Jumat, 27 Januari 2012

KAN KU TUNGGU DI RUANG TAMUKU


KAN KU TUNGGU DI RUANG TAMUKU



VALENTINE,
Aku tahu kalau dalam Islam itu tidak ada istilah valentine, tapi valentine tahun ini sungguh sangat berbeda. Kemarin sepulang sekolah aku diajak alea sahabatku pergi ketoko buku, dan disana bertemu dengan ka Arya, kakak kelasku dua angkatan diatasku, yang sungguh Subhannallah gantengnya. Sampai saat ini aku masih sering smsan dengannya, ya sekedar nanya kabar dan berbagi pengalaman.
“eh, ada Dira, sering ke sini juga Dir,?”tanyanya ketika aku memilih-milih buku
“eh kaka, lumayan sering sih, kakak sendiri suka beli buku disini ya?”
“iya donk, udah kepincut dari SMA sih, jadinya kesini terus, Dira sama siapa?”
“sama Alea ka, katanya mau nyari buku tentang sejarah jaman purba gitu, buat presentasi Minggu depan”
“oh, lho emang kalian anak IPS apa?”
“ia donk ka, kita tuh cinta banget sama masyarakat sosial, jadi kita-kita pada ngambil IPS, hehehehehehe”
“alah dasar nih anak satu, bilang aja ditolak di IPA, hahahahahahahahaha”
“lha, kakak tau dari mana?”
“dari hatimu”
“huuuuuuuuuuuuuuu, sekalian aja dari jidatku, aku kasih tau semua dehhh, hahahahahahahahahahahahahahaha”
“gag lucu kalieeeeee”
“biarainnnnnnnnn SSG”
“apa’an lagi tuh?”
“Suka Suka Gue hahahahahahahahahahahahaha”
“huhuhuhuhu dasar oneng, ya udah aku duluan ya ada kerjaan nih di rumah, dadahhh”
“dahhhhhhhhhhhh”
Hmmmmmm aku ga nyangka ketemu ka arya di toko buku bikin cintaku untuknya tambah meningkat aja hahahaha, aku suka dia dari SMP, tapi aku punya komitmen cinta ini aku simpan sampai aku sudah benar-benar siap menikah, tidak akan ada seorang pun yang mampu menghalangi komitmen ku kecuali takdir illahi
Sehabis maghrib ini ummi, abi sama mas Ditan mau pergi kerumah tante Syari’ah katanya ada acara keluarga gitu dan aku sebagai si bungsu yang baik hati dan manis ini di tinggal sendiri, gini deh  n asib jadi anak maniss hehehe.
Malam semakin larut kumandang adzan isya pun meramaikan suasana malam ini, subhannallah betapa indahnya suara-suara muadzin itu, menyeru namaMU, memanggil umatMU untuk beribadah kepadaMU.
Solat isya pun telah ku laksanakan sekarang tinggal merenung bersama si tv teman terbaikku disaat kesepian meskipun acaranya adalah sebuah sinetron yang menurutku tidak bermutu, dan menghancurkan generasi bangsa. Aku sering melamun bermain dengan imajinasiku, seandainya aku pemilik stasiun tv akan ku isi tayangan-tayangannya dengan seuatu yang bermutu misalnya cara mendidik anak agar akrab dengan agama ALLAH, mengenalkan kebudayaan Indonesia yang heterogen, bagaimana cara menyikapinya, cara mencegah konflik dan memakmurkan rakyatnya, tidak lupa sebagai hiburan dengan khasidah dan nasyid, kira-kira tv ku laku tidak yahhhh hahahahha aneh-aneh saja diriku ini,
Assalamualaikum 3X
Astaghfirullah al adzim, siapa ya kira-kira yang bertamu malam-malam gini, jadi takut sendiri ntar kalau penculik gimana donk aku kan manissss, semoga orang baik-baik atau bidadara dari Syurga hahahaha
“Waalaikum salam” jawabku seraya berjalan menuju pintu dan
“Oh my GOD ternyata benar yang dtang seorang bidadara Syurga” kataku dalam hati
“assalamualaikum anak manis” sapanya, aku masih tidak percaya yang datang dia
“assalamualaikum cewek cantik, kok ngelamun sih?” sapanya untuk kedua kalinya
“waalaikum salam eah kak arya ma’af kiraen siapa takut penculik sih, taunya malaikat pencabut hati yang dateng hehehehehehehehe” jawabku
“haaahahahahahahahahahahaha kamu bisa aza”balasnya
“tumben kakak kesini di saat mas Ditan ga ada?” tanyaku
“emang sengaja kok, dan aku ga nyariin Ditan, tapi spesial malaikat pencabut hati ini mau nemuain bidadari manis hehehehehehehe” kataya yang membuatku tersipu malu
“wah ada apakah gerangan? Oh ia kak masuk yuk”
“aku tunggu saat ini dari tadi abis dingin plus pegel berdiri di pintu terus”
“oh afwan kak, aku lupa hehehehehe,, duduk kak, aku ambilin minum ya, mau minum apa?”
“ia ga papa, jus cinta merah hati ya haaaahahahahahah”
“ dih si kakak ini, serius donk”
“seadanya aza Dira”
“okah dah, aku ambilin minum yaaa”

Dia hanya mengacungkan jempol kanannya sambil tersenyum, subhanallah begitu besar karuniaMU, sungguh dia memang malaikat pencabut hati, senyumnya itu bagaikan daun peneduh jiwa,,
“nih ka, minumnya” tawarku sambil meletakan segelas minuman dingin di meja
“oh ia makasih ya dir”
“aku belum tau maksud kedatanganmu menemuiku”
“aku datang kesini ada sesuatu yang mengganjal dihatiku selama ini” katanya

Mampus aza aku, udah menjurus nih, aduh kok kamu bilangnya sekarang sih ganteng. Coba ntar aza kalau pas aku siap nikahhhh, tenang tenang dan tenang don’t be panic okah calm down, bismillah ya ALLAH lindungi hambamu ini tunjukan jalan keluarnya
“apakah yang mengganjal dihatimu itu?”
“ serius nihhhhh”
“tiga rius kakak”
“plisssssss, beneran serius ya”
“ia, lanjutin donk”
“ aku datang kesini Cuma mau ngungkapin sesuatu yang dari dulu kusimpan untukmu, aku tidak berharap banyak dari ini semua, karena aku tahu seberapa kuat imanmu, aku ngungkapin juga karena terdesak soalnya aku harus pindah keluar kota untuk tinggal bersama kakek dan nenekku di kota itu, aku takut kalau ini tidak di ungkapkan sekarang aku akan menyesal seumur hidup, okeh mungkin kamu sudah menebak alur cerita ku dari tadi, aku mencintaimu” ungkapnya

Aduh mau kemana ya dia, aku jadi sedih dan aku harus jawab apa
“ aku bingung ka, kan kakak tau kalau aku tuh ga mau pacaran dulu, keluargaku pasti akan menentang kalau aku pacaran sama siapapun”
“kan aku sudah bilang dir, aku Cuma takut menyesal kalau rasa ini tidak aku ungkapkan, aku tau pasti kamu akan jawab begitu, tapi ku harap kamu akan menungguku hingga aku kembali untuk melamarmu”
Subhanallah mulia sekali malaikatku ini aku tak tau lagi harus berkata apa
“subhannallah ka, begitu mulianya hatimu terimakasih atas pengertian kakak terhadap keputusanku, InsyaALLAh Dira janji akan menunggu kakak untuk datang kembali kesini dengan maksud melamar Dira terima kasih atas semuanya ya ka….”
“ia, Dir, terimakasih juga karena kamu mau menunggu kakak lagi di rumah ini, insyaALLAH kakak akan menghubungimu agar kita tidak lost contex, jangan hilangkan cintamu untuk kakak ya Dir”
“ia kak, jangan pula berikan hati kakak untuk gadis yang lain, karena aku akan setia menunggumu, InsyaALLAH ALLAH akan memelihara cinta kita untuk selamanya dunia akhirat”

“amien, udahan ah seriusnya lucu juga hahahahahahahahahahahahaha”
“hmmmmmmmmmm, kiraen kalau pas kaya gini selera humornya hilang hehehehehehehehehehehe”
“ga bakalan hilang donk, ini kan udah bawaan dari orok”
“ada yah orok bisa ngelucu huakakakakakakakakakakakak”
“akhirnya keluar juga ketawa bebeknya hahahahahahahahaha”
“dih kakak, asemmmmmm yaaaaaaa”
“loh kok asem sih wangi gini”
“gag tau ah sebelllllll, betewe ga haus tuh, minumannya nyampe bete tuh nunggu diminum sama malaikat pencabut hati hahahahahahahahaha”
“haha ia nyampe lupa sama minuman yang satu ini, haus sih dari baru dateng juga huakakakakakakakakakakak”
“ heh ngeledek ya pake niruin ketawa ku segala”
“iaaaaaaa” katanya sambi nyeruput minumannya
“oh ia aku bawain ini buat kamu, amplopnya kamu buka dan kamu baca jangan diketawain okah, plus sekalian aku mau pamit pulang mau packing karena besok aku berangkat”
“lho kok cepet banget, ga jalan-jalan dulu apa?”
“aduh bidadari manis ini, aku ga sempet waktunya ma’af ya”
“huh gimana udah nikah ntar” kataku sambil cemberut
“hey ngapain ngurusin yang begituan aku belum siap lahir batin, kalau untuk masalah jalan-jalan tenang aja, aku mau ngumpulin  duit dulu buat kita honey moon ke Hawaii hahahahahaha”
“huh dasar dodol, ia deh ngumpulin duit yang banyak ya akhi arya yang guanteng”
“ia bidadari manis, takan kulupa malam ini, ingat tunggu aku, ku akan datang”
“pinter banget ya ngegabung gabunginnya dasarrrrrr gomballll”
“ya udah aku pulang dulu ya jaga kesehatan, jangan lupa solat, jangan nakal, persiapkan dirimu untuk menjadi istri Shalihahku”
“ia, hati-hati ya ka, jaga slalu hatimu untukku, jangan lupa ngumpulin duitbyang banyak untuk bulan madu ke Hawaii”
“ia insyaALLAH, aku pulang ya udah malem lagi, assalamualaikum”
“wa’alaikum sallam hati-hati ya kak”
“ia sama-sama” pamitnya, aku tak pernah melihat matanya berkaca-kaca, tapi malam ini dia berkaca-kaca, ini membuat air matakupun jatuh membasahi pipiku, aku tidak ingin semuanya ini terjadi, yang ku ingin dia tetap berada disisiku, melindungiku, menjagaku.

Aku menangis diruang tamu sampai tidak sadar ada orangtuaku dan kakakku sudah pulang kerumah.
Mereka terheran-heran melihatku dan bertanya tapi tidak aku jawab, aku pergi kekamar dengan memebawa kado dari kak Arya, berisi sebuah boneka dan sepucuk surat dalam amplop, dia bialng jang tertawa, mana bisa aku tertawa, dengan membaca surat yang berisi salam perpisahan.

Teruntuk
Adiera bidadari
Manisku

Salam manies tersayang,
Dalam hangat aku tersenyum, dalam dingin aku pun mencoba tuk tersenyum meskipun dalam hati yang dingin ini tersimpan luka yang membara, yang sebenarnya tak ingin aku bagi kepadamu, tapi aku yakin kamu juga mencintaiku, seandainya jika bisa ingin ku ingkari peristiwa ini agar tidak terjadi, ingin sekali aku menghindar dari semua ini, tapi TUHAN berkehendak lain aku harus menjalaninya, takdir ini pula yang harus mengungapkan perasaan ku padamu, perasaan akan rasa yang membara itu, rasa cinta yang selama ini aku pendam sejak kita bertemu, rasa cinta yang mungkin takkan terungkap.
Tapi Allah masih sayang kepadaku, Allah mengijinkan aku untuk mengungkapkanya kepadamu, aku yakin dari semua ini pasti ada hikmah di baliknya, pasti ada sesuatu yang disembunyikan Allah untuk kita berdua, aku berharap seperti itu.

Ketika angin sepoi                                                                           
 
ketika sang malam memberikanku mimpi indah                                             ketika jantungku berdetak lain dari yang lain                                            
disaat kau ada didekatku
Bila ku munafik ingin rasanya aku ingkari rasa ini                                  
ingin ku hindari rasa ini karena aku tahu betapa kuat imanmu               
aku tahu kamu selalu menjaga pandanganmu dari kaumku
Untuk menjaga imanmu                                                                                   
aku takut kamu menghindariku setelah ini                                                    
aku takut kamu tidak sabar menungguku                                                              aku takut kamu jauh dari pelukku                                                                
 
aku takut aku kehilangan bidadari manisku                                                         
tapi aku yakin Tuhan menyayangiku                                                             
Tuhan selalu menyayangi umatnya                                                                
Tuhan akan selalu mengabulkan doa umatnya                                       
Cuma satu doaku
jagalah bidadari manisku                                                                          
 
sampai aku kembali datang untuk menyempurnakan agamaku,
untuk menjaga bidadari manis itu
 untuk kujadikan istri shalihah dunia akhirat.

kuharap kamu selalu menjaga imanmu, menjaga tatapanmu, menjaga rasa cintamu untukku
aku pamit ya, doakan aku agar aku selalu menjaga perasaan ini hanya untukmu
tunggu aku di ruang tamu rumahmu, akan ku lamar kamu untuk menyempurnakan imanku,
doakan aku agar aku menepati semua janjiku
aku mencintaimu



sang malaikat pencabut hati
yang slalu mencintaimu


aku kembali menangis dan tersadar, sudah pukul dua malam ketika Alea sahabatku mengucapkan selamat valentine untukku. Dan aku baru tersadar kalau hari ini adalah hari valentine.
Ya Allah, ampunilah dosaku, ampunilah aku, aku tak mampu menjaga pandanganku untuknya, tapi ku berharap engkau menjaganya, melindunginya dari segala nistamu, lancarkan lah rizkinya agar ia mampu untuk menyempurnakan imannya, menikahiku, memperistriku, membimbingku, menjagaku, dan jadikanlah imam keluargaku agar slalu ada dalam jalanmu.
Kututup hari ini dengan solat malam, sungguh menenangkan hatiku, menentramkan tidurku dipagi ini.
Sungguh hari ini merupakan sesuatu yang beda untukku, sejuta kali tanya pun di lontarkan olah kedua orang tuaku, dan pertanyaan itu hanya satu kanapa semalam aku menangis?
Dan saat sarapan pun mas Ditan bercerita yang semakin ingin membuatku menangis, dia bercerita tentang ka Arya yang tadi malam pergi meninggalkan kota ini, kenapa tadi malam, bukannya hari ini apa kak arya bohong kepadaku?
Entahlah, aku sendiri tak tahu, hanya ALLAH yang maha tahu.
Kak arya apapun yang akan kamu lakukan disana ku hanya berharap kamu selalu menjaga hatimu untukku, aku akan menunggumu sampai kamu datang ke ruang tamu ku untuk memperistriku.




By: velove Lyan

AKU DAN PERJALANAN HIDUPKU

AKU DAN PERJALANAN HIDUPKU

*Datang ide*
Penyakit galauisme menyerangku dua hari yang lalu, pertimbangan kebimbangan dilema gejolak hati yang tak kunjung terpecahkan. Pertanyaanya cukup sepele “pulang atau tidak?” sungguh pertanyaan yang dilematis saat itu. Tiba-tiba aku merenung akan perjalanan hidupku.

*anak pertama dari dua bersaudara, adiku berjenis kelamin lelaki, dengan jarak 8 tahun*
Aku diahirkan sebagai anak sulung, menuntutku untuk menjadi seorang yang pura-pura selalu tegar dan dapat menyelesaikan masalah. Aku anak perempuan satu-satunya yang dituntut membahagiakan orang tua, sebenarnya ini bukan tuntutan tapi keharusan. Demi kebahagian dan kebanggaan ayahku yang seorang guru SD aku sudah merantau di usia 12 tahun. Usia yang masih sangat labil dan sangat membutuhkan kasih sayang orang tua. Entah setan apa yang merasuki jiwaku, tiba di rantauan , bukannya menangis hatiku malah berteriak dengan kerasanya AKU BEBAS dari penjara, tidak akan ada yang menyuruhku belajar ataupun mengganggu mimpiku di pagi hari, tidak akan ada lagi yang bertariak menyuruhku bergulat dengan kain pel di jam lima pagi,, sungguh pada saat itu aku seolah menjadi manusia paling bahagia.

*aku di perantauan*
SMP yang menyenangkan, teman-teman kost, teman-teman sekolah, dan cowok-cowok SMA yang ganteng, menjadikan lebih bahagianya aku dirantau. Aku tak pernah menuntut cowok-cowok itu mengenalku aku juga tak mau, aku hanya ingin menikmati wajah mereka dari kejauhan dari sudut pandang jiwaku yang dalam. Kolam renang dan lapangan lebar adalah hal baru buatku, seorang anak gunung yang hanya berpengalaman mandi di kali, ternyata dapat membawaku ke nilai pelajaran renang dengan angka delapan, menakjubkan. Karena tak ada satupun yang mampu menyaingiku kala itu, bangga sekali. Lebarnya lapangan tak seindah kolam renang, aku benci lapangan, dari dulu dari balita, entah kenapa. Setiap pertandingan bola di desa aku tak pernah menginjakan kakiku dilapangan baru itu, karena dua hal aku sebal dengan tanya orang-orang dan tentunya lapangan bola. Padahal tak ada traumatik akan lapangan, tak ada pula kenangan yang membuatku depresi, tapi tetep aku benci lapangan beserta isinya (sepak bola). Kembali ke masa SMP, dilapangan disuruh lari oleh guruku enam kali putaran (bayangkan luasnya lapangan Karang Birahi Brebes, lari 6 kali putaran hmm) aku semaput, aku lemas dan aku malu, aku juga lemah. Jangan tanya pelajaran, tiap hari ketika SD suruh belajarpun dilakukan dengan terpaksa, jauh dari tukang nyuruh adalah surga, hasilnya NILAIKU HANCUR. Terima kasih atas pengalaman ini.  Budaya Brebes Utara melekat dijiwaku, aku disitu mulai belajar berbahasa jawa, belajar berteman dengan kotornya udara, baunya got, panasnya malam dan tentu saja nyamuk. Dapat kasur diatas dan sendirian, senang sekali rasanya, di bawah ada dua teman cewek, aku memanggilnya dengan sebutan tante mereka lima tahun lebih tua dariku. Satu lagi yang unik aku selalu kost dikosan cowok, heran? Aku juga heran, tapi aku menikmatinya. Sekosan dengan cowok bukan berarti aku akrab sekali dengan mereka, aku terlalu pendiam.

*pindah kosan tanpa pamit ke ibu kos dan tanpa cerita ke orang tua*
Mungkin ini bisa diistilahkan dengan kabur, tidak bermaksud seperti itu, tapi keadaan yang membuatnya. Salah satu dari tante itu mengajakku pindah kosan dan kebetulan aku juga menginginkan untuk mencari kamar yang lebih luas dan tidak sumpek, aku memutuskan untuk ikut saja. Dikira orang tua si tante udah pamitin aku sekalian tapi ternyata tidak. Okeh aku yang salah, dari sini aku dapat pelajaran dan aku selalu menerapkannya yaitu pamit sebelum pergi. Kembali ke kosan, tiba dikosan baru rumah tak berkeramik tapi berlantai ubin, sederhana minimalis dan tentu saja tak ku dapat yang kuingin bahkan malah lebih parah, kamar lebih sempit tapi lebih rapih, aku jarang tidur di kamar, tapi lebih sering di ranjang dekat ruang tamu yang lebih besar lebih empuk dan ada gulingnya. Aku seperti anak pria saja tidur di luar kamar tanpa sekat hanya kelambu dan gorden di jendela yang mengamankanku dari pandangan orang lewat. Satu lagi yang selalu menjadi kebiasaan tempat kostku, selalu di tempat yang sepi, sekarang sedikit mending, meski tetap di kosan cowok. Aku ingat nama daerah itu Sangkal Putung, kosanya belakang rumah dokter Sigit, dokter mata terkenal di kecamatan brebes. Satu tahun aku disitu, kemudian aku pindah lagi, kali ini ayahku yang menggebu-gebu, aku dipindahkan ke kosan yang lebih indah lebih luas dan lebih jauh dari SMP N 02 Brebes. Jalan kaki lima belas menit, maka tak salah jika betis dan kakiku besar sampai saat ini. Satu lagi pengalaman hidupku aku selalu sekolah dengan jalan kaki sampai detik ini. Aku merasa aku lebih sehat dengan jalan kaki, aku lebih prihatin lagi dan tentu saja sedikit mengurangi polusi kota #ngeles. Kosan aku sekarang ada di jalan MT.HARYONO SADITAN BREBES. Dulu depannya tuh ada ikan bakarnya, dan ibu kosku membuka warung makan di depan rumah, ini membuatku lebih gemuk dan menciptakan berat badan yang bertahan sampai sekarang. Entah apa yang membuatku semakin betah tinggal di kota, mungkin karena kemana-mana dekat, tanpa embel-embel teriak-teriak minta anter ke orang yang bisa naik motor, #sekarang aku udah mulai bisa, meskipun ogah-ogahan, aku hanya keluar naik motor ketika aku ada perlu yang sangat mendadak, jika hanya untuk main itu menurutku buang-buang waktu, jika liburan aku hanya ingin dirumah dan menikmatinya, alhasil aku disebut sebagai gadis kuper yang kalem, padahal aku hanya tidak punya teman di kampungku sendiri, sehingga aku tidak pernah merasa betah.

*ujian dan 20,80*
uji coba ujian aku selalu lulus dan masuk 150 besar dari 300 siswa, lumayan peringkatku masih rada tinggi #menghibur diri sendiri. Dari tiga atau empat kali uji coba aku selalu lulus, dan akupun menyimpulkan aku pasti lulus. Malam pertama ujian aku belajar dengan tekun alhasil aku dapat 8.80 di pelajaran bahasa Indonesia, kemudian malam kedua aku di lesin sama teman kosan cukup memuaskan matematika aku dapat 7.00, dan ini adalah hal yang ku sesali, malam ketiga aku tidak tekun aku juga tidak les, tapi aku pergi belanja ke Dedi Jaya, shit aku dapet lima di pelajaran bahasa inggris, andai aku belajar NEMku bisa menembus angka 22/23 , hupt aku MENYESAL.

*pindah ke brebes selatan*
ayahku ingin aku sekolah di Talok, SMA 1 BUMIAYU, dan aku ogah-ogahan, test dan sesuai dengan harapan aku GAGAL. Ayahku pindah mendaftarkanku di SMA BANTARKAWUNG, aku tidak ikut, udah males duluan #gada greget buat sekolah. Aku masuk, disini, aku tak menyangka aku akan mendapatkan sesuatu yang berbeda dari sekolah SMPku. Aku mendapatkan sahabat-sahabat terbaik meskipun kucel-kucel kala itu, aku ngga nganggep aku ngga kucel karena sebenarnya aku lebih kucel, aku juga dapet guru-guru yang sangat bersahabat dengan murid, kekeluargaan yang erat membuatku tak ingin pergi dari situ. Aku mendapatkan kelas yang kompak di awal masuk kelas Xa, kelas sepuluh terkompak menurutku karena dapat mengumpulkan uang kas sebanyak-banyaknya dan dapat satu buah jaket, makasih buat bu bendahara. Masuk sepuluh besar aku disekolah ini aku kaget dan aku bangga, setidaknya disini aku jadi lebih rajin belajar, karena kondisi lingkungan pun tidak mendukung untuk kelayaban malam. Aku mulai menyadari betapa ilmu itu penting untuk masa depan, aku jadi ketat sama teman-teman, aku suka teriak-teriak dan kalo ada ribut aku selalu bilang “silence please”, aku juga rajin piket, aku selalu mukul teman cowokku jika mereka tidak mau piket dan bayar kas, aku bukan ketua juga bukan bendahara apalagi sekertaris aku hanya peduli pada kelasku yang berantakan, meskipun begitu ANIMASI selalu dihati. Kelas XI wali kelasnya guru agama, kelas XII wali kelasnya buguru dengan jilbab panjang, aku simpulkan kelasku kurang pendidikan agama. Bolos dan mengerjakan PR disekolah adalah makanan sehari-hari, nyontek sana sini, lari sana lari sini menjadi kenangan berarti. Satu lagi yang ku suka, jika pelajaran kosong ngerumpi di depan kelas, foto-foto dan nyanyi-nyanyi tak jarang hukuman datang silih berganti.

*SMA berlalu dengan cepatnya*
Aku tak mendapat pacar di kedua sekolah tersebut, memang itu bukan targetku bahkan akupun melarang diriku untuk pacaran sebelum waktunya, aku jadikan ini prinsip hidup sampai detik ini. Mungkin jika ku ingat masa SMA adalah masa yang tersingkat dalam hidup, tapi masa SMA itu merupakan masa terindah yang pernah ku alami, aku tak memikirkan apapun selain sekolah dan main. Lulus dengan peringkat 10 besar hmm, cukup lumayan jika aku bandingkan dengan pas SMP, mungkin karena saingannya pun tidak terlalu berat juga. Satu lagi yang melengkapi kebahagiaanku, jika jajan dikantin tidak bayar alias gratis, ibu kostku adalah pemilik kantin tersebut. Tapi, ada kesulitan juga dengan adanya ibu kost jadi pemilik kantin, aku tak bisa mencicipi masakan ibu kantin lain yang katanya memang lebih enak.

*sibuk daftar kuliah*
Dari SMP ayah sudah bilang nanti aku masuk PGSD atau  AKBID sumpahh gada greget sama sekali, masa depan ditentukan orang tua. bukan aku namanya jika tak berani menetang, kebanyakan kehendak orang tuaku aku tentang, jadi mereka sudah biasa dengan sikapku ini. Bukannya aku tak berbakti, aku selalu berfikir jika aku hidup tidak sesuai dengan keinginan hati aku tidak akan bahagia, aku tak ingin menyiksa diriku dengan keinginan-keinginan orang tuaku, aku yang akan menjalani hidup bukan mereka. Pertama aku daftar sesuai dengan keingian orang tuaku, PGSD dan PG PAUD ke UNNES, malamnya tidur jam 12mlm dan berangkat jam 3 pagi, mobil lempar sana sini, angkat barang bawaan, aku ribet sendiri, makanan, minuman, dan peralatan menumpuk di tas. Karena tidak ada kategori jadi aku harus bisa mengerjakan semuanya. Dari IPA, IPS, dan BAHASA, aku gagal di IPA, karena hanya dua nomer yang aku isi. Alhasil aku GAGAL. Aku tidak terpuruk, aku senang-senang saja seolah tak ada beban. Aku di panggil ke BK, dan disuruh milih aku mau PMDK kemana,, aku pilih UNDIP, entah kenapa, hati dan jiwaku seolah sudah ada disana, namun aku GAGAL KEMBALI, kali ini aku menangis sejadi-jadinya, kala itu jurusan yang aku pilih ILMU PERPUSTAKAAN. Sahabatku mengajakku daftar kembali, yaitu ke UNSOED, aku bingung mau milih apa, tidak ada satupun jurusan yang aku minati, sahabatku mengambil jurusan ILMU KOMUNIKASI, dia mengoar-ngoarkan jika komunikasi itu asyik nanti bisa bekerja di TV bisa jadi wartawan, di hotel dan bla bla bla, akhirnya aku nurut dia, kita mengambil jurusan yang sama, pilihan pertama ILMU KOMUNIKASI dan pillihan kedua ADMINISTRASI NEGARA. Test aku sendirian di FE UNSOED, aku tak ada teman karena kala itu banyaknya yang daftar anak IPA. aku sendirian, melamun dan belajar. Aku ngisi kertas ujian seperti biasanya tidak terlalu diambil pusing, aku juga sedikit pesimis, jadi aku daftar lagi di IKIP PGRI SEMARANG bersama dua sahabat lelakiku. Aku ngambil jurusan PGSD dan BK, tak sampai test, namun Rp. 250.000ku melayang, Unsoed terlalu cepat mengadakan pengumuman, aku dikabari sahabatku aku LOLOS di ILMU KOMUNIKASI dia tidak dua-duanya, sebagai seorang yang hanya diajak aku tak tenang, ga enak hati dan serba salah. Aku mersakan itu samapi dia diterima di universitas lain, aku sedikit tenangan. Menjadi mahasiswa pertama, aku dititipkan kepada saudara jauh, aku memanggilnya OM, namun sayang rumahnya cukup jauh dari FISIP Unsoed, jadi aku dititipkan di mertuanya, aku setuju aja, katanya ada kost-kostannya, aku kira kostan cewek, namun ternyata lagi-lagi kostan cowok, ya sudah, aku sudah terbiasa juga dikostan cowok, karena semua isinya aktivis, meskipun serumah aku bertemu dengan teman sekosan itu paling tidak hanya dua atau tiga hari sekali, dan yang ada dikosannyapun bergantian, jadi jarang sekali lengkap, dan lebih sering aku sendirian dikosan. Tak masalah bagiku, aku melatih diriku sendiri, barangkali nanti mempunyai suami perantau *hahaahhaa.

*masa kuliah*
Aku mendapat sesuatu yang beda dikampus, jika pas SMA organisasi dipilih dikampus kita yang milih,sesuatu banget menurutku kala itu. Masuk UKM pertama, aku pilih UKI, Unit Kerohanian Islam. Lucu sekali awal aku masuk UKM ini, yaitu karena setiap hari ada buka puasa bersama dan tentu saja gratis, selalin itu juga bisa buat benteng diri dari pergaulan kampus juga. Aku suka UKM ini, karena satu hal, mendukung untuk tidak pacaran. Kegiatan kuliah aku tidak terlalu begitu bermasalah, prinsiku asal aku menikmatinya masalah sebesar apapun akan terlewati dan satu hal aku harus kenal dengan teman, dan teman juga harus tahu aku. Aku tidak bisa hidup tanpa teman. Sampai saat ini tak kutemukan masalah berarti, paling hanya pertanyaan kedua orang tuaku saja yang kadang mengganggu yaitu kamu ambil KOMUNIKASI mau kerja apa?
Hupt terkadang aku juga befikir begitu, namun, aku yakin aku akan mendapatkan kerja yang sesuai dengan kemampuanku, dan aku bisa menabung sebagian uangku untuk aku berikan kepada yang membutuhkan. Selain itu impianku adalah dapat membantu kedua orang tuaku untuk menyekolahkan adikku yang manja satu-satunya. Menikah? Aku juga mau tapi nanti dulu takan kupikirkan sekarang, takutnya pengen cepet-cepet, bahaya juga. Meskipun dalam Agama menikah muda itu diperbolehkan tapi aku lebih nurut pada negara, minimal untuk meminimalkan pembengkakan jumlah penduduk.

*selesai*
Sampai impian menikah jika sudah kerja, punya suami yang bisa menjadi imam dalam keluarga, yang membimbingku selalu ingat pada pencipta, medidik anak-anakku menjadi anak-anak yang soleh soleha, tentunya mapan, dan tidak  terlalu jelek, manis dan enak dipandang, bertanggung jawab dan setia amien ... ahahahahaahahaaahahahahahaa

Sepenggal Kisah Kebimbangan

Malam ini, angin seolah sedang menggemakan takbirnya, besar, dan cukup kencang, menyebabkan dingin yang begitu menusuk ke tulang. Daun-daun itu  melambai-lambai seolah mengamini takbir sang angin, pohon-pohon bergoyang menikmati indahnya takbir yang di bawa oleh angin.
Bintang-bintang melihat di atas sana bersama jutaan malaikat, melihat takbir dan tasbih yang tak kunjung putus dari makhluk hidup yang ada di Bumi. Jangkrik-jangkrik yang bercerita menambah indahnya malam ini.
Desa ini memang selalu indah, entah malam ataupun siang selalu menunjukan keistimewaannya, tersenyum riang menyambut para penghuninya. Dika duduk termenung di atas kursi depan rumahnya. Suasana gelap mencekram, karena mati lampu sejak sore tadi. Dia sedang di rundung masalah, terlihat wajahnya sangat menyesal. Ya, dia memang sedang menyesali, menyesali kenapa, tadi tugas-tugasnya tidak di save terlebih dahulu, ketika mengerjakannya di rentalan sebelah rumah, sudah mendapat berlembar-lembar, namun listrik mati secara tak di undang, jika tak mati listrik mungkin tidak akan serumit sekarang jadinya. Tugas itu akan dia kumpulkan esok hari.
***
“kenapa ga dikerjakan sekarang?” kata seorang temannya sore itu
“ah masih lama, dikumpulin hari jum’at ini” jawabnya dengan senang
“masih lama sihh, tapi yakin selese??” tambah temannya
“yakin selese, tapi masalahnya ga ada leppy” dia kemudian diam
“ditulis dulu di buku??” temannya terus bertanya, mungkin Dika juga merasa bosan, tapi dia tetap menjawabnya, karena malam itu dia hanya sendiri, ga ada orang lain lagi yang bertanya.
“kerja dua kali dong, ga mau ah, ntar ngerjain di rentalan aja, pas pulang” jawabnya sumringah
“ohh ok deh kalo gitu” balas temannya yang sama
Malam Minggu ketika itu begitu kelabu, langit menangis, memberi bumi berkah, petir mengucapkan salam pada insan manusia, kilat pun ikut bershalawat. Dikamar yang berbantal guling gambar Conan Edogawa Dika berbaring, melihat-lihat sekilas layar ponselnya, menunggu teman-teman dunia maya berkumpul di statusnya. Meskipun kebanyakan hanya meledek tapi itu menjadi hiburan yang indah di malam itu.
Muadzin di surau-surau kini menyapa, adzan isya berkumandang untuk Indonesia bagian barat. Dika langsung bangkit mengambil sarung pemberian ayahandanya di kampung, kemudian, pergi ke mushola depan kosannya, yang hanya di pisahkan oleh gank kecil. Sebisa mungkin ia harus solat berjamaah karena pahalanya berkali-kali lipat, ia juga bisa menghilangkan sepi, ketika mendengarkan sang imam bercerita menunggu hujan reda.
***
mam mushola itu sering di panggil ustazd Ahmad, dia begitu berwibawa, cerita-ceritanya sangat menyentuh di hati pendengarnya termasuk Dika. Kali ini pak ustad bercerita mengenai pergaulan remaja sekarang dalam konteks hukum pacaran.
“mas Dika, punya pacar ngga?” pak ustad mulai berbicara
“ga punya pak, ga tau nih, belum ada yang mau” jawab Dika
“Syukur deh kalo begitu” ucap pak ustad tersenyum
“kok syukur pak, saya galau terus nih, pengen punya pacar” curhat Dika
“hahahahaa, mas Dika, Mas Dika,, pacaran itu hukumnya haram mas,,” kata pak ustad
“ah masa ia sih pak, bisa di halalin ga pak?” tanya Dika dengan lugunya
“oh, jelas bisa” pak ustad tersenyum
“gimana pak caranya?” Dika antusias
“ya dengan menikah” jawab pak ustad
Dika terdiam, laron-laron yang mengerumuti lampu mushola seolah ikut terdiam juga. Dika bimbang.
“kenapa mas Dika, kok terdiam?” kali ini pak ustad yang bertanya.
“harus manikah ya pak, biar halal” Dika lemas
“ia, mas Dika, dalam Al Qur-an surat (Al Isra’ [17] : 32) di jelaskan Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan. “ jelas pak ustad
“loh, pacarankan ga zina, pak ustad?” dia terus bertanya pada imam mushola itu, dia hanyaa ingin mendengar dari pak ustad jika pacaran itu tidak haram.
Dika sebenarnya tahu itu semua, ayahnya sering menjelaskan, tapi Dika tidak puas dengan yang di jelaskan ayahnya Dika ingin jawaban yang berbeda, namun kenyataannya sama.
“zina, tidak hanya melakukan aktivitas seksual yang bukan dengan pasangannya, dalam konteks ini suami atau istrinya. memandang yang bukan muhrim, apalagi menyentuhnya itu termasuk Zina, mas Dika. Sebuah hadist mengatakan Jagalah kemaluan kalian, tundukkanlah pandangan-pandangan kalian dan tahanlah tangan-tangan kalian. Kan mas Dika tahu sendirikan, anak muda jaman sekarang itu, kalau pacaran, bisa sampe hamil duluan sebelum nikah, Astagfirullah Al Adzim, sedangkan saling memandang dan membayangkannya pun merupakan dosa. Hayoo gimana mas Dika, masih mau pacaran?” tanya pak ustad di akhir penjelasannya
“masih hehehehe” dika terkekeh
“saya punya novel, “ kata pak ustad yang langsung di potong Dika
“wahhh hahaha, keren banget pak ustad, udah tua bacanya novel, hehe maaf pak ustad” dia mulai ceria kembali
“jangan salah mas Dika, novel tuh bagian dari jiwa saya, besok saya bawakan novelnya, di bawa mas Dika saja dulu, pahami dan ambil hikmahnya” jelas pak ustad
“OK, pak ustad, nanti saya selami dalam-dalam setiap huruf dalam lautan kata itu” ucap Dika sok romantis
“mas Dika ternyata Romantis juga ya hahahaa, pipi istrinya nanti pasti merah terus di romatisin sama mas Dika” canda pak ustad
“wahhh, saya jadi malu, pak ustad” dika menunduk menyembunyikan malunya
“alhamdulillah hujannya sudah reda, mari mas Dika pulang” ajak pak ustad
“oh ia pak, mari, Assalamualaikum pak ustad” dika pamit duluan karena memang hanya beberapa langkah saja untuk sampai kosannya
“waalaikum salam warrahmatullahi wabarrakatuh” jawab pak ustad
***
Dikamar Dika merenung, dia teringat bidadari di kelasnya, namanya Laela, berparas bidadari, berotak Aisyah, dan aktif di organisasi. Jilbabnya yang terkadang terhempas oleh angin, menambah pesona yang ada. Seolah bidadari yang turun dari langit, dengan mengepakan sayapnya. Dika terbayang, jika dia dan Laela makan di kantin, berdua, bekejaran di hamparan pasir putih, di iringi deburan ombak yang membelai-belai bibir pantai.
“Astagfirullah Al Adzim, baru tadi pak ustad menjelaskan” ucap Dika
Dia berpikir, bagaimana mungkin dia menikah saat itu juga, belum tentu juga Laela mau di ajaknya menikah. Jika mau, dia dikasih makan apa nantinya, sedangkan dirinya saja masih minta sama orang tua. Jika ia menikah, apa ia kedua orang tua mereka akan terus membiayai hidup mereka. Apabila orang tua Laela menyerahkan semua pada Dika, bagaimana nasibnya, tidak terbayang olehnya jika kulit Laela yang bersinar muali kusam karena kerasnya hidup, karena harus membantu Dika mencari nafkah. Dia juga berfikir, apa masih bisa kuliah nantinya, jika Laela yang kuliah itu tak masalah bagi Dika, tapi dirinya pun masih ingin menimba ilmu, ingin menjadi orang pintar. Ya Allah begitu berat.
Nyamuk-nyamuk malam bernyanyi, seolah mencoba menghibur galaunya hati Dika. Dika terlelap, begitu saja, namun fikirannya, masih berkutat pada indahnya jika bersama Laela, namun, sesekali terganjal oleh kata menikah lebih baik segalanya daripada pacaran.
***
Angin semakin kencang, daun-daun pun banyak yang berguguran, dinginnya malam semakin menusuk tulang, menyadarkan Dika dalam lamunannya. Dia berfikir, kenapa tidak di kerjakan pada malam itu juga. Gurat senyum Laela selalu terlintas begitu saja. Dika bangkit menuju rumahnya, yang bercahaya lilin, seolah menambah hangat suasana rumah. Ayah ibunya mungkin sudah terlelap dalam buaian mimpi yang indah.
Dikamar sudah terbaring seorang anak laki-laki, wajahnya begitu lugu, terlihat wajah capek dalam tidurnya. nyenyak sekali pikir Dika, pasti dia capek, setelah seharian sekolah dan bermain bola. Di selimutinya adiknya itu, di belai rambutnya, matanya memancarkan kasih sayang yang begitu mendalam pada adiknya itu.
Dika pun ikut berbaring, melihat langit-langit kamarnya, yang sudah menua. Memperhatikan cecak-cecak yang berlarian mengejar mangsanya. Tak kalah hebatnya, sang nyamuk pun berusaha menghindar, dengan terbang kesana kemari, bernyanyi-nyanyi, dengan nada ketakutan. Keajaiban Tuhan memang tak ada yang menandingi, termasuk keajaiban cintanya pada Laela. Ketika terlintas Laela, terlintas pula bayangan wajah dosennya, teringat lagi Dika pada tugasnya. Mata nya berusaha terpejam, tapi pikirannya terus melayang pada tugas yang belum selesai di garapnya.
Fajar yang tak kunjung datang, malaikat-malaikat masih bertasbih pada Yang Maha Kuasa. Bintang-bintang pun bertasbih, sang rembulanpun menemani  malaikat dan para bintang yang bertasbih. Makhluk hidup di Bumipun tak kalah riangnya, tasbih, dan takbir terus di lafalkan, seolah-olah terjadi sebuah komunikasi, saling bersahutan antara makhluk yang ada di langit dan di bumi, menyembah kepada Sang Pencipta, Sang Maha Kuasa, Sang Pencipta Kehidupan.

SUMBER:
Inspirasi           : Al Qur’an dan hadist
: Novel Ayat-ayat Cinta, KCB 1 dan 2 (Habiburrahman El Shirazy),
     Hafalan Solat Denisa (Tere Liye)
                        : Mr. Galau :D

Pernikahan

Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...