Kamis, 14 Juni 2012

DIAM


14 jUNI 2012

Kata bapak dosen kalau kita suka menulis apapun akan jadi tulisan. Meskipun hal-hal yang sangat sepele. Tema yang berbau cinta termasuk tema yang ga ada habisnya untuk di kupas. Terinspirasi dari tulisannya kompasianer di rubrik muda yang berjudul “mencintaimu dalam diam”, membuatku ingin menggoyangkan jari-jari di atas keyboard.

Cinta dengan diam, ini versiku

Hhaha, jatuh cinta emang berjuta rasanya. Seperti kata Project POP, Dipandang dibelai amboi rasanya. Eumm,, memang amboi banget. Jatuh cinta itu ibarat burung yang terlepas dalam sangkar, bebas bahagia. Jatuh cinta itu bagaikan bunga yang mekarr, selalu merona. Jatuh cinta itu seolah lebah-lebah yang menebarkan serbuk sari ke alam bebas sanaa. Kesimpulannya begitu indah.

Kamu,, hei kamu. Aku jatuh cinta sama kamu. Aku sedang merasakan mejadi lebah yang menebarkan serbuk sari, bagaikan bunga yang sedang merona mekar di pagi hari. Ini semua gara-gara kamu. Kamu yang tersenyum, meski dalam anganku. Kamu yang termenung meski hanya dalam bayanganku. Kamu yang tertawa meski hanya dalam khayalanku. Aishh kamuu.

Dengan diam aku memperhatikanmu. Dengan diam aku mengorek-ngorek yang ada padamu. Dengan diam kamupun bercerita padaku. Tak disangka mengalir begitu saja. hhaha, bahagia banget meski hanya mencintaimu lewat diamku. Seneng banget kalo kamu juga ketahuan diam-diam memperhatikanku. Sayang diammu diamku adalah ego kita. Image kita begitu terjaga dan tertutup rapat, sehingga hanya bisa jatuh cinta dalam diam.

Diam-diam, mencoba mengukur kadar cintamu. Heii, awalnya aku biasa saja. tak pernah niat membuatmu terperangkap cinta dengan diam versiku. Namun, aku merasakannya jika kamupun dengan diammu, juga mencintaiku. Heyy kita sama-sama cinta, haruskah diam saja.

Membiarkan orang2 menebak-nebak memang lucu rasanya. Ternyata mereka lebih peka ya, awalnya aku tak menyangka jika diammu (kadang di baca keceplosan) juga menyebut-nyebut namaku. Hahaha, aku ketawa aja, dan sekali lagi aku hanya diam. Aku diam di sini sembari menertawakanmu. Aku diam sendiri disini sembari memperhatikan gerak-gerikmu, tidak ingin sampai ketinggalan.

Heii, diam lagi. Aku tahu, diam itu emang emas. Menghindari fitnah dengan diam, juga, ibarat emas. Tapi ini sebenarnya bukan fitnah, arti diamku dan diammu dalam versi kita itu artinya fitrah. Ahh, cinta emang fitrah. Fitrah yang menyiksa, yang membuatku tertawa dalam duka. Yang membuatku menangis suka cita. Tapi kita tetap diam. Aku mencintaimu, dengan diam. Aku menikmatimu dengan diam. Diam. Diam, dan diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pernikahan

Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...