TUGAS TERSTRUKTUR
INDIVIDU
MATA KULIAH KOMUNIKASI
MASSA
“New Media”
Disusun oleh
Endah Hartimulyani
Gumindar
F1C010016
Universitas Jenderal
Soedirman
Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
2011
MEDIA BARU
Komunikasi merupakan hal penting
bagi manusia, karena tanpa komunikasi dunia akan porak poranda. Menurut Weaver
1949 (dalam, Mite Setiansah, Edi Santoso, 2010) komunikasi adalah semua
prosedur di mana pikiran seseorang bisa mempengaruhi yang lain. Sebagai sebuah
aktivitas, komunikasi selalu dilakukan oleh manusia. Manusia tidak akan dapat
lepas dari sebuah komunikasi. Banyak alasan mengapa manusia berkomunkasi, salah
satunya adalah untuk memperoleh informasi.
Komunikasi bukanlah hanya
dilakukan dari satu orang ke beberapa orang lainnya. Komunikasi juga dapat
dilakukan dari satu lembaga kepada khalayak ramai. Komunikasi jenis ini disebut
juga dengan komunikasi massa. Komunikasi massa sendiri yaitu komunikasi melalui
media massa. Pengertian massa di sini, bukanlah pengertian umum, namun massa di
sini berarti massa penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Oleh karena itu massa di sini menunjuk pada
khalayak, pemirsa, penonton, pembaca dan lain sebagainya.
Berbicara
tentang media massa pada awalnya media massa bermula pada ditemukannya mesin cetak
(press) yang akhirnya digunakan untuk mencetak Bible (Kitab Suci). Ini terjadi
pada tahun 1453. Sebelumnya, Gutenberg menulis secara manual, kitab-kitab suci
tersebut. Namun dengan bantuan mesin cetak, kitab suci yang dihasilkan jauh
lebih banyak.
Sebelum ada revolusi
Gutenberg, buku-buku di Eropa disalin dengan menggunakan Manu Script. Selain
memakan waktu yang lama, harga buku-buku tersebut tergolong mahal dan hanya
bisa dibeli oleh orang-orang yang mampu. Dengan ditemukannya mesin cetak,
perkembangan ilmu dan pengetahuan waktu itu semakin pesat, bahkan tidak hanya
untuk bangsa Eropa saja tetapi juga sampai ke Timur Tengah. Melalui buku-buku
yang dicetak pada waktu itu, minat baca masyarakat menjadi tinggi. Kitab Suci
yang awalnya ditulis manual oleh Gutenberg saat itu juga dicetak dengan bahasa
lain, tidak hanya bahasa latin. Ini yang akhirnya membuat gerakan kaum
protestan.
Ide surat kabar juga
berkembang di Eropa, khususnya di Inggris dan Amerika Utara. Tahun 1702 muncul
Daily Courant lalu Revue pada tahun 1704. Sedangkan di Amerika, surat kabar
baru terbut setelah beberapa tahun Amerika mencapai kemerdekaannya (1776).
Namun pada awalnya, surat kabar hanya diperuntukkan bagi kaum elit dan
terpelajar. Secara fisik, bentuk koran pada saat itu masih sangat sederhana dan
menggunakan biaya yang sangat murah, tetapi jangkauannya meluas. Pada tahun
1830, surat kabar sudah mewabah di New York. Ini adalah saat kejayaan surat
kabar yang akhirnya mewabah ke seluruh pelosok dunia.
Pada pertengahan abad 19,
ditemukan sebuah alat komunikasi yang dinamakan telegraf. Meskipun saat itu,
telegraf bukan sebagai bentuk komunikasi massam, namun telegraf merupakan alat
dasar untuk membawa pengetahuan manusia ke media massa elektronik. Telegaf ini
dikembangakan di Inggris dan Amerika. Setengah ada setelahnya, ditemukan pula
telepon oleh Graham Bell. Beberapa dekade kemudian, percobaan-percobaan mulai
dilakukan, akhirnya pada tahun 1895, Auguste dan Louis Lumiere menemukan alat
yang bernama Sinematografi, alat pemutar film. Pada awalnya, film yang
dipertontonkan adalah film pendek tentang kehidupan manusia sehari-hari.
Selama bertahun-tahun, para
ahli dan penemu tersebut selalu mengembangkan penemuan-penemuannya. Sekaligus
mendirikan tempat-tempat penunjang yang terkait dengan penemuannya. Misalnya
saja, pembuatan stasiun televisi BBC dan pembuatan stasiun-stasiun radio, baik
swasta maupun pemerintah; percetakan koran dan majalah Bahkan pada tahun 1970
mulai dikembangkan internet. Teknologi multimedia juga terus dikembangkan,
mulai dari film (VCD/DVD), informasi online, teknologi seluler dan sebagainya.
Hingga kini inovasi multimedia terus dikembangkan. (dari berbagai sumber).
Media massa pada dasarnya di bagi
menjadi dua yakni media massa lama dan media massa baru. Media massa lama itu
media massa yang terdiri dari televisi, radio, dan media cetak. Sedangkan media
baru yaitu internet. Internet dapat pula dikatakan dengan dunia maya. Menurut
Anne Ahira dalam websitenya di katakan bahwa dunia maya itu merupakan miniatur
dunia nyata. Apa yang tersaji di dunia nyata itu tersaji pula dalam dunia maya,
namun perbedaannya kejadian di dunia nyata itu tidak terjadi pada lingkungan
sekitar saja, namun juga terjadi di belahan dunia lain, sedangkan dalam dunia
maya itu tersaji di depan mata.
Setiap "dunia"
memiliki mata uang-nya (currency) sendiri-sendiri. Apa yang berlaku di
satu negara sudah pasti tidak berlaku di negara lain. Memaksakan cara-cara
dunia nyata dan media lama pada media baru dapat dianalogikan seperti mencoba membeli
hamburger di tengah kota New York dengan uang Rupiah, Anda akan ditertawakan
karena Rupiah tidak berlaku di New York, Amerika Serikat. Media baru
memperluas kita untuk pilihan hiburan dan informasi. Ini tergantung seberapa
besar keahlian kita dalam memilah-milihnya. Dalam dunia maya satu-satunya mata
uang yang berlaku adalah informasi. Penyampaian informasi dengan gaya yang
dimengerti oleh para pengguna “media baru” dan dinilai informasi itu sendiri,
itulah yang akan terjadi di internet.
Dunia maya menyediakan informasi
dari segala sesuatu yang dibutuhkan oleh penggunanya. Beragam kebaikan dapat di
peroleh dengan muda. Tidak perlu mengelurakan tenaga dan biaya yang begitu
banyak, karena media baru ini lebih dikenal dengan, cepat, lengkap,mudah dan
murah. Cukup dengan sekali klik saja, maka manfaat dan kebaikan dunia maya akan
terserap oleh penggunanya. Dunia maya itu merupakan gudang informasi, selain
itu juga sebagai jalinan tali silaturahmi antarumat di dunia.
Seperti halnya dunia nyata, dunia
maya pun terdapat sisi negatifnya. Banyak yang dapat kita jumpai kejahatan
dalam dunia maya. Pada dasarnya dalam dunia maya itu merupakan tempat seribu
macam kejahatan. Mereka pelaku kriminal di dunia maya memang cenderung tidak
mencari sesuatu yang positif. Mereka memang sudah memfokuskan akan menjadi
penjahat dalam dunia maya. Selain itu, dunia maya juga bisa menjadi tempat
pemutus tali silaturahmi yang paling tajam. Seperti istilah yang sering kita
dengar, dunia maya itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
New media atau yang biasa disebut
dengan internet, merupakan sebuah wadah dari perkembangan ilmu teknologi yang
secara tidak langsung telah mempengaruhi budaya dan cara pendidikan di
lingkungan masyarakat. Terhadap situasi ini banyak sekali contoh media-media
baru dari media elektronik sampai ke media cetak. Misalnya, sekarang itu banyak
surat kabar online, televisi online dan juga radio strimming. Perkembangan dari
komputer yang memang telah banyak mempengaruhi di segala kegiatan semua manusia
itu dikarenakan hasil yang kita lakukan dengan sebuah komputer lebih bagus dan
cepat sedangkan bila kita memakai cara lama hasil terkadang kurang memuaskan.
Setelah adanya komputer, banyak dari sebagian masyarakat di bumi menghabiskan
waktunya di depan komputer hanya untuk menyelesai sebuah pekerjaannya, dari
cara bekerja yang seperti itu pun telah hilangnya sifat kebudayan saling interaksinya
manusia secara langsung dan cara kerja sama sesama manusia karena apa yang
dihasilkan komputer lebih cepat dan bagus. Sedangkan pada internet kita dapat
menambah interaksi terhadap masyarakat dunia melalui jejaring sosial yang
terdapat pada internet yang saat ini telah menjadi jembatan seseorang untuk
behubungan secara tidak langsung terhadap seseorang di luar negeri.
Media baru telah merubah dunia
secara drastis. Ada banyak yang di untungkan di dalam perubahan itu, namun
banyak pula yang di rugikan. Untuk menghadapi media baru, seseorang harus siap
segalanya, karena terkadang media baru datang dengan tiba-tiba. Hal yang
dulunya tidak mungkin sekarang menjadi mungkin. Hal yang dahulunya benar-benar
di lestarikan kini mulai terkikis oleh adanya media baru.
Pada dasarnya perubahan yang di
sebabkan oleh media baru itu tergantung bagaimana cara kita menghadapinya.
Seseorang akan menjadi kewalahan terhadap perkembangan media baru jika tidak
siap. Di sisi lain juga media baru akan membuat seseorang lumpuh total dan
menjadi pecandu dunia maya seutuhnya. Namun, pendukung media baru pun percaya
bahwa media baru itu dapat mengubah kehidupan secara fundamental menjadi
berguna dan berarti.
Dalam strukturnya media baru
biasanya masih dikendalikan oleh media lama. Seiring dengan perkembangan zaman
media lama mau tidak mau harus membuat media barunya. Media baru masih dikontrol oleh media lama,
selain itu pula, media baru berideologi sama dengan media lamanya. Meskipun
terkadang sedikit keluar dari jalur.
Pada zaman orde baru sebuah media
masih di kontrol oleh pemerintah, maka keuntungan dari media pun sebagian besar
diambil oleh pemerintah. Hal ini dapat membuat media yang tidak terlalu besar
pun mengalami gulung tikar. Namun, saat ini media di jadikan sebuah industri
yang sangat menjanjikan oleh sebagian kalangan. Pemerintah kehilangan kontrol
atas media, karena adanya peristiwa era reformasi. Pada saat itu media menuntut
kebebasan dalam mengemukakan pendapat, dan dalam mengkritik pemerintahannya.
Namun, setelah itu kebebasanpun di gunakan sebebas-bebasnya, meskipun telah
terdapat banyak kode etik media, sebagian besar telah di langgarnya. Kini
media-media itu terus berkembang pesat, dan menyumbangkan keuntungan yang besar
pada pemiliknya. Media tidak lagi menjadi keuntungan pemerintah namun
keuntungan para pemiliknya. Biasanya pemilik media itu hanya beberapa orang
saja, namun memiliki cabang yang banyak. Seorang pemilik media dapat mempunyai
minimal dua buah perusahaan media. Saat ini perusahan media di Indonesia
sangatlah banyak namun telah tergabung dalam grup-grup media. Misalnya
kompas-gramedia, suara merdeka grup, bali post, jawa post dan lain sebagainya.
Selain itu media juga cenderung
menjadi perusahaan sambilan, bukan usaha yang benar-benar di tekuni dan
satu-satunya. Pemilik media biasanya sudah mempunyai usaha lain terlebih dahulu
sebelum menekuni usaha media. Karena mendirikan perusahaan media itu sangat
mahal dan harus selalu diperbaharui. Maka dari itu hanya pemilik modal yang
besar lah yang dapat bertahan dalam persaingan media.
Ideologi sebuah media cenderung
mengikuti ideologi pemiliknya dan pemilik saham terbanyak. Ideologi berasal
dari wacana. Menurut Teori Foucault wacana adalah masyarakat cenderung menyatukan
berbagai suara, ide-ide, dan keyakinan ke dalam wacana secara keseluruhan yang
menawarkan cara memahami dunia. Setiap masyarakat memiliki sejumlah wacana yang
mana akan membuatnya merasakan dunia. Foucault menggunakan gagasan sebuah
wacana untuk memeriksa bagaimana masyarakat memahami dan merasakan sensasi
seksualitas, kegilaan, dan kriminalitas.
Ideologi merupakan suatu kumpulan dari ide atau gagasan. Ideologi dapat
dianggap sebagai visi, sebagai cara memandang dunia (weltanschauung).
Ideologi pun merupakan sebuah sistem pemikiran abstrak yang diterapkan pada
berbagai persoalan sehingga membuat konsep abstrak ini menjadi inti dalam dunia
sosial. Terkadang ideologi selalu diagungkan demi menggapai tujuan suatu
ideologi. Secara implisit setiap pemikiran mengikuti sebuah ideologi walaupun
tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. Tujuan utama di balik
ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.
Ideologi dalam konteks media, para ahli menterjemahkan ideologi sebagai
sistem makna yang membantu menjelaskan dan mendefinisikan realitas dan membantu
dalam membuat nilai-nilai pembenaran atas realitas itu. Ideologi sangatlah
dekat dan tidak lepas dengan konsep-konsep seperti “pandangan dunia”, “sistem
keyakinan” dan “nilai-nilai”. Sebenarnya makna ideologi lebih luas dari
konsep-konsep itu. Ideologi bukan hanya untuk meyakini realitas, namun juga
cara dasar untuk mendefinisikan realitas. Ideologi menjadi suatu jalur atau
keyakinan yang berdampak pada pesan-pesan yang seragam dalam suatu media.
Pesan-pesan dalam suatu media akan merepresentasikan ideologi apa yang dianut
oleh media tersebut.
Media pada dasarnya adalah sebuah
medium yang memiliki tujuan sebagai perantara penyampai pesan dari komunikator (penyampai
pesan) kepada komunikannya (penerima pesan). Disini posisi media tidak lagi
bebas nilai karena pasti selalu bermuatan ideologis. Media disini bisa menjual
pesan-pesan, gagasan maupun kepribadian sekaligus pandangan tertentu terkait
dengan ideologi yang di anut.
Media memiliki pola penyampaian pesan kepada komunikan dengan tujuan dan maksud tertentu. Tujuan sebuah media dalam menyampaikan pesan juga dipengaruhi oleh sebuah pemikiran dasar yang dijadikan patokan dalam penerapan penyampaian pesannya. Sehingga media memandang sebuah realitas yang berdasarkan dari ideologi yang dianut media tersebut.
Ideologi media sekarang sudah
berbeda dengan ideologi jaman dahulu. Sekarang ideologi sebuah media lebih
cenderung kepada pemilik media itu sendiri. Ideologi sebuah media sudah
terkonstruksi sejak lahirnya media itu sendiri. Media dengan bangga
menyampaikan pesannya kepada khalayak
menggunakan ideologi pemilik dirinya. Seorang pemilik media berhak
meminta agar tidak memberitakan dirinya apabila sedang terkena masalah, atau
memperbaiki citra dirinya lewat media tersebut.
Ideologi sebuah media juga dapat
merubah budaya masyarakat. Media yang menganggap sama kahalayaknya, membuat
sebuah berita dengan menggunakan ideologi yang sama sehingga khalayak pun terkonstruksi
dengan ideologi tersebut. Masyarakat yang mengkonsumsi suatu media cenderung
berfikiran sesuai dengan media yang sering ia konsumsi, sehingga sikap dan
perilakunya pun mengikuti akhirnya memicu pada perubahan budayanya. Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Ideologi dari new media biasanya
datang secara bertahap, ideologi itu mengonstruksi suatu masyarakat lewat
informasi yang diberikan. Biasanya budaya yang sering terkena konstruksi media
adalah budaya populer atau biasa yang disebut dengan budaya pop. Dalam budaya
ini, pengonsumsinya adalah khalayak yang banyak dan tidak terlalu melek media,
sehingga menjadi sasaran yang empuk bagi media baru itu. Sebuah budaya yang
sudah terkena konstruksi media, sebagian besar masyarakatnya akan bermainset
jika apa yang dikatakan new media itu adalah benar. Jadi, sebuah media baru itu
akan dapat mudah merubah suatu budaya jika konsumen media itu tidak menyaring
apa yang di dapatnya dari media itu.
DAFTAR PUSTAKA
Littlejohn, Stephen. W. 2009.
Teori Komunikasi (diterjemahkan oleh Mohammad Yusuf
Hamda). Salemba Humanika. Jakarta.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. PT Rajagrafindo
Persada. Jakarta
Setiansah, Mite, dan Edi Santoso.
2010. Teori Komunikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
www.dwifitrianto.Blogspot.com/newmedia
di tulis pada Selasa, 4 Oktober 2011, dan
di akses
hari Senin, 26
Desember 2011
http://enda.goblogmedia.com/9saranmenghadapimediabaru. di akses pada Senin, 26 Desember
2011
www.wikipedia.com/pengertianbudaya
di akses hari Rabu, 28 December 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar