralatan bayi akh, akhi ma ukhti sih bawa apa?”tanyaku
“ada deh hehehehehe”jawab akhi dan ukhti
“huuu, jangan bareng donk, saya mengiri karena belum punya suami”
“jiah, udah kebelet dia”
“ah akhi, nakal nihhhhh ukhti”
“hmmm, kalian berdua ini kalau ketemu selalu berantem”kata ukhti Dian
“ihiw ada yang jealeous nih”goda akhi Ardi
“ga tau, ga jealous kok”
“hahahahahahahahahaha”
Akhi ardi memang pandai bergurau, ada saja gurauannya untuk menggodaku.
“assalamualaikum” sapa kami setibanya di kamar istri akhi Rifdal
“waalaikum salam” balas yang didalam kamar
“haiiiii”
“haii, eh ukhti Dian dan kawan-kawan” sapa akhi Rifdal
“mana dede bayinya”kataku
“ada tuh sama ibunya”
“waw, aku mau gendong “
“nih, betewe kamu kapan gendong dede bayi sendiri?”tanya istri akhi Rifdal
“ga tau nih mba buat bapaknya juga belum dapet hehehehehehehe”
“wah adikku jomblo tuh, mau ga?”tawar akhi Rifdal
“ganteng ga?”tanyaku
“ya ganteng lah bentar lagi dateng kok”
“haiii om tibaa”sapa adik nya akhi Rifdal
Masya Allah dia kan si Reiza, oh iya Reiza kan adiknya mas Rifdal hmmm
“wih rame nih, kayaknya aku kenal sama cewek itu siapa ya?”
“masih jomblo loh Za” sambung akhi Ardi, aku tersenyum malu hehehehehehehe
“oh masa, boleh tuh ikut syaimbara” kata Reiza
“syaimbara apa?” tanya akhi Rifdal
“syaimbara, buat jadi istriku, barangkali anda berminat untuk daftar nyonya Sheril” tawarnya
“hah” aku tersipu
“hahahahahahahahaha Sheril merah tuhhhhhhhh” kata akhi Ardi
Ukhti Dian sama istri akhi Rifdal Cuma tersenyum, dan memang pipiku merona merah
“sudah sudah kasihan, dia kan pemalu” tambah akhi Ardi
“ihhhh, apa’an sih kok pada godain Sheril, Sherilkan malu
“malu hahahahahahahahahahahahahahaha” kata mereka sambil tertawa
Ih, asem nih, kkirain dia udah lupa sama kata-kataku pas SMA dulu, hmmm memang sih aku yang berharap agar dia selalu teringat sama kata-kata ku itu dan ALLAH mengabulkannnya.
“kayaknya aku pulang duluan deh, soalnya ada kasus dikelasku, jadi harus ke sekolah sekarang” kataku
“loh, kok buru-buru amat sih” kata istri akhi Rifdal
“ia mba, soalnya ada kasus di kelasku, akukan dapat kelas buangan, jadi kasus terus yang ada” keluhku
“sudah ga usah ngeluh, kamu di anterin akhi Ardi aza gih” kata ukhti Dian
“ga usah ukhti, aku nebeng temen ku tuh didepan hehehehehehehe” sanggahku
“ya udah hati-hati yaa” kata mereka
“ia makasih ya, assalamualaikum”pamitku
“waalaikum salam” balas mereka
Hmm, sebenarnya berat banget ninggalin mereka, tapi gimana lagi pekerjaan harus memisahkanku, tapi ga papa semangat.
“mau kemana Sher?” hmm kenapa aku ketemu Reiza sih
“mau, ke sekolah Reiz”jawabku
“aku juga mau ke kantor nih, bareng aza”tawarnya
“hmm, mang kamu pake apa?” tanyaku
“heuh, ni anak pake mobil Sheril”jawabnya
“boleh deh”balasku
“dasar kalau aku pake becak pasti, kamu ga mau”
“tau, azah wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk”
“ya udah yu”
“ayuuuuuuuu”
Deg degan nih semobil bareng Reiza, seumur-umur belum pernah nebeng dia hehehehehehehehe
“kenapa kamu?”tanya Reiza
“hmm, ga ga apa-apa kok” jawabku
“tegang banget kayaknya semobil bareng aku”
“kamu nakutin sih”
“apa’a yang nakutin, ganteng gini”
“wajahnya terlalu gannteng jadi nakutin”
“ah, kamu bisa aza hehehehe, jadi daftar ga?”
“hah daftar apaan?”
“daftar jadi istriku lahh”
“hehehehehehehe”
“hehehehehehe lagi”
“ia deh boleh”
“ia deh apa?”
“ih kamu nakal”
“kok, nakal, ia deh apa?”
“ia deh, aku daftar jadi istrimu”
“hahahahahahaha, beneran nih”
“benerrrrrrrrr”
“mau dilamar kapan?”
“secepatnya
“hahahahahahahahahahaha”
Hmmmm, bahagia sekali aku hari ini, bertemu dengan seseorang yang benar-benar aku cintai Subhanallah, lagi-lagi kau memberikan sesuatu yang tak pernah ku duga, kau selalu mengabulkan doa-doa ku terimakasih ya Robby, atas segala nikmat yang kau beri kepadaku.
Kulangkahkan kakiku dengan perasaan bahagia, dan hari ini aku begitu ramah pada semua orang, mungkin mereka semua heran melihatku yang biasanya aku agak jutek sekarang menjadi ramah, yang jelas aku sangat bahagia.
Dia membuka pendaftaran mencari istri hanya untuk aku seorang, dan tentu saja Aku Daftar Jadi Istrimu………….
Reiza I luph yuuuuuuu
“cobaan agar kamu sadar kalau dia itu tidak baik buatmu” sambar tania
“apa sih maksudmu tan, kenapa kamu selalu begitu, kamu suka sama Reiza?” balas Nanda
“ngapaen juga suka ma dia, anak ga jelas gitu”
“kamu ga ngerti dia tan, dia itu baik banget”
“kalau dia baik kenapa kamu dibuatnya menangis, harusnya dia melindungimu bukannya selalu membuatmu menangis”
“aku tahu dia punya alasan kenapa dia berbuat seperti itu”
“nah terus kenapa kamu mengeluh, kalau tahu alasannya?”
“tau ahh”
Itu lah kegiatan dua sahabatku selama ini bila ada masalah, mempertahankan ideologinya sendiri dan tidak mau mendengar orang lain, saling menggurui dan saling merasa benar, tapi aku nyaman-nyaman saja dengan mereka, karena dari mereka aku mendapatkan inspirasi buat temu kangen sama keyboard laptopku.
Ananda Alluna itulah nama lengkapnya, anaknya manis dan manja. Dia kutemukan pada saat masuk pertama SMA, saat ini dia punya cowo namanya Reiza, cowok manis dikelasku, tapi kayaknya Reiza itu punya beban yang harus ditanggungnya jadi tidak terlalu fokus sama hubungan yang dijalinnya dengan Nanda, mungkin bagi Reiza itu biasa saja tapi tidak bagi Nanda yang manja itu merupakan sebuah masalah yang besar, yang Nanda ingin agar Reiza itu selalu menuruti apa mau dia, selalu berdua pas jam istirahat, apel malam minggu dsb.
Aku mencoba mendekati Reiza, ada apa sebenarnya dengan mereka, kenapa setiap Nanda ke kamarku selalu berurai air mata.
“Hai Reiz” sapaku disela jam kosong
“hai juga Sher, ada apa? Tumben?”
“hmmm, ga da apa-apa sih Cuma pengen deket aza ma pangerannya sahabatku heeee, bolehkan?”
“oh, boleh, tapi kayaknya ada yang mau jadi detective nih?”
“jiah ketahuan deh, bolehkan saya mewawancarai anda?”
“berasa artis aza aku hahahahahaha, emang mau wawancara apa?”
“to the point aja yah, sebenarnya apa yang terjadi sih sama hubungan kalian berdua, kok setiap Nanda ke kamarku suka nangis yang katanya gara-gara kamu?”
“oh masalah itu, sebenarnya ga ada masalah apa-apa sih kan kamu juga tau sendiri kalau Nanda itu manja banget, dan belum dewasa, jadi masalah kecilpun selalu dianggapnya besar, masa Cuma gara-gara aku ga nemenin dia ke toko buku, aku dianggap ga sayang sama dia, aku jadi serba salah, padahal aku ga temenin dia juga karena aku harus kerja dulu nyari uang buat malam mingguan kita”
“loh kamu kerja sampingan?”
“ia”
“kamu kan anak orang kaya, kok bisa kerja sampingan sih”
“dirumahku itu, diberlakukan prinsip kalau mau pacaran nyari duit sendiri, coz ibuku suka bilang kalau mereka itu mencari uang bukan buat biaya anaknya pacaran, tapi buat sekolah anaknya”
“wah, keren tuh prinsip keluargamu, coba saja setiap keluarga punya prinsip seperti keluargamu itu akan menjadikan anak-anaknya lebih bertanggungjawab atas apa yang mereka lakukan”
“ia keren kata kamu, aku yang ngejalanin yang tersiksa, pulang sekolah kudu kerja demi pacar tercinta, ya meski kerjanya di Perusahaan ayahku sih, tapi tetep aza menguras tenaga coz kerjanya jadi buruh pabrik, upahnya sama lagi sama buruh lainnya malahan suka lebih sedikit karena part time”
“hahahahahaha, kasihan, BTW Nanda udah kamu kasih tau?”
“belum”
“kenapa?”
“karena dia itu ga mau pacarnya yang anak orang kaya ini jadi miskin”
“hahahahahaha, tapi kalau menurut aku keren kok, demi pacar udah bisa nyari duit sendiri, aku daftar deh jadi istrimu hehehehehehehe”
“oalah dasar, pendaftaran belum dibuka coz aku masih punya Nanda si manja”
“aku akan daftar lagi kalau kamu udah jadi orang kaya hahahhahahaha”
“hmmm, dasar keluar juga matrenya”
“jangan lupa hubungi aku lagi, kalau ada lowongan”
“yupzzz, syaratnya kamu harus konsisten dengan jilbabmu”
“sipppppp”
“udahan ah jadi detectivenya barangkali nimbulin fitnah, aku pergi dulu ya, dadah Reiza”
“dahhhhh”
Percakapan yang lama, dan memberiku banyak inspirasi termasuk memikirkan masalah mendidik anak, boleh donk kita fikirin sekarang, karena siapa tahu aku cepat dapat jodoh, hehehehehehe.
Setelah perbincangan aku dan Reiza kemarin siang, aku jadi sering melamun tentangnya, hmmm, khawatir nih, khawatir, karena takut jatuh cinta pada pacar sahabatku itu, apa jadinya kalau aku jadi orang ketiga dalam hubungan mereka, jilbabku sudah tidak berguna lagi kalau seperti itu.
Reizaaaaaaa, enyahlah kau dari hatiku, aduh kenapa pas waktu itu harus ngobrol sih sama dia, jadi kefikiran terus deh jadinya, aku selalu bilang keanak-anak kalau mereka curhat, semakin di ingat, semakin kefikiran, dan semakin membuat jatuh cinta,, dan hal itu yang terjadi padaku sekarang, dan parahnya lagi aku mengingat pacar sahabatku, jatuh cinta kepadanya, sahabat yang jahat aku ini.
Tidak terasa masa SMA sudah akan berakhir, sebagai aktifis rohis yang baik, aku tidak mendapat pacar dari masa-masa terindah ini, aku tidak menyesal karena menurutku mencari pacar bukan prioritasku, tapi kalau masalah jatuh cinta itu beda lagi, aku tahu kalau dalam islam itu harus menjaga pandangan dari lawan jenis, tapi bagaimana lagi, sekolahku merupakan sekolah umum jadi tidak terlalu ada batasan dalam pergaulan antara cowok dan ceweknya. Mungkin sudah lebih dari 20 cowok yang aku jatuh cinta, tapi itu Cuma cinta sesaat, berbeda dengan jatuh cintaku saat ini, yeah jatuh cinta sama pacar sahabatku ini lama banget dari pas pertengahan desember lalu, pas aku mengobrol berdua pada saat jam kosong, mungkin dia juga tahu kalau aku suka sama dia, soalnya, aku suka ketangkep basah kalau mencuri pandang pada dia, aku berharaf nanti kalau kita udah dewasa, udah siap membangun rumah tangga, dia mengingatku, kalau aku pernah daftar jadi istrinya, ngarep banget ya,,,
“eh kita perpisahan hari apa ya?” tanya tania, pas kita jalan bareng di mall
“hari minggu depan” jawab Nanda
“what! Cepet banget sih, padahal aku kan masih pengen bareng-bareng kalian, jalan-jalan bareng, bolos bareng” kataku
“wahhhh, ia ya, kita kan kuliahnya beda-beda jurusannya, kotanya juga beda, aku pengen di jogja, Tania pengen di Bandung, dan kamu Sher pengen disini aja” Nanda berkata sambil menunjukan ekspresi sedihnya
“ia ya, kita bakal jarang bertemu nih, mungkin pas liburan aja, dan itupun kalau tidak bentrok liburnya” balasku
“dan aku meragukan long distance ku sama Reiza, pas barengpun kita jarang ketemu, apalagi long distance, tak pernah terbayang, apakah aku mampu menjalaninnya nanti” kata Nanda
“ya kalau menurutku, kalau kamu yakin akan cinta dia, dan selalu percaya padanya, hubungan kalian pasti bisa terus berlanjut, meskipun, longdistance” jawabku
“tapi aku ga yakin dengan kamu Nan, kamu itu selalu menginginkan Reiza ada di sampingmu, longdistance kan membutuhkan pengorbanan yang besar” Tania mengungkapkan pendapatnya
“aku bingung, aku juga ga tahu, Reiza mau kuliah dimana, soalnya dia sampai sekarang masih bingung, oh iya, Sher, Reiza kan sekelas sama kamu, dia pernah bilang ga didepan kelas dia mau kemana selepas SMA?” Nanda bertanya padaku
“dulu sih ia dia pernah bilang, tapi aku lupa, coz dia juga kayaknya asal nyeplos aza” jawabku
“dia memang suka begitu, kalau udah mepet aja baru tuh keputusannya bener, dasar cowo ga bisa di andelin, aku benci Reiza”
“kenapa sih kamu selalu bilang gitu, benci-benci dan benci terus, tapi tetep aja di embat” balas Tania
“udah ah ngomongin Reiza nya, kita happy fun aza nikmatin nih masa-masa terakhiran kita di SMA” kataku
“bener juga tuh” balas mereka berdua
Sebenarnya dalam hati, aku berharap Reiza pergi jauh-jauh dari kota ini agar aku bisa melupakannya.
Perpisahan sekolah telah dilalui dengan lancar, masa-masa SMA pun harus kurelakan sampai disini, dan yang lebih miris lagi dengan Nanda, karena dengan berakhirnya masa SMA berakhir pula kisah cintanya bersama Reiza, mereka putus atas persetujuan mereka bersama, mereka berprinsip kalau pun jodoh pasti ga akan lari kemana.
Masa SMA ini begitu indah, banyak yang kutemukan di masa SMA ini, banyak yang kupelajari, dan tentunya membuatku menyadari akan pentingnya menghargai perbedaan.
Menangisi semuanya, menangisi kenangan yang ada, menangisi penyesalan atas kesalahan yang kuperbuat, menangisi karena tidak benar-benar kunikmati masa SMA itu.
Aku merenung apa yang telah aku lakukan dimasa itu, apa yang aku dapatkan dari semua itu, entahlah…..
Tapi aku tidak perlu menyesali dan meratapi apa yang telah aku perbuat, aku akan menggali ilmu dari apa yang telah kuperbuat selama ini, akan kucoba untuk menjadikan sebuah pelajaran yang berarti untuk meminimalisir kesalahan-kesalahanku dimasa yang akan datang.
Pengumuman dari perguruan tinggipun telah kudapat, aku telah diterima di Universitas Melati di kota ini jurusan Bimbingan dan Konseling, begitu juga dengan kedua temanku, Nanda dan Tania, mereka meninggalkan kota ini semenjak ijasah sudah ditangan.
Reiza, hmm aku tak tahu dia ada dimana lost contact begitu saja, tapi aku masih berharap dia mengingat ku untuk dia jadikan sebagai istrinya, hmm aku begitu kagum akan kepribadiannya, aku begitu takjub akan kemandiriannya, aku kan berdoa semoga segala yang terbaik ada padanya, tidak lupa supaya Tuhan menjodohkanku dengannya.
Kuliah pertama hmm mengasyikan, banyak teman-teman SMA ku yang kuliah di tempat yang sama denganku sehingga aku tidak terlalu sulit untuk mencari teman, untuk sementara ini aku masih bersama teman-teman SMAku yang tadinya tidak dekat bahkan tidak kenalpun jadi akrab, dan aku baru menyadari kalau teman-teman SMAku itu tampan-tampan hahahahaha.
Di masa menjadi mahasiswa ini aku mencoba mengepakan sayapku di dunia islam, melanjutkan kembali sebagai aktifis dakwah islam, semua menjadi indah, meskipun tanpa seorang pacar, dan aku mulai mensyukuri atas semua yang telah diberikan padaku mulai dari pengalaman, teman-teman, sampai anugerah yang terduga yang slalu membuatku tak peraya bahwa aku mendapatkannya.
Dosen-dosen pun semuanya baik, tidak ada yang bersikap ganjil, semuanya sama. Aku menikmati semua ini, tapi bayang-bayang Reiza kembali hadir saat aku bertemu kakaknya yang satu jurusan denganku, begitu mirip, aku pernah bertanya padanya tentang keberadaan dia, dan kata kakaknya, Reiza sekarang kuliah di jurusan manajemen di Universitas Garuda di kota Permai. Hmmm sangat jauh, Allah telah mengabulkan do’aku agar ia di jauhkan dari sisiku.
Aku akan mencoba untuk melupakannya.
Perjalan hidup baru kumulai, hidupku saat ini tidak bersinggungan dengan masalah jatuh cinta, aku mencoba membangun hidupku menjadi lebih bermanfaat dari sekedar urusan cinta, membangun masa depan untuk membanggakan orang tua. Aku tak berusaha untuk merubah hidupku tapi aku barubah karena lingkunganku, pergaulanku, dan kehidupanku yang berbeda dari masa-masa SMA. Komunikasiku dengan Tania dan Nanda pun tidak sesering pada masa awal-awal kuliah sekarang kita hanya sebatas bertegur sapa disaat waktu senggang, telfon juga hanya sekedar memberikan kabar.
Aku tak tahu perjalan hidup mereka seperti apa sekarang, aku hanya merupakan bagian kecil yang pernah mengisi hari-hari mereka.
Aku menjalani kehidupan dikampus tidak kurang dari empat tahun, dengan prestasi yang cukup sesuai dengan kemampuanku, kedua orang tueku tetap bangga padaku.
SD, SMP, SMA, SARJANA telah kucapai, kerja sekarang aku bekerja di sebuah SMP di dekat rumahku sebagai guru BK dan sebagai sambilan aku menjadi penyiar radio, di sore hari.
Kedua orang tuaku mulai bertanya-tanya tentang pacarku, tentang calon suami, tentang menikah semua menjurus ke rumah tangga, dan akupun bingung apa yang harus aku jawab, karena sampai saat ini aku masih sendiri.
Pada saat siaran ada yang menelfon ke radio atas nama Reiza hmm aku berharap itu Reiza teman SMA ku dan sekarang dia menelfon lagi
“hai listeners 93.3 Yanz Radio dimana pun kalian berada, ada Sheril disini akan menemani sore cerah kalian, seperti biasa dibuka salam-salam lewat layanan telfon kami di 051722933 dan di layanan smsnyaa juga dibuka di 088474352933 ditunggu telfon dan smsnya, sebelumnya, kita ke track dulu ada Lenka with Like A song nya, segera menghangatkan sore kalian, jangan kemana mana tetap di Yanz Radio” sapaku pada pendengar dirumah
“hai hai balik lagi bareng sheril disini, setelah dengerin This love nya marron five, Sheril buka layanan telfonnya di 051722933 di buka penelfon pertama, halloooo”
“hallo, selamat sore”
“selamat sore, ada siapa disana?”
“Reiza”
“oh hai Reiza, muncul lagi setelah kemarin libur nelfon sheril, Reiza yang di gang Prima kan?”
“ia benar banget, mau salam-salam donk”
“okeh salamnya buat siapa Reiza?”
“buat kakak iparku yang mau melahirkan semoga lancar, buat mama, papa yang akan menuju luar kota hati-hati dijalan ya, buat Sherilnya juga salam manis dari Reiza heheheheh”
“oh salam balik Reiza”
“terus spesialnya buat alumni SMAN Sabrang Lor angkatan 2000, pada kemana nih, reunian yukkk,”
“oh, Reiza kamu alumni SMAN Sabrang Lor juga, wah kita satu sekolah dong, sama sheril, tapi sheril lupa, sheril angkatan berapa heheheheheh, lanjut Reiza”
“ah masa sih, pernah punya teman sekelas nih, namanya sama juga Sheril, oh ia minta lagu yang kutetap menantinya Nikita Willy, buat yang selalu ku nanti heeeee”
“masa!, ya sudah kita lanjutin dibelakang layar ya hehehehehehehe”
“oh oke oke, udah dulu ya, mau nganterin ortu kedepan, selamat sore”
“selamat sore juga Reiza, wah ternyata Reiza satu sekolah bareng Sheril, oke deh terimakasih buat Reiza atas telfonnya, kita puterin ya lagunya Nikita Willy kutetap menanti”
Aku tidak terlalu konsen dengan siaran sore ini, gara-gara Reiza, aku yakin Reiza itu merupakan Reiza yang kukenal, karena setelah ku ingat-ingat aku satu nangkatan dengan dia
Sebenarnya aku ingin menghubunginya tapi aku ragu, takut salah, semoga ada orang yang akan mempertemukan kita kembali, amien..
“Sheril, ada telfon sayang” panggil mamaku
“ia, ma tunggu sebentar” balasku
“hallo assalamualaikum”
“waalaikum salam” balas yang disana
“ini siapa ya?”
“ini mba Dian”
“oh ukhti Dian, apa kabar? Tumben telfon Sheril”
“baik Sher, ia nih mau ngajakin nengok bayinya akhina Rifdal, mau ikut ga?”
“ikut ikut subhannallah akhi Rifdal udah punya momongan, kapan ukh kesananya?”
“besok ya, jam 8 pagi, kamu ga ada kerjaankan?”
“oh bisa ukh, besok sheril ga ada jadwal di sekolah, siaran juga sore, ukhti Dian mau dijemput Sheril jam berapa?”
“aku bareng suamiku Sher, kan temen sekantornya akhi Rifdal, nanti aku jalannya lewat depan rumahmu, km stand bye aza di depan rumah oke”
“okelah kalau begitu”
“ya udah, jangan lupa besok, assalamualaikum”
“waallaikum salam”
Waduh akhi Rifdal punya anak, aku kapan yaaaaaa,,
Hmm, kayaknya aku lagi kena syndrome punya anak nih hihihihihihihhihihihihi
“kamu kenapa Sher?”
“ga apa-apa kok mah, Cuma lagi ngebayangin punya anak aza hehehehehehehhe”
“hmm, makanya cepet nikah”
“ntar dulu mah, kali aza ada pangeran lewat hehehehehehehe”
“pangeran majapahit di tungguin, udah bukan masanya”
“mama, lucu deh”
“haaaaaaaaa”
“hahahahahahaha mama ada ada aja”
Huahhhh semoga yang telfon itu benar-benar Reiza teman SMA ku dan aku berharap dia belum punya istri.
“Aduh mana nih si ukhti”kataku dalam hati
“Sheril, sini ayo naik”
“hey ukhti, sippppppp, berangkat”
“kamu bawa apa Sher?”
“aku bawa peralatan bayi akh, akhi ma ukhti sih bawa apa?”tanyaku
“ada deh hehehehehe”jawab akhi dan ukhti
“huuu, jangan bareng donk, saya mengiri karena belum punya suami”
“jiah, udah kebelet dia”
“ah akhi, nakal nihhhhh ukhti”
“hmmm, kalian berdua ini kalau ketemu selalu berantem”kata ukhti Dian
“ihiw ada yang jealeous nih”goda akhi Ardi
“ga tau, ga jealous kok”
“hahahahahahahahahaha”
Akhi ardi memang pandai bergurau, ada saja gurauannya untuk menggodaku.
“assalamualaikum” sapa kami setibanya di kamar istri akhi Rifdal
“waalaikum salam” balas yang didalam kamar
“haiiiii”
“haii, eh ukhti Dian dan kawan-kawan” sapa akhi Rifdal
“mana dede bayinya”kataku
“ada tuh sama ibunya”
“waw, aku mau gendong “
“nih, betewe kamu kapan gendong dede bayi sendiri?”tanya istri akhi Rifdal
“ga tau nih mba buat bapaknya juga belum dapet hehehehehehehe”
“wah adikku jomblo tuh, mau ga?”tawar akhi Rifdal
“ganteng ga?”tanyaku
“ya ganteng lah bentar lagi dateng kok”
“haiii om tibaa”sapa adik nya akhi Rifdal
Masya Allah dia kan si Reiza, oh iya Reiza kan adiknya mas Rifdal hmmm
“wih rame nih, kayaknya aku kenal sama cewek itu siapa ya?”
“masih jomblo loh Za” sambung akhi Ardi, aku tersenyum malu hehehehehehehe
“oh masa, boleh tuh ikut syaimbara” kata Reiza
“syaimbara apa?” tanya akhi Rifdal
“syaimbara, buat jadi istriku, barangkali anda berminat untuk daftar nyonya Sheril” tawarnya
“hah” aku tersipu
“hahahahahahahahaha Sheril merah tuhhhhhhhh” kata akhi Ardi
Ukhti Dian sama istri akhi Rifdal Cuma tersenyum, dan memang pipiku merona merah
“sudah sudah kasihan, dia kan pemalu” tambah akhi Ardi
“ihhhh, apa’an sih kok pada godain Sheril, Sherilkan malu
“malu hahahahahahahahahahahahahahaha” kata mereka sambil tertawa
Ih, asem nih, kkirain dia udah lupa sama kata-kataku pas SMA dulu, hmmm memang sih aku yang berharap agar dia selalu teringat sama kata-kata ku itu dan ALLAH mengabulkannnya.
“kayaknya aku pulang duluan deh, soalnya ada kasus dikelasku, jadi harus ke sekolah sekarang” kataku
“loh, kok buru-buru amat sih” kata istri akhi Rifdal
“ia mba, soalnya ada kasus di kelasku, akukan dapat kelas buangan, jadi kasus terus yang ada” keluhku
“sudah ga usah ngeluh, kamu di anterin akhi Ardi aza gih” kata ukhti Dian
“ga usah ukhti, aku nebeng temen ku tuh didepan hehehehehehehe” sanggahku
“ya udah hati-hati yaa” kata mereka
“ia makasih ya, assalamualaikum”pamitku
“waalaikum salam” balas mereka
Hmm, sebenarnya berat banget ninggalin mereka, tapi gimana lagi pekerjaan harus memisahkanku, tapi ga papa semangat.
“mau kemana Sher?” hmm kenapa aku ketemu Reiza sih
“mau, ke sekolah Reiz”jawabku
“aku juga mau ke kantor nih, bareng aza”tawarnya
“hmm, mang kamu pake apa?” tanyaku
“heuh, ni anak pake mobil Sheril”jawabnya
“boleh deh”balasku
“dasar kalau aku pake becak pasti, kamu ga mau”
“tau, azah wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk”
“ya udah yu”
“ayuuuuuuuu”
Deg degan nih semobil bareng Reiza, seumur-umur belum pernah nebeng dia hehehehehehehehe
“kenapa kamu?”tanya Reiza
“hmm, ga ga apa-apa kok” jawabku
“tegang banget kayaknya semobil bareng aku”
“kamu nakutin sih”
“apa’a yang nakutin, ganteng gini”
“wajahnya terlalu gannteng jadi nakutin”
“ah, kamu bisa aza hehehehe, jadi daftar ga?”
“hah daftar apaan?”
“daftar jadi istriku lahh”
“hehehehehehehe”
“hehehehehehe lagi”
“ia deh boleh”
“ia deh apa?”
“ih kamu nakal”
“kok, nakal, ia deh apa?”
“ia deh, aku daftar jadi istrimu”
“hahahahahahaha, beneran nih”
“benerrrrrrrrr”
“mau dilamar kapan?”
“secepatnya
“hahahahahahahahahahaha”
Hmmmm, bahagia sekali aku hari ini, bertemu dengan seseorang yang benar-benar aku cintai Subhanallah, lagi-lagi kau memberikan sesuatu yang tak pernah ku duga, kau selalu mengabulkan doa-doa ku terimakasih ya Robby, atas segala nikmat yang kau beri kepadaku.
Kulangkahkan kakiku dengan perasaan bahagia, dan hari ini aku begitu ramah pada semua orang, mungkin mereka semua heran melihatku yang biasanya aku agak jutek sekarang menjadi ramah, yang jelas aku sangat bahagia.
Dia membuka pendaftaran mencari istri hanya untuk aku seorang, dan tentu saja Aku Daftar Jadi Istrimu………….
Reiza I luph yuuuuuuu
mimpi yang menjadi harapan
Bayangan itu kini muncul lagi, bayangan sesosok pria yang kutemui dimimpi setiap malamku. Hatiku selalu bertanya siapakah kamu?, kenapa kau selalu hadir dalam mimpiku?, sebenarnya akan ada hubungan apa di antara kita berdua?
Malam ini aku terbangun disepertiga malam, karna kamu membangunkanku, tantu saja lewat mimpiku. Segera ku langkahkan kakiku untuk mengambil air wudhu, kupanjatkan do’a-do’a dalam tahajudku termasuk mengadukan kamu pada TUHANKU.
Hadirnya seseorang dalam mimpi mungkin sudah biasa tapi mimpi-mimpiku sangat tidak biasa, mana mungkin setiap malamnya aku bermimpi dengan orang yang sama, bisa-bisa ini membuatku gila.
“mungkin itu hanya perasaanmu saja” celoteh sahabatku Lili, “aku yakin ini bukan sekedar perasaan dan mimpi Li” balasku dengan penuh keraguan, “kamu kalau berdo’a suka minta apa sama Allah?” aku tercengang mendengar pertanyaan Lili “kenapa kamu bertanya begitu?” balas ku “aku hanya ingin tahu saja”mudah sekali dia menjawab “mendo’akan kedua orang tuaku, keluargaku, kuliahku, masa depanku dan jodohku” jawabku dengan sangat mantap, “jodoh?” dia langsung bangkit “ia, kenapa?” aku semakin tak mengarti dengan pikirannya, “kamu minta apa tentang jodoh?” pertanyaan yang tidak penting, tapi aku penasaran apa yang akan menjdi akhir dari pembicaraan ku dengan dia kali ini, “aku meminta pada Allah agar jodohku didekatkan, agar aku dipertemukan dengan dia lewat mimpi” aku kaget dengan jawabanku barusan dipertemukan lewat mimpi, “dipertemukan lewat mimpi” sepertinya yang ada dipikiran Lili sama seperti yang ada dipikiranku “yahh aku berdoa seperti itu” jawabku sekenanya “mungkin saja Allah mengabulkan do’amu yaitu mempertemukanmu dengan jodohmu lewat mimpi” Lili berkata sesuai dengan apa yang ada dipikiranku, “aku tak yakin dia jodohku” aku mulai melemas, “kenapa?” Lili bertanya dengan wajah penasarannya “sosok dia yang tergambar dalam mimpiku terlalu sempurna, menurutku” kataku, “mungkin itu hayalanmu saja”Lili mendekat padaku “mungkin” aku kembali melemas, “kamu tidak perlu memikirkan bunga tidurmu, mungkin itu hanya bunga tidur biasa” Lili mencoba menghiburku “aku tidak tahu, mengapa semua ini terjadi padaku” “sudahlah, lebih baik kamu memohon pada Allah agar dia mempertemukannya denganmu, kalau dia memang benar-benar ada” pasrah apakah aku harus pasrah, aku tak tahu aku harus berbuat apa, yang jelas kini ku hanya diam…
Hari ini kampus cukup ramai, karena ada pengajian akbar yang rutin digelar satiap tahunnya di kampusku. Kampusku memang berlatar belakang agama islam. Kini giliran angkatanku yang menjadi panitia, aku dan Lili termasuk dari deretan aktivis rohis yang terpilih. Banyak mahasiswa-mahasiswa kampus lain yang hadir dalam acara kami ini. Pusing sekali kepalaku karena saking banyaknya orang yang berlalu lalang. Aku dan Lili yang ditugaskan sebagai penerima tamu sampai kewalahan dibuatnya, aku kira tidak akan seramai ini. Tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, sungguh diluar dugaan.
Seperti biasa untuk memasuki masjid para tamu dipersilahkan untuk mengisi absen terlebih dahulu, ini memang sudah rutin dilakukan. Dari banyaknya tamu yang datang ada satu yang menjadi perhatianku, sesosok lelaki yang bernama Ziandra, begitu dia menulis namanya. Lili yang ada disampingku terheran-heran karena aku begitu memperhatikan lelaki itu. “jagalah tatapanmu, matamu bisa meruntuhkan imanmu” Lili berkata padaku, “entah kenapa aku merasa tidak asing dengan wajah dia” aku mulai berbicara, “ah itu sudah biasa” balas Lili, “tatapannya begitu teduh, seteduh tatapan dia” aku menerawang ke atas sana “hey kamu mulai ngelantur, siapakah yang kamu maksud dia itu?” tanya Lili penasaran “lelaki yang hadir di mimpi-mimpi malamku” jawabku, Lili hanya bengong, astagfirullah al adzim kenapa denganku, tapi dia memang seperti dalam mimpiku, sungguh mirip, pantas saja aku merasa tidak asing dengan wajahnya yang begitu familiar di mataku, bila memandangnya terasa tentram hatiku. Lili tidak bertanya lagi padaku, entah kenapa, biasanya dia selalu penasaran dengan raut wajahku yang menurutnya bisa menimbulkan beberapa pertanyaan, Lili memang ada-ada saja.
Sejak kejadian itu bayangan Ziandra tak pernah lepas dari ingatanku, mungkin aku jatuh cinta, Ya Tuhan bila benar-benar aku jatuh cinta padanya, berilah petunjuknya agar dia juga merasakan hal yang sama, aku juga manusia biasa yang tak dapat mengelak dari yang namanya cinta, aku juga wanita yang normal adanya, mencintai lawan jenisnya, aku hanya bisa berdo’a padaMU yang maha kuasa, bila kau berkenan dengan yang kurasa, permudahlah agar aku menjadi halal baginya.
kututup malamku dengan sejuta harapan, semoga mimpi-mimpi itu merupakan petunjuk dari Tuhan.
Malam ini aku terbangun disepertiga malam, karna kamu membangunkanku, tantu saja lewat mimpiku. Segera ku langkahkan kakiku untuk mengambil air wudhu, kupanjatkan do’a-do’a dalam tahajudku termasuk mengadukan kamu pada TUHANKU.
Hadirnya seseorang dalam mimpi mungkin sudah biasa tapi mimpi-mimpiku sangat tidak biasa, mana mungkin setiap malamnya aku bermimpi dengan orang yang sama, bisa-bisa ini membuatku gila.
“mungkin itu hanya perasaanmu saja” celoteh sahabatku Lili, “aku yakin ini bukan sekedar perasaan dan mimpi Li” balasku dengan penuh keraguan, “kamu kalau berdo’a suka minta apa sama Allah?” aku tercengang mendengar pertanyaan Lili “kenapa kamu bertanya begitu?” balas ku “aku hanya ingin tahu saja”mudah sekali dia menjawab “mendo’akan kedua orang tuaku, keluargaku, kuliahku, masa depanku dan jodohku” jawabku dengan sangat mantap, “jodoh?” dia langsung bangkit “ia, kenapa?” aku semakin tak mengarti dengan pikirannya, “kamu minta apa tentang jodoh?” pertanyaan yang tidak penting, tapi aku penasaran apa yang akan menjdi akhir dari pembicaraan ku dengan dia kali ini, “aku meminta pada Allah agar jodohku didekatkan, agar aku dipertemukan dengan dia lewat mimpi” aku kaget dengan jawabanku barusan dipertemukan lewat mimpi, “dipertemukan lewat mimpi” sepertinya yang ada dipikiran Lili sama seperti yang ada dipikiranku “yahh aku berdoa seperti itu” jawabku sekenanya “mungkin saja Allah mengabulkan do’amu yaitu mempertemukanmu dengan jodohmu lewat mimpi” Lili berkata sesuai dengan apa yang ada dipikiranku, “aku tak yakin dia jodohku” aku mulai melemas, “kenapa?” Lili bertanya dengan wajah penasarannya “sosok dia yang tergambar dalam mimpiku terlalu sempurna, menurutku” kataku, “mungkin itu hayalanmu saja”Lili mendekat padaku “mungkin” aku kembali melemas, “kamu tidak perlu memikirkan bunga tidurmu, mungkin itu hanya bunga tidur biasa” Lili mencoba menghiburku “aku tidak tahu, mengapa semua ini terjadi padaku” “sudahlah, lebih baik kamu memohon pada Allah agar dia mempertemukannya denganmu, kalau dia memang benar-benar ada” pasrah apakah aku harus pasrah, aku tak tahu aku harus berbuat apa, yang jelas kini ku hanya diam…
Hari ini kampus cukup ramai, karena ada pengajian akbar yang rutin digelar satiap tahunnya di kampusku. Kampusku memang berlatar belakang agama islam. Kini giliran angkatanku yang menjadi panitia, aku dan Lili termasuk dari deretan aktivis rohis yang terpilih. Banyak mahasiswa-mahasiswa kampus lain yang hadir dalam acara kami ini. Pusing sekali kepalaku karena saking banyaknya orang yang berlalu lalang. Aku dan Lili yang ditugaskan sebagai penerima tamu sampai kewalahan dibuatnya, aku kira tidak akan seramai ini. Tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, sungguh diluar dugaan.
Seperti biasa untuk memasuki masjid para tamu dipersilahkan untuk mengisi absen terlebih dahulu, ini memang sudah rutin dilakukan. Dari banyaknya tamu yang datang ada satu yang menjadi perhatianku, sesosok lelaki yang bernama Ziandra, begitu dia menulis namanya. Lili yang ada disampingku terheran-heran karena aku begitu memperhatikan lelaki itu. “jagalah tatapanmu, matamu bisa meruntuhkan imanmu” Lili berkata padaku, “entah kenapa aku merasa tidak asing dengan wajah dia” aku mulai berbicara, “ah itu sudah biasa” balas Lili, “tatapannya begitu teduh, seteduh tatapan dia” aku menerawang ke atas sana “hey kamu mulai ngelantur, siapakah yang kamu maksud dia itu?” tanya Lili penasaran “lelaki yang hadir di mimpi-mimpi malamku” jawabku, Lili hanya bengong, astagfirullah al adzim kenapa denganku, tapi dia memang seperti dalam mimpiku, sungguh mirip, pantas saja aku merasa tidak asing dengan wajahnya yang begitu familiar di mataku, bila memandangnya terasa tentram hatiku. Lili tidak bertanya lagi padaku, entah kenapa, biasanya dia selalu penasaran dengan raut wajahku yang menurutnya bisa menimbulkan beberapa pertanyaan, Lili memang ada-ada saja.
Sejak kejadian itu bayangan Ziandra tak pernah lepas dari ingatanku, mungkin aku jatuh cinta, Ya Tuhan bila benar-benar aku jatuh cinta padanya, berilah petunjuknya agar dia juga merasakan hal yang sama, aku juga manusia biasa yang tak dapat mengelak dari yang namanya cinta, aku juga wanita yang normal adanya, mencintai lawan jenisnya, aku hanya bisa berdo’a padaMU yang maha kuasa, bila kau berkenan dengan yang kurasa, permudahlah agar aku menjadi halal baginya.
kututup malamku dengan sejuta harapan, semoga mimpi-mimpi itu merupakan petunjuk dari Tuhan.
i love you Dikoo
Sungguh pagi ini aku benar-benar bahagia, tau ga kenapa??? Ck ck ck ck, gila tadi malam sang pacar khayalan datang kerumah, oia kenalan dulu dunk namaku Marsya lengkapnya itu Eddwia Marsyahana Adzzura, Ed itu dari nama kakekku Edi kalau dwia itu anak ke dua, Marsya itu gabungan dari nama depan papa dan mama yaitu Marizky dan Syanita, Hana itu artinya bunga dari bahasa jepang, dan kalau Adzzura itu bahasa koreanya bintang yang bercahaya, panggil aza aku Chaca.
Cowok yang bikin hari ini aku bahagia itu namanya Diko, cowok yang kerennya minta ampun (itu menurutku tapi ga tau menurut orang lain mah). Dia tuh kakak kelas aku, dia itu seorang kapten basket, siapa coba yang ga tertarik (kayak magnet aza tarik menarik J) udah keren kapten basket lagi.
***
Aku terpana
Saat kau depan pintu rumahku
Tak kusangka tak kuduga
Dan akupun sungguh tak percaya
Kau tunjukan senjata andalanmu
Senyuman mautmu yang sangat manis
Hingga hatiku meleleh tak berdaya
Ku persilahkan kau duduk di kursi ruang tamuku
Bagaikan mimpi kau datang kesini
Aku kembali tak percaya
Tiba-tiba kau nyatakan cinta
Kau pasti sudah tau jawabnya
Dari dulu aku memang tergila-gila
kerenkan puisiku (maklum tidak berbakat hehehehehehe) so romantis gimana githu gini deh bahasanya yang ladi jatuh cinta yang tidak berbakat pun jadi pandai merangkai kata hehehehehehe………
aku hari ini mau pergi kencan pertama, cie, cie cie……… kencan ya, hmmm hatiku sangat bahagia, aku mau ketaman bunga hari ini bareng ayang Dikoku yang serba TER, TER, TERcakep, TERkeren, TERpinter dan TER-TER lainnya hehehehehe
***
Eh ga pada tau kan tadi waktu jemput Diko bilang apa, uh dia tuh ngeluarin jurus rayuan gombal adalannya yang bikin hatiku terbang ke langit ke tujuh
“Chaca cintaku, sayangku, sweetyku, honeyku, permaisuri hatiku, mari kita berangkat keistana cinta kita yang penuh dengan bunga”
“ihhh, kamu gombal deh” balasku dengan nada manja
***
“cinta mau makan apa?” tanyanya
“bakso dund my favorit food” jawabku
“ya udah tuh ada abang bakso, sama gerobak yang berisi bakso dan kawan-kawan hehehehehehehe” ceplos Diko
“ya iyalah mana kita tahu kalau dia tuh abang bakso, kalau ga dorong gerobak yag berisikan bakso dan kawan-kawan, hmmm”
“heeeeheeee”
Aduh ampun deh, Diko tuh ada-ada aja, dasar Dikodok
***
Udah sebulan nih aku jadian sama Diko, temen-temenku pada sebel hihihihihi, lucu deh kalau mereka lagi liatin aku berduaan ma Diko, serasa artis aja.
“cinta ngelamun aja, ngelamunin apa sih, ngelamunin ayang ya” Diko yang tiba-tiba mengagetkanku
“ini, cinta lagi mikirin rumus matematika ssah banget deh” balasku
“ayang bantu ya cinta, meski anak bahasa, ayang ga kalah jagonya sama anak ipa soal rumus matematika mah”
“ga percaya deh bener”
“mau bukti?”
Aku hanya menganggukan kepala, emang bener sih Diko tuh pinter ngitung dia salah jurusan kali yeee
“nih yang ini dikali ke sini, habis itu dibagi sama hasil yang ini”
“ah ah oh oh, liatin biar masuk IAB”
“IAB?, apa’an tuh?”
“aduh-aduh kok cintaku katro yawh, IAB itu Ilmu Aneka Bahasa, cintaku yang imut, ireng cerumut”
“eh sialan dikodok nyebelin banget”
Diko hanya tersenyum
“kok senyum!” kataku dijudes judesin
“emank kenapa? Senyumku maniskan cinta”
“ceile segitu manis, manisan juga senyum kelinci tau”
“kok suka ya, padahal senyumku kan mirip kelinci”
“ih ga lucu tau apa’an sih”
“aduh-aduh kok cewekku yang satu ini kaya titik-titik ya”
“ih Dikodok emang senyum cinta kaya apa’an”
“aduh-aduh pacarku mulai ngambek ya, dan kelihatan deh mirip marmutnya, marsya cerumut hehehehehehehe”
“ih nyebelin Dikodok jelex”
“meski jelek kodok ada yang suka lhooo”
“siapa?”
“marmut hehehehehehe”
“ih diko aaaahhhh”
“euh dasr marmut manja, rewel, bawel, cerewet, tak lupa cerumut juga hehehehehe”
“ih rese” kataku sambil ninggalin Diko karena bell masuk sudah mulai berbunyi.
Dijalan menuju kekelas aku senyum-senyum sendiri gitu dweh, dia tuh lucu ya aku makin cinta aza sama cowokku Diko, Dikoku yang ganteng, Dikoku yang amnis, Dikoku yang pinter, Dikoku sikapten basket, rajin solat, suka ngerjain pe-er, keren, beken, dan tidak lupa suka nraktir baksoooo.
I love You Diko………………………
school gate
Hii guys, hari ini pertama kali gue masuk SMA, wah ga nyangka banget gue masuk SMA impian gue, yups, SMA 2 lollypop, gue penasaran kok hati gue deg-degan ya biasanya bakal ada suatu kejadian, tapi kejadian apa ya entahlah………
“maa, Za berangkat dulu yaa” pamit gue ke nyokap
“ya hati-hati” balas mama
30 menit nyampe di sekolah dengan angkot Blue langgananku
“aww, pintu gerbang” jeritku ketika seorang penjaga akn menutupnya
“ya, gila aza gue masa pertama masuk langsung telat” gerutuku dalam hati
Tiba-tiba” awwwwwwww, gubrak” teriaku
“oh, sorry-sorry ya kak” kataku pada seorang cowok yang gue tabrak, apa dia yang nabrak gue, ah gue ga tau
“ah, ntar aza deh sorry-sorryannya, sekarang kita masuk, lariiiiii” kata cowok itu, dengan refleksnya gue langsung lari mengikuti dia
“huh, selamat deh kita”kataku
“ia, huh, kalau sampai kita telat bisa berabe jadinya, oh ya lo anak baru ya?”
“ia, kok tahu?”
“ya ialah, lo kan pake seragam SMP, rambutnya diiket tiga lagi, hahahah cupu” katanya
Kesel juga gue disebut cupu, tapi tak apalah
“iya kak, hehehe, ma’af soal tabrakan tadi ya kak” kataku minta ma’af
“tenang aza lagi, kitakan sama-sama takut telat, so, ga usah ada yang diributin. Btw kamu masuk kelompok apa?” tanyanya
“aku kelompok C, ruangannya dideket BK”jawabku
“ya udah cepet sana ntar dimarahin seniornya lagi” katanya
“ya udah ka, aku duluan ya……” pamitku
“yupz, hati-hati adek manis” balasnya
Aduuuuuuuuuh, bego banget sih gue kenapa tadi ga nanya namanya, huhuhu, nyesel deh, tapi gue ga nyangka banget pagi-pagi udah tabrakan ma cowok cakep hehehe
“assalamualaikum” sapaku ketika sampai diruangan kelas
“wa’alaikum salam” jawab temen-temen yang udah ada di ruangan kelas
“hey disini kosong” kata anak cewek sambil ngelambai’in tangannya
“oh, ya, makasih” balasku sambil menuju tempat itu
“hey, nama kamu siapa?” tanyanya
“aku Zahra, biasa dipanggil Za, kamu siapa?”tanyaku balik
“aku Silva” jawabnya
Ketika kami asyik ngobrol, tiba-tiba datang beberapa orang kakak kelas, sehingga suasana kelaspun jadi tenang
“pagi ade-ade” sapa salah seorang kakak kelas cewek
“pagi kak” jawab kami serentak
“pagi semua” sapa kakak kelas cowok
“pagi kak” jawab kami lagi
“ya ampun Za, cowok itu cakep banget” kata Silva yang mengagetkanku
“mana-mana Sil” kataku
“hah” kata ku lagi karena kagetnya
“kamu kenapa Za?”tnya Silva
“Sil tau ga, cowok itu tuh yang tadi tabrakan ma gue di gerbang “ kataku
“hah, masa, gimana asal muasalnya bisa tabrak di gerbang gitu?” jawab Silva
“ntar deh di ceritainnya” balasku
kami semua mulai memperhatikan para senior itu
“ade-ade perkenalkan, nama kakak Esty dari kelas XII IPS 4 sebagai sekertaris OSIS di sekolah ini, dan sebelah kakak ini namanya kak Risty dari XI IPA 3 dia merupakan calon sekertaris OSIS pengganti kakak, dan yang cowok-cowoknya bisa diperkenalkan, silahkan” kata kak Esty
“nama kakak Dio dari Bahasa 2 sebagai ketua Mading di sekolah ini, dan disebelah kakak ada kak Firland, dia dari kelas XI IPS 1, sebagai calon ketua OSIS di sekolah kita ini, terimakasih” kata kak Dio
Oh namanya kak Firland bagus juga sesuai dengan orangnya yang tampan, hehehehe
“oke ade-ade, sekarang kakak minta kalian memperkenalkan diri cukup nama dan asal sekolah” kata Firland
“dan dimulai dari belakang pojok kiri” sambung kak Risty
“Za, lo tuh” kata Silva
“ perkenalkan nama saya Felia Zahra Adzura asal sekolah dari SMP 6 Nusantara” kataku
“kak kok dari belakang sih” kata seorang anak yang duduknya paling depan
“biar ga bosen, ya udah sekarang kamu” kata kak Risty
Kemudian perkenalan pun berlanjut sampai selesai…
Wah gue ga kebayang deh masuk SMA hari pertama terus tabrakan ma cowok cakep, dan ternyata cowok cakep itu calon ketua OSIS, OMG ga kebayang deh bakalan kaya gini, ini kali yawh, makna dari deg degan itu. hehehehe
“maa, Za berangkat dulu yaa” pamit gue ke nyokap
“ya hati-hati” balas mama
30 menit nyampe di sekolah dengan angkot Blue langgananku
“aww, pintu gerbang” jeritku ketika seorang penjaga akn menutupnya
“ya, gila aza gue masa pertama masuk langsung telat” gerutuku dalam hati
Tiba-tiba” awwwwwwww, gubrak” teriaku
“oh, sorry-sorry ya kak” kataku pada seorang cowok yang gue tabrak, apa dia yang nabrak gue, ah gue ga tau
“ah, ntar aza deh sorry-sorryannya, sekarang kita masuk, lariiiiii” kata cowok itu, dengan refleksnya gue langsung lari mengikuti dia
“huh, selamat deh kita”kataku
“ia, huh, kalau sampai kita telat bisa berabe jadinya, oh ya lo anak baru ya?”
“ia, kok tahu?”
“ya ialah, lo kan pake seragam SMP, rambutnya diiket tiga lagi, hahahah cupu” katanya
Kesel juga gue disebut cupu, tapi tak apalah
“iya kak, hehehe, ma’af soal tabrakan tadi ya kak” kataku minta ma’af
“tenang aza lagi, kitakan sama-sama takut telat, so, ga usah ada yang diributin. Btw kamu masuk kelompok apa?” tanyanya
“aku kelompok C, ruangannya dideket BK”jawabku
“ya udah cepet sana ntar dimarahin seniornya lagi” katanya
“ya udah ka, aku duluan ya……” pamitku
“yupz, hati-hati adek manis” balasnya
Aduuuuuuuuuh, bego banget sih gue kenapa tadi ga nanya namanya, huhuhu, nyesel deh, tapi gue ga nyangka banget pagi-pagi udah tabrakan ma cowok cakep hehehe
“assalamualaikum” sapaku ketika sampai diruangan kelas
“wa’alaikum salam” jawab temen-temen yang udah ada di ruangan kelas
“hey disini kosong” kata anak cewek sambil ngelambai’in tangannya
“oh, ya, makasih” balasku sambil menuju tempat itu
“hey, nama kamu siapa?” tanyanya
“aku Zahra, biasa dipanggil Za, kamu siapa?”tanyaku balik
“aku Silva” jawabnya
Ketika kami asyik ngobrol, tiba-tiba datang beberapa orang kakak kelas, sehingga suasana kelaspun jadi tenang
“pagi ade-ade” sapa salah seorang kakak kelas cewek
“pagi kak” jawab kami serentak
“pagi semua” sapa kakak kelas cowok
“pagi kak” jawab kami lagi
“ya ampun Za, cowok itu cakep banget” kata Silva yang mengagetkanku
“mana-mana Sil” kataku
“hah” kata ku lagi karena kagetnya
“kamu kenapa Za?”tnya Silva
“Sil tau ga, cowok itu tuh yang tadi tabrakan ma gue di gerbang “ kataku
“hah, masa, gimana asal muasalnya bisa tabrak di gerbang gitu?” jawab Silva
“ntar deh di ceritainnya” balasku
kami semua mulai memperhatikan para senior itu
“ade-ade perkenalkan, nama kakak Esty dari kelas XII IPS 4 sebagai sekertaris OSIS di sekolah ini, dan sebelah kakak ini namanya kak Risty dari XI IPA 3 dia merupakan calon sekertaris OSIS pengganti kakak, dan yang cowok-cowoknya bisa diperkenalkan, silahkan” kata kak Esty
“nama kakak Dio dari Bahasa 2 sebagai ketua Mading di sekolah ini, dan disebelah kakak ada kak Firland, dia dari kelas XI IPS 1, sebagai calon ketua OSIS di sekolah kita ini, terimakasih” kata kak Dio
Oh namanya kak Firland bagus juga sesuai dengan orangnya yang tampan, hehehehe
“oke ade-ade, sekarang kakak minta kalian memperkenalkan diri cukup nama dan asal sekolah” kata Firland
“dan dimulai dari belakang pojok kiri” sambung kak Risty
“Za, lo tuh” kata Silva
“ perkenalkan nama saya Felia Zahra Adzura asal sekolah dari SMP 6 Nusantara” kataku
“kak kok dari belakang sih” kata seorang anak yang duduknya paling depan
“biar ga bosen, ya udah sekarang kamu” kata kak Risty
Kemudian perkenalan pun berlanjut sampai selesai…
Wah gue ga kebayang deh masuk SMA hari pertama terus tabrakan ma cowok cakep, dan ternyata cowok cakep itu calon ketua OSIS, OMG ga kebayang deh bakalan kaya gini, ini kali yawh, makna dari deg degan itu. hehehehe
bangunkan aku
Kamar kosan yang hanya berukuran 2X2 meter pun seolah menjadi tempat terindah saat itu, banyak sudah kisah yang terjadi, termasuk, saat ku mulai mengotak ngatik kata pada diary ku tentang dia.
Kamu
Tak pernah terbayang sebelumnya
Aku jatuh cinta
Tak jua aku ingin
Memikirkanmu dalam diam
Kamu datang disaat aku sendiri
Kamu menyihir ku dengan tatapan matamu
Yang begitu menawan
Sungguh,,,
Bukan maksud hati ku mencuri pandang
Padamu
Tapi aku tak kuat hati bila
Tak melihatmu
Kamu terlalu indah untuk tidak kulihat
Kamu mempesona
Agustus, 2008
Aku mencintainya, sungguh dia begitu indah, begitu bersinar ketika air wudhu menyentuh kulit pipinya, begitu menawan tatapan matanya, tak terbiasa dengan rasa ini, gundah gulana jadinya, bila ku ingkari rasa ini seolah terlalu indah untuk ku ingkari.
Seorang yang biasa sepertiku, yang selalu diremehkan orang lain, bukan otakku dan kemampuanku, tapi penampilanku, apalagi jika mereka tahu aku mencintainya, pasti mereka semua mencibirku, hanya diary kusam tempat ku curahkan rasa ini, hanya diary kusam ini saksi bisu hidupku, diary kusam yang kudapat saat study tour SMP.
Dengan fisik yang tidak menarik, berusaha untuk menarik perhatiannya, hmm, seolah mimpi terbang kelangit saja, itu tidak mungkin terjadi. Dia terlalu indah untuk kudapat, tapi hati ini berkata lain, berharap dan hanya berharap yang ada di hati ini, meminta keajaiban dari Tuhan,,, semoga dia membalas cintaku…..
SMA, bangku kelas, teman-teman dan tentu saja dia seolah menjadi kenangan tersendiri untukku.
Burung-burung camar yang selalu lewat dibelakang kelasku seolah menambah kisah cinta terpendam ini menjadi lebih romantis, aku hanya minta pada Tuhan apabila dia menjadi jodohku dekatkanlah, apabila dia bukan jodohku maka jodohkanlah,,, doa yang begitu memaksa tapi bagaimana lagi aku tak tahu harus bagaimana untuk dapatkan cintanya yang ku bisa hanya Diam dan diam.
Dalam Diam
Dalam Diam
Kucoba tuk merangkai kata
Mencoba tuk bermain api
Bermain cinta
Dalam Diam
Ku coba ungkapkan rasa
Lewat tatapan mata yang tak biasa
Dalam Diam
Ku coba bertahan bersama asa
Agustus 2008
Sering ku berkhayal bermain dengan imajinasiku, pulang sekolah bersama, dikantin berdua dengan penuh rasa cinta dan bahagia, hmm, anganku terlalu tinggi untuk dicapai, begitu tinggi, hingga tak bisa kuraih, sadarkan lah aku yang sedang terbuai oleh indahnya cinta, indah dalam khayal belaka.
Tidak terlalu berharap untuk dapatkannya, hanya berharap dia membalas rasa cinta yang ku rasa, tak pernah ingin memilikinya, hanya ingin dia mengetahui rasa cinta yang kurasa.
Bermimpi, bangunkan aku dari mimpi ini, bangunkan aku dari indahnya malam ini, pertemukan aku dengan mentari pagi, bangunkan aku,,,,,,,,,
Entah sampai kapan rasa cinta ini akan bertahan, menunggu jaman berubah, menunggu sampai usia menikah, entahlah aku hanya ingin keluar dari imajinasiku.
Dia mengajakku ke bukit bintang, dengan Tiger hitamnya, dia mencium keningku dan ungkapkan rasa cinta nya kepadaku, oh sungguh bahagia aku kala itu, respons positif yang ku dapat dari mereka.
Candle Light Dinner pun tak pernah terlewati, aku yang cantik, manis, anggun dan menawan begitu serasi dengan dirinya yang juga begitu sempurna,,,
“hai peri cantikku, aku mencintaimu” ungkapnya
“aku juga mencintaimu pangeran tampanku” balasku
Dalam alunan nada klasik kami melangkahkan kaki , bergoyang dengan mengikuti nada dan irama di malam penuh bintang, seolah bintang-bintang itupun tersenyum melihatku dengannya bahagia.
“hai peri cantik, kau begitu indah malam ini, aku takkan pernah melupakan malam ini, terlalu indah untuk ku lupa”
“akupun begitu pangeran tampanku, akan ku kenang malam ini dengan panuh kebahagiaan, aku mencintaimu”
“I love you too darling”
Dia mencium bibirku, first kiss yang sangat indah, begitu perfect malam ini, aku ingin malam ini bumi berhenti berputar, agar aku selalu bersamanya sampai akhir hayat kami berdua.
Alunan nada musik klasik pun seolah tak henti-hentinya mengiringi perjalanan romantis kami, perjalanan cinta yang akan membuat semua orang mengiri pada kami, karena kisah cinta kami yang terlalu indah.
Sekolahpun menjadi tempat terindah saat ini, dimana waktu kami dihabiskan selalu berdua, dimana ada dia disitu ada aku, sekolahku yang berada diperbukitan seolah menambah kesan romantis, memadu kasih di belakang sekolah menciptakan kenangan tersendiri, semilir angin pun meresapi akan kuatnya cinta kita berdua, rumput-rumput nan hijau, sawah-sawah yang tersusun terasering, bukit-bukit yang berwarna biru menambah kesan asri dalam perjalanan cinta ini.
Aku begitu bahagiaaaaaaaaaa.
Bangunkan akuuuuuuuuuuuuu………
Langganan:
Postingan (Atom)
Pernikahan
Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...
-
Rangkuman dari curhatan yang sedang jatuh cinta tentang pinguinnya hihi. So, silahkan baca. *** Cerita bersama kamu itu menyenan...
-
TUGAS TERSTRUKTUR SOSIOLOGI KOMUNIKASI Pornomedia Yang Tidak Bisa Lepas Dari Media Massa (New Media) Oleh Endah H...
-
CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA, NAMA TOKOH TERISNPIRASI DARI KISAH ASAL MULA DUA DESA YANG BERADA DI KECAMATAN SALEM KABUPATEN BREBES, YAKNI...