Kamis, 27 Februari 2014

Penelitian Oh Penelitian



Habis mudik seminggu,, cukup merefreshkan, but,, jadi bikin males bercengkrama dengan yang namanya skripsi.

Sebenernya bingung mau mulai dari mana. Informan udah ke list… udah banyak,, tapi gimana mulainya gimana. Huhuuu galau lagi deh L.

Lagi-lagi kecemasan melanda,, kecemasan neurotic, kecemasan moril hingga phobia. Kecemasan itu perasaan takut akan suatu peristiwa yang belum tentu terjadi. Sebenernya perasaan cemas juga berguna adanya, bikin kita jadi waspada atau lebih ringannya sikap berhati-hatinya ditambahkan lagi.

Takut banget informannya ngga pada terbuka, takut banget disebut so akrab, takut banget dibilang kepo cz pengen tahu masalah orang lain, takut banget dibilang bla bla bla hadeuhhhhhhh. Banyak banget ya takutnya.

Eh ini tanggal 27 februari, besok tanggal 28 februari dan lusa tanggal 1 maret. Dan saya belum mewawancarai satu orang pun,, aaaaaaaaaaarhghhhhhhhhhhhh,, bikin susah tidur dan telat haid. Huhuuu, jangan sampe stress jangan sampee,, maning2 depresi jangan jangan jangan sampe.

Sebenernya lagi saya Cuma butuh orang yang mau ngoprak-ngoprak, marah-marahin, atau yang ngedeadline gitu. Kan pas semprop umi dan abi yang nungguin,, nah penelitian zzzzzzzzzzzz banget.

NP: lagu-lagu galaunya Evie tamala

Minggu, 16 Februari 2014

Purwokerto dan Sekilas Tentang Isinya

Apa yang anda pikirkan tentang Purwokerto?

Mendoan?

Getuk Goreng?

Baturaden?

Museum BRI?

Jenderal Soedirman?

atau

Gunung Slametnya?

 

Yupp apapun itu, Purwokerto telah menjadi kota yang cukup mengesankan bagi saya. Purwokerto dengan sejuta keunikannya, sejuta keindahannya dan berjuta-juta kenangannya, membuat saya sedih, bila harus meninggalkannya. Ya, mau tidak mau, karena sebagai perantau pastilah kembali ke kampong halamannya. Kecuali saya dapet bojo orang sini, atau ngodenya di sini, itu lain lagi ceritanya.

Ketika menginjakan kaki di Kota Satria ini empat tahun lalu, saya cukup kerasan, apalagi menyandang Mahasiswa Baru Universitas Jenderal Soedirman, saya bangga sekali, setelah dua atau tiga universitas negeri di Jawa Tengah menolak saya huahahaa. Aiphh,, jadi mahasiswa juga. Teman baru, kosan baru, lingkungan baru dan suasana baru, menjadikan saya sebagai pribadi yang baru bagi orang-orang baru itu,, #aihh apa sih.

Itu cerita lampau, sekarang saya sudah menelusuri banyak pelosok di tanah ngapak ini, ya, meskipun masih banyak pelosok yang belum saya sentuh. Saya yakin orang PWT nya sendirpun belum tentu sudah menelusuri setiap pelosok yang ada hahaha.

Saya mau cerita tempat-tempat favorit yang saya pernah telusuri di Kota Mendoan  ini:

  1. KOS KOSAN saya haha

Namanya Kosan Kandang Badhak, ini kesekian kalinya saya nyasar di kos-kosan lawan jenis. Terletak di jalan gunung slamet, Grendeng Purwokerto Utara. Dengan bayaran yang miring, kamar yang luas dan juga suasana yang tenang namun cukup ramai, saya betah tinggal empat tahun di rumah ini. Terlebih sering banget dikirim makanan gratisan dari ibu kost, hahahaa, you know lah,, hal itu bisa mengurangi pengeluran di bidang konsumsi, sehingga bisa buat nabung atau beli majalah #eh. Dan empat tahun saya jalan kaki ke FISIP UNSOED dari kosan ini, lumayan lah 15 menit,, nek PP sekitar 25 menit dengan kecepatan berjalan yang cukup bikin terengah-engah. Apa keunggulannya, tempat makan depan kosan, kalo mau mie ayam tiap malem ada, burjo tinggal jalan, 1 menit, ayam bakar, tukang soto, mini market, foto copy ada semua, dan tempat parkir yang luas, buat para endah holic yang ingin ketemu idolanya hehhehee. Mau ke terminal tinggal nyebrang nunggu angkot, mau liad pemandangan, tinggal tengok ke utara, Slamet nan gagah siap menghibur, mau belanja,, pasarnya deket banget, bahkan jaman dulu mah pasarnya depan kosan saya persis. Oke itu yang bikin saya betah di sini. Masalah cowok2 rese yang suka gangguin tidur di malam hari (kebetulan kamar saya paling depan dan deket dengan gerbang masuk,, jadi kalo mereka pulang malem, pintu gerbang dibuka, suara motor, belum teriak-teriak minta bukain, dsb) saya anggap sebagai pertanda masih ada manusia yang hidup malam itu.

  1. Kampus Depan Unsoed

Terdiri dari 3 fakultas beserta jejeran bangunan pelengkap universitas lainnya, membuat suasananya cukup ramai. Fakultas saya, yakni FISIP tidak tergabung dengan Gedung utama, karena dipisahkan oleh jalan kampus. Namun, tidak menghalangi saya untuk berkelana di gedung-gedung lainnya. yang paling saya favoritkan itu, depan UPT Perpustakaan Unsoed, sejauh mata memandang hamparan rumput yang hijau menjadi sesuatu tersendiri di tengah pemukiman penduduk yang padat. Meskipun saya orang FISIP, tak jarang pula, kami menyambangi kantin anak-anak Ekonomi yang ekonomis banget, menu favorit saya di sana nasi gorang ati, hehhee, kalo di kantin FISIP saya suka sama cumi masak pedas J buatan bapak Jokowow (mirip banget sama Pak Jokowi Gubernurnya DKI, huu bapak donge anda jadi gubernur Jateng aja).

  1. Lalu selanjutnya Komplek perbelanjaan jalan Jenderal Soedirman, seputar SriRatu, Moro, hingga ke daerah Kebon Dalem.

Biasanya kalo dari depan kosan saya naik angkot 0 yang ke arah utara untuk mencapai kawasan ini. Dan turun tergantung kebutuhan wkwkwkk. Kalo saya niatnya mau beli belanja bulanan, saya turun di depan Moro, harganya cukup miring jika dibanding dengan swalayan yang lain, jika saya niatnya mau beli buku, saya, akan turun  di depan Sri Ratu, dan naik ke lantai dua, yakni ke Gramedia. Kalao saya mau ke kebon dalem, saya biasanya berangkat dari depan kampus, naik B ataupun G. Apa yang ada di kebon dalem?, banyak, mulai dari pasar kebon dalem, hingga Matahari department store ikutan berjubel, di kompleks yang cukup panas itu,, ialahh isinya tukang jualan semua,, bikin panas hati, pengen beli wkwkwkwkkwk.

  1. Lalu saya akan mengajak anda ke Alun-alun

Alun-alun Purwokerto, terletak di jalan Jenderal Soedirman, depannya kantor bupati. Kalo malem minggu ramee banget,, kaya alun-alun di kota lainnya. di alun-alun ini saya punya menu favorit, yakni sedang ronde, tapi saya pesennya air jahenya tok wkkwkwkkk, saya tidak terlalu suka minuman yang dicampur-campur, saya itu tipikel orang yang suka minuman tanpa embel-embel makanan, mudheng ngga?, ya kaya wedang rondhe itu, saya sukanya pesen air jahenya aja, isinya mah jarang banget, kalo lagi pengen banget banget banget baru saya pesen. Seperti halnya tempat umum lainnya, alun-alun juga merupakan tempat bercengkrama keluarga, suka ngiri deh, liad suami istri, yang bawa dede kecilnya ngejar-ngejar balon yang sengaja diterbangin kedua orang tuannya, kayaknya mereka itu yang punya dunia ini, dan saya yang ngeliatin Cuma numpang hahahaa. Ada pula yang suka bawa peliharaannya jalan-jalan. saya pernah bosen ngeliat alun-alun ketika magang dibagian Humas Kabupaten Banyumas pas bulan puasa tahun 2013. Secara ngga ada apa-apanyaa,, (kan magangnya siang, jadi ngga rame hehhee).

  1. Baturaden

Ini nih salah satu kawasan penambah pendapatan di Kabupaten Banyumas. Jalanan yang menanjak membuat saya berasa mau mudik kalo maen ke sana. Anda mau apa, wisata air, liat gorilla ngetawain kita?, air terjun, mau langsing, naik sepeda air, outbond, dan naik pesawat bisa anda dapatkan di sini. Dengan tiket yang cukup terjangkau, anda dapat sepuasnya menikmati pemandangan yang ada. Saya suka kagum, keren sekali, ini bener2 anugerah Tuhan. Eh, di curug atau air2 terjunnya itu bisa mengobatin gatel-gatel loh, itu sudah dibuktikan oleh Syekh Maulana Magribi dari Turki (kalo ngga salah nama beken beliau itu Sunan Gersik atau sunan apa gitu, lupa, yang jelas salah satu dari 9 wali).

Anda mau apalagi? Short time? Banyak wisma yang menyediakan kamar untuk short time anda bareng pasangan. Anda para pria suka jajan? Ada noh, Gang Sadar, jajan deh sepuasnya, dosa ditanggung sendiri yak hihihhii. Kalau mau belanja, beragam kerajian pun tersedia di depan lokawisata Baturaden ini, berbagai pernak-pernik lucu, kaos, hingga daster-daster, mewarnai kios-kios yang ada. Jangan lupa nawar, kalo ngga mau dapet barang dengan harga dua kali lipat.

Mau kemah? Tinggal ke Bumi Perekemahan Baturaden aja, letaknya di atas lokawisata. Kalo malem-malem anda bisa lihat keindahan kota Purwokerto dari Bukit Bintang. Jangan lupa kalo anda dari luar kota, sempatkan mampir ke daerah Sawangan yang ada di daerah jalan Jenderal Soedirman untuk mendapatkan mendoan asli Purwokerto. Selain itu, Getuk Goreng Sokaraja asli anda bisa dapatkan di Sokaraja. Sebenernya di pusat oleh-oleh lainnya juga ada, itu hanya referensi tempat pencetus oleh-oleh tersebut. Oh ia, anda bisa beli batik banyumasan jugaa,, di Sokaraja pusat pembuatannya.

 

  1. Museum BRI

Saya yakin salah satu dari anda adalah nasabah BRI atau Bank Rakyat Indonesia. Sebagai nasabah yang baik anda perlu mengetahui, jika Bank pertama Bangsa Indonesia ini lahir di Purwokerto. Anda kurang yakin? Silahkan datang ke Museumnya.

Museum ini terletak di jalan Jenderal Soedirman barat. Di museum ini anda akan melihat miniatur asal usul dari BRI. Anda akan melihat koleksi mata uang dari jaman dahulu kala, yakni sekitar tahun 1889nan hingga mata uang jaman sekarang. Di museum ini ada dua lantai. Jika mata uang dan miniatur ada di lantai atas, maka patung-patung pendiri BRI dan orang-orang yang cukup penting, arsip-arsip dan perpustakaan ada di lantai bawah.

Museum ini cukup sepi namun terawat, mba-mba yang menjaga museumnya pun pernah berkata “kan orang Indonesia tuh ke Museum hanya dua kali seumur hidup, pertama pas jadi anak, kedua pas jadi bapak” hahaha, si mba bisa aja.

  1. Kawasan Gor Satria

Kawasan ini cukup dekat dari kos-kosan. Biasanya kalo ngga kesiangan dan ngga punya peer cucian dan kalo mood, di pagi minggu yang cerah saya akan jalan-jalan ke kawasan ini. Ia jalan-jalan dengan mengenakan pakaian olehraga lengkap. Alibi gitu dehh,, buat ngabisin duit pagi-pagi hehehe. Kalo ngga lari, berangkatnya naik angkot, saya biasanya baik angkot ijo, yang ngga ada tariff jauh dekat bayar samanya wkwkwkkkwkwk. Di kawasan ini berjejer tempat makan dari yang mulai elit hingga kaki lima. Kalo pagi banyakan kaki limanya. Tempatnya orang-orang pada konser, pada olahraga, hingga pada bercengkrama dengan keluarga. Pasar tumpah weekend pagi ini selalu menarik minat saya. Banyak banget barang-barang yang di bandrol dengan harga miring, dari mulai baju hingga ikan hias berjejer membuat jelalatan mata. Saya biasanya sangat suka sama jajan-jajan jaman jadul, kaya ciwel, pecel, nagasari dsb. Tapi saya juga suka sama tahu pedes (lupa namanya), sosis goreng dan lain sebagainya. Kalo sarapan saya milih lontong opor atau bubur ayam, dengan air putih (ngirit boo hahahaa).

Kalo siang-siang gitu, sama temen-temen kalo lagi ada duit kita suka makan di lele lela, pepes ayam mak iti atau ayam penyet suroboyo, kadang di SS juga, favoritnya sih ke sambel layah karena nukerin voucher dari syukurannya anak-anak seminar wakakakakakkkakakakk.

  1. Banyumas

Banyumas ini kota kecamatan di timur Purwokerto. Saya paling suka jalan yang mau ke Banyumas, adhem banget. Di Banyumas juga ada museum wayang, ada alun-alunnya (lebih bagus kalo dikembangin lagi dari alun-alun Purwokerto). Pokoknya yang paling saya suka itu jalan menuju Banyumas yang adhem itu saja. (sebenernya saya tidak terlalu mengenal jadi deskripsinya dikit deh wkwkwkwkkwkk).

  1. Terminal Purwokerto

Kayaknya terminal ini kalo di jadiin tempat piknik juga asik loh hehehehehe. Kenapa favorit, secara ini gerbangnya mau kemana dan dari mana. Bis-bis jurusan PWT mentok di sini. Ini terminal baru, lebih besar dari yang dulu. Paling suka di terminal ini adalah pas pos pemberangkatan bis tujuan Bumiayu, hahahaha secara buat mudik gitu. Di sana juga menjajakan oleh-oleh bagi siapa saja yang belum sempet beli getuk atau mendoan. Kaya di terminal-terminal lainnya.

  1. Kawasan Grendeng Karangwangkal

Hahahhaa, ini mah masih kompleks Unsoed, tapi menjadi bagian favorit ketika pengen makan yang macem-macem. Di jalan kampus grenedeng banyak banget kaki lima yang menjajakan dagangannya, favorit saya angkringan kalo malem, dan cilok khas Tasik kalo siang, di tambah kelapa muda, airnya aja. Mau makan juga banyak, ada warung padang, ada lumpia, ada warung rames, ada ayam-ayaman, ada sate, nasgor dan sebagainya. Favorit saya di pertiggan kampus D3 kremesannya yuang nyuammy. Ada juga bakso bakar di depan Masjid Fatimatuz Zahra, 1000 perak setusuk isinya 4 butir bakso bakar,, huahh nyam nyam nyam.

Itu tempat-tempat favorit saya, hanya sebagian sih, masih banyak yang lain, namun saya bingung karena kekurangan data hahaha.

Dimanapun kita tinggal, pasti akan menemukan tempat-tempat yang mengesankan. Mungkin karena kita sering mengunjunginya ataupu karena tempat-tempat itu cukup eksotis hingga membuat kita terkesan.

Saat ini Purwokerto menjadi yang terpisahkan buat saya. Mungkin kota yang akan bikin saya terkangen-kangen dibuatnya. Huuu,, mungkin saya bakal ngidam sama rica-ricanya bu RT, cah Jamurnya bapaknya ova, lumpia boomnya, AP, dan menu-menu di sekitar kampus.

Saya bakal kangen jalan kaki dari kosan ke kampus, saya bakal kangen sama angkot orange yang biasa nganterin kemana-mana. Hmm Purwokerto.

 

 

Kamis, 13 Februari 2014

Terharu: Seminar Proposal : Alhamdulillah :)



Alhamdulillah,,, Terimakasih Semuanya
Huhuhuuu,, Alhamdulillah akhirnya seminar juga, udah dari kapan tau sih deg-degannya. Sebenernya ngga terlalu gimana-gimana,, deg-degannya lebih ke aku bisa jelasin ke mereka atau ngga, mereka bisa mudeng ngga kalo aku jelasin. Ya maklum aja, aku tidak terlalu pintar dalam hal menjawab pertanyaan tanpa dipikirkan masak-masak dulu. Aku tidak pandai berkelit, aku juga tidak pandai berbicara di depan umum, ditambah aku pencemas sejati, huahh udah deh, lengkap.

Tapi Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. Ada beberapa yang Tanya juga, ya aku coba jelasin dengan semampu aku, kalo mereka ngga mudeng ya maaf-maaf aja.. maaf yaa temen2, sebenernya aku juga tahu maksud kalian, tapi ngga tau kenapa otakku ngga singkron dengan lidahku.

Aku ngga tau harus bilang apa,, hari ini aku terharu banget. Abi, umi sama papi (dosen penguji, sebenernya yang pertama manggil papi si agil wkwkwkk,, dia anak bimbingannya pengujiku, dia juga anak bimbingan umi,, dan outsidernya si abi,, gimana sepaket kan kwkwkwkwkk.), baik banget sama aku. Ya Alloh terima kasih, aku sampai ngga bisa berkata-kata saking terharunya.

Dan aku lupa tadi yang dibilang apaan,, mau nyatet cepet banget. Dan makalahku,, Cuma umi yang nyoret2 dan itu pun hanya beberapa kata doang. Subhanalloh, terimakasih semuanya. Pas ada yang Tanya, umi belain aku bangett,, beliau juga Tanya sih dikit,, terus gara2 aku bandel,, jadinya emang dipermasalahkan deh,, haduhh ngga lagi-lagi dehh ngelawan kehendak orang tua,, ya meskipun bukan orang tua kandung tapi tetep aku kena dampaknya. Ngga tau kenapa ucapan orang yang aku anggap sebagai ibuku, kalo aku ngga ngelaksanain pasti ada aja dampaknya hihihii. Eh si umi juga nyuruh si abi belain aku,, wahh mereka emang abi dan umiku kwkwkwkwk. Kaya mimih dan bapakku kalau di rumah wkwkwkkk.
Aku sih ngga maksud apa-apa, umi dan abi udah berkeluarga masing2 kok. Mereka menjadi umi dan abi buat aku aja,, tidak ada ikatan apapun, selain sebagai dosen pembimbingku. Umi dan abi itu hanya panggilan aku aja,, dan itupun hanya untuk curhat di blog,, di depan teman2 aku tetep kok, manggilnya mba nyunyun sama pak imam hehehehehhee.
Oke dear, terima kasih atas segala doanya. aku ngga tau harus bilang apalagi, saking terharunya, terharu banget. Subhannalloh deh pokoknya.
Semoga penelitianku berjalan dengan lancar, semoga umi, abi dan papih, akan selalu baik sama aku, dan semoga Tuhan selalu menunjukan jalan agar aku selalu berada di jalan-Nya,,,
Tuhan berikan aku yang terbaik, terbaik buat aku dan semuanya,,,

Sabtu, 08 Februari 2014

Jurnalistik Media Elektronik



TUGAS TERSTRUKTUR
JURNALISTIK MEDIA ELEKTRONIK
TELUR ASIN KHAS BREBES






Disusun Oleh :
ENDAH HARTIMULYANI GUMINDAR
(F1C010016)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU POLITK DAN ILMU SOSIAL
PURWOKERTO
2012



Voice Over
Telur Asin khas Brebes
Halo semua, saat ini kita akan bercerita mengenai makanan khas Brebes. Apa itu? yap,, Telur asin. Telur asin, hmm, siapa yang tak kenal makanan satu ini. Berbentuk bulat lonjong, berwarna biru khas, dan tentu saja rasanya yang asin begitu menggoyang lidah. Makanan khas Brebes ini, memang patut dan sangat layak untuk dijadikan teman beraktifitas kita semua. Cukup dengan membawa sendok kemana-mana, kita dapat menyantapnya, dimanapun kita berada. Tidak ingin repot membawa sendok?? ah, tidak perlu khawatir, cukup di pukul-pukul ringan ke tempat yang keras, telur asin yang penuh cita rasa ini, bisa anda kupas dan siap menemani mulut anda yang sudah sangat merana, haha.
Bagaimana sih cara membuat kuliner lucu dan yummy ini. Ahh,, kita tak perlu risau soal ini. Sekarang sudah banyak warung-warung pinggir jalan bahkan hingga supermarket terkemuka yang menyediakannya. Bila kita tidak dapat menemukan rasa yang unik di dalamnya, datang saja ke Kota Brebes. Yaa,, Kota Brebes, Kota Bawang, yang penuh telur asin. Di kota ini, telur asin terpajang dimana-mana. Dari mulai perbatasan dari Kota Tegal hingga ke perbatasan Cirebon, berjejer kios-kios yang menjajakannya. Di kota ini telur asin di produksi secara massal, mungkin itulah sebabnya jika makanan itu menjadi makanan khasnya.
Tapi bagaimana jika ingin membuatnya sendiri di rumah?. Mudah saja,. Cukup sediakan beberapa butir telur, bisa ayam maupun bebek. Namun, di Brebes sendiri menggunakan telur bebek, karena lebih mudah didapat, ingat!! pilih telur yang bagus ya, agar hasilnya berkualitas. Kemudian siapkan pula bata merah yang di tumbuk halus, garam krosok, abu gosok, dan air. Eitss,, jangan lupa siapkan alat-alatnya juga. Mulai dari beberapa baskom dan kain yang cukup lebar untuk menutup baskom itu. Awalnya, telur di hampelas terlebih dahulu, kemudian di cuci bersih, diamkan. Selanjutnya buat adonan dari campuran bata merah bubuk, abu gosok, garam dan air di sebuah baskom. Setelah adonan terbuat, bungkus telur dengan adonan tersebut, setebal 1 cm. Lalu, letakan telur di baskom yang lainnya, ulangi hingga telur habis. Lalu tutup baskom dengan kain, fungsi kain di sini untuk menghindari telur dimangsa binatang-binatang yang tidak bertanggung jawab, hehe. Kita tunggu hingga 14 hari, atau dua minggu, agar asinnya meresap. Selanjutnya, bersihkan telur dari adonan tadi, cuci hingga tidak ada kotoran yang nempel. Untuk pemasakannya sendiri kita dapat merebusnya, jika ingin yang lebih unik bisa di panggang atau di oven. Mudah bukan??, tentu saja, karena hasil sendiri itu, akan membuat kita benar-benar menikmatinya.Heyy,, jangan kemana-mana dulu, masih belum selesai. Saat ini telur asin sudah berkembang dengan banyak varian rasa. Teknologi yang semakin canggih, membuat produksi telur asin juga semakin berkembang. Rasa-rasa ini biasanya diperoleh dari ekstrasi bahan-bahan tertentu. Misalnya, telur asin rasa bawang, ini di dapat dari bawang merah atau bawang putih dikeringkan, kemudian di tumbuk halus. Selanjutnya di tambahkan air secukupnya, lalu di suntikan kedalam telur, sebelum di asin. begitu pula denga rasa-rasa lainnya.
Sudah siap untuk menikmati telur yang yummy ini?. harus selalu siap yaa, dan jangan lupa jika melintasi Kota Brebes, sempatkanlah untuk menyambangi kios-kiosnya, beli dan  bawalah pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat tercinta. sampai jumpa.
URAIAN GAMBAR VISUAL YANG AKAN DI AMBIL
1.      Kamera akan mengarah pada pemandangan kota dan desa.
2.      Lalu, kamera akan mengambil gambar telur asin yang di jajarkan di supermarket, lalu yang dijual di jalan dan di warteg-warteg.
3.      kamera akan menyorot, orang-orang yang sedang makan telur asin, menggunakan sendok dan tanpa menggunakan sendok.
4.      Selanjutnya, gambar yang akan di ambil adalah kota Brebes, dari perbatasan kota tegal hingga jembatan kali pemali.
5.      Gambar yang akan diambil selanjutnya adalah proses pembuatan telur asin di Brebes, kemudian di selingi dengan pembuatan sendiri di rumah.
6.      Kamera akan mengarah pada kios-kios yang menjajakan telur asin di Brebes, itu sebagai akhir dari pembuatan telur asin ini. dari mulai yang direbus hingga di oven.
7.      Gambar yang akan di tayangkan adalah ketika bawang atau bahan lainnya di ekstraksi, lalu di buat adonan dan di suntikan ke telur.
8.      Terakhir gambar akan mengarah pada orang-orang yang membeli telur asin, kemudian proses pengepakan menggunakan piti, lalu orang itu kembali masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya.
Alasan mengapa telur asin ini menarik
Sebagai orang Brebes, saya merasa mempunyai kewajiban untuk memperkenalkan daerahnya. Mulai dari sisi pariwisata maupun kulinernya. Saya juga cukup memahami proses pembuatan telur asin ini. karena di jadikan pelajaran muatan lokal sewaktu SD dulu. Selain itu, acara-acara yang berbau kuliner menjadi acara yang menarik ketika tayang di televisi, jadi apa salahnya jika saya memanfaatkan pasar yang ada.
Dimensi News Value dari sisi human interest.
Pada feature ini, dimensi news valuenya berada pada personal interest bagian kuliner.

Pernikahan

Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...