Selasa, 05 Maret 2013

Ini Tentang Aku, Rantau dan Pancasila: Pancasila Itu Sederhana

lomba blog pusaka indonesia 2013


Garuda pancasila akulah pendukungmu
Patriot proklamasi sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
ayo maju maju
ayo maju maju

Masih ingat, akan lagu ini?, ya, lagu ini sering kita nyanyikan sewaktu Sekolah Dasar dulu. Bangga sekali bisa menyanyikannya, tampil di depan kelas dengan gagah berani. Lagu Garuda Pancasila ini, syarat akan makna, membangkitkan semangat jiwa pendengarnya, dan merasa bangga akan Pancasila.

Di tengah arus global yang terus mendominasi, Pancasila sebagai identitas nasional seakan melemah. Seperti yang kita ketahui, saat ini banyak sekali masyarakat yang tidak hafal, lima butir Pancasila yang katanya sebagai identitas negara ini. Terenyuh memang, namun, apa mau dikata, mungkin ini memang sudah jalanNya.
Cukup sudah, saat ini sedang tidak ingin memikirkan itu semua, masih banyak cerita indah tentang aku dan Pancasila. Pancasila itu ada lima, kelima-limanya sangat berpengaruh dalam kehidupanku. Mulai dari sebelum jadi anak rantau, hingga saat ini, yang hobi sekali tinggal di tempat rantauan. Bukan, bukan berarti melupakan tempat asal, namun, di tempat rantauan inilah, aku menemukan sebuah makna Pancasila.

Sebagai negara yang multikultur, Indonesia memang sangat-sangat layak mempunyai dasar negara Pancasila. Dalam Pancasila merangkum semua apa yang dibutuhkan bangsa dan seisinya ini. Mulai dari tentang Tuhan sebagai pencipta alam semesta, tentang sebuah arti kemanusiaan, tentang sebuah persatuan, tentang sebuah kebijakan para pemimpin dan tentang sebuah keadilan dalam bermasyarakat.

Ini tentang aku dan Pancasila yang pertama. Pancasila itu sederhana. Ketika menemukan banyak pemahaman akan arti Tuhan di tempat orang ini, namun Pancasila merangkumnya menjadi satu, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Dia (Pancasila), tidak mengambil salah satu dari pehamanan tersebut. Menghormati antar umat beragama. Alasan yang indah, sederhana dan tidak memerlukan banyak perdebatan. Apa jadinya jika Indonesia tidak memiliki Pancasila? Mungkin tidak akan “sedamai” ini. Warga masyarakat akan terus memperebutkan posisi Tuhan tertinggi menurut pemahaman masing-masing. Mereka tidak akan mungkin mengalah satu sama lain, karena, ini berbicara mengenai ideologi yang dianut.

Ini tentang aku dan Pancasila yang kedua. Pancasila itu sederhana. Ketika, menemukan beragam sifat dan karakter manusia. Ketika saling menekan ego masing-masing demi menghormati manusia-manusia lainnya. Demi menghormati suku-suku unik lainnya. Bayangkan saja, jika Pancasila itu tidak ada?, Mungkin, saat ini tidak akan betah di tempat rantauan, karena masyarakat tempat rantauannya, memandang remeh pendatang baru, tidak dihargai pendapatnya, hingga memperlakukannya dengan semena-mena. Sekali lagi, Pancasila itu sederhana, saling menghormati antar sesama manusia, juga Pancasilakan?

Ini tentang aku dan Pancasila yang ketiga. Pancasila itu sederhana. Ketika menemukan beragamnya etnis, gaya, bahasa dan tutur kata, disatukan oleh sebuah kata, yakni Indonesia. Persatuan Indonesia, kata yang indah dan bijak sekali. Apa jadinya, jika Masyarakat Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, ribuan bahasa dan ratusan etnis ini, menganggap suku dan etnisnya adalah yang terhebat, atau dalam bahasa kerennya rasa Primordialismenya sangat kuat, pasti Indonesia tidak akan “sedamai” ini. Banyak pertempuran dimana-mana, siapa yang kuat dia yang menang. Banyak pertengkaran dimana-mana karena tidak memahami bahasa satu dengan lainnya. Namun, dengan adanya Pancasila, kita disatukan, satu negara, satu bangsa dan satu bahasa, tanpa menghilangkan multikulturnya.

Ini tentang aku dan Pancasila yang keempat. Pancasila itu Sederhana. Ketika menemukan sebuah masyarakat yang tertib dan patuh pada peraturan, yang cinta damai, yang menyelesaikan masalah dengan musyawarah, dan yang hormat pada pemimpinnya yang bijak. Meskipun akhir-akhir ini tidak begitu banyak ditemukan pemimpin yang bijak, setidaknya masih ada, semoga bertambah banyak. Apa jadinya jika Pancasila tidak ada?, mungkin yang ada, akan banyak darah yang tertumpah, hanya gara-gara masalah yang sepele, banyak pemimpin yang seenaknya sendiri (meskipun saat ini juga banyak, namun, masih ada perhatian sedikit ke masyarakat), banyak manusia yang tidak peduli lagi pada manusia lainnya. Untung saja, ada Pancasila, yang mengajarkan Indonesia khidmat, bijaksana, dan musyawarah yang diwakilkan. Tidak mungkinkan, jika semua warga Indonesia ikut rapat di Senayan?, kasihan nanti negara bangkrut. Jadi ingat pas sembilan tahun silam, ketika pertama kali hidup di tanah rantau, setiap mau mudik berjamaah pasti di musyawarahkan terlebih dahulu, meskipun hanya perwakilan setiap kosannya. Namun, terlaksana juga, hmm indah sekali. Ini berkat Pancasila.

Ini tentang aku dan Pancasila yang kelima, yang terakhir. Pancasila itu sederhana. Ketika menemukan sebuah keluarga kecil, yang memperlakukan anak-anaknya dengan cara yang sama. Dengan memberikan uang saku yang sesuai dengan kebutuhannya, dengan memberikan kasih sayang yang sama besarnya. Meskipun pembangunan di Indonesia belum merata, namun, dengan adanya Pancasila sebagai dasar negara, semoga saja, keadilan itu akan segera terlaksana. Sebenarnya bukan masalah adil atau tidak, namun, seberapa besar manusia itu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh TuhanNya.

Tidak, seharusnya tidak perlu panjang lebar untuk menuliskan tentang Pancasila ini. Cukup kita pahami, cukup kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, Pancasilapun akan menyatu dalam sanubari. Tidak, tidak sedang menyuruh untuk bertarung melawan penjajah modern yang bernama globalisasi dan sebangsanya. Cukup dengan saling menghormati satu sama lainnya (manusia), mengambil hal-hal positif yang diterapkannya (globalisasi), dan tidak mencerna hal-hal buruk yang dibawanya (globalisasi), sudah masuk dalam kategori mengamalkan Pancasila. Ya, Pancasila itu ada di dalam diri kita sendiri, dulu, sekarang, hingga nanti. Sederhana bukan?.

2 komentar:

Pernikahan

Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...