Sabtu, 08 Februari 2014

Komunikasi Massa : New Media



TUGAS TERSTRUKTUR INDIVIDU
MATA KULIAH KOMUNIKASI MASSA
New Media

Disusun oleh
Endah Hartimulyani Gumindar
F1C010016


Universitas Jenderal Soedirman
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
2011
MEDIA BARU

Komunikasi merupakan hal penting bagi manusia, karena tanpa komunikasi dunia akan porak poranda. Menurut Weaver 1949 (dalam, Mite Setiansah, Edi Santoso, 2010) komunikasi adalah semua prosedur di mana pikiran seseorang bisa mempengaruhi yang lain. Sebagai sebuah aktivitas, komunikasi selalu dilakukan oleh manusia. Manusia tidak akan dapat lepas dari sebuah komunikasi. Banyak alasan mengapa manusia berkomunkasi, salah satunya adalah untuk memperoleh informasi.

Komunikasi bukanlah hanya dilakukan dari satu orang ke beberapa orang lainnya. Komunikasi juga dapat dilakukan dari satu lembaga kepada khalayak ramai. Komunikasi jenis ini disebut juga dengan komunikasi massa. Komunikasi massa sendiri yaitu komunikasi melalui media massa. Pengertian massa di sini, bukanlah pengertian umum, namun massa di sini berarti massa penerima pesan yang berkaitan dengan media massa.  Oleh karena itu massa di sini menunjuk pada khalayak, pemirsa, penonton, pembaca dan lain sebagainya.
Berbicara tentang media massa pada awalnya media massa bermula pada ditemukannya mesin cetak (press) yang akhirnya digunakan untuk mencetak Bible (Kitab Suci). Ini terjadi pada tahun 1453. Sebelumnya, Gutenberg menulis secara manual, kitab-kitab suci tersebut. Namun dengan bantuan mesin cetak, kitab suci yang dihasilkan jauh lebih banyak.
Sebelum ada revolusi Gutenberg, buku-buku di Eropa disalin dengan menggunakan Manu Script. Selain memakan waktu yang lama, harga buku-buku tersebut tergolong mahal dan hanya bisa dibeli oleh orang-orang yang mampu. Dengan ditemukannya mesin cetak, perkembangan ilmu dan pengetahuan waktu itu semakin pesat, bahkan tidak hanya untuk bangsa Eropa saja tetapi juga sampai ke Timur Tengah. Melalui buku-buku yang dicetak pada waktu itu, minat baca masyarakat menjadi tinggi. Kitab Suci yang awalnya ditulis manual oleh Gutenberg saat itu juga dicetak dengan bahasa lain, tidak hanya bahasa latin. Ini yang akhirnya membuat gerakan kaum protestan.
Ide surat kabar juga berkembang di Eropa, khususnya di Inggris dan Amerika Utara. Tahun 1702 muncul Daily Courant lalu Revue pada tahun 1704. Sedangkan di Amerika, surat kabar baru terbut setelah beberapa tahun Amerika mencapai kemerdekaannya (1776). Namun pada awalnya, surat kabar hanya diperuntukkan bagi kaum elit dan terpelajar. Secara fisik, bentuk koran pada saat itu masih sangat sederhana dan menggunakan biaya yang sangat murah, tetapi jangkauannya meluas. Pada tahun 1830, surat kabar sudah mewabah di New York. Ini adalah saat kejayaan surat kabar yang akhirnya mewabah ke seluruh pelosok dunia.
Pada pertengahan abad 19, ditemukan sebuah alat komunikasi yang dinamakan telegraf. Meskipun saat itu, telegraf bukan sebagai bentuk komunikasi massam, namun telegraf merupakan alat dasar untuk membawa pengetahuan manusia ke media massa elektronik. Telegaf ini dikembangakan di Inggris dan Amerika. Setengah ada setelahnya, ditemukan pula telepon oleh Graham Bell. Beberapa dekade kemudian, percobaan-percobaan mulai dilakukan, akhirnya pada tahun 1895, Auguste dan Louis Lumiere menemukan alat yang bernama Sinematografi, alat pemutar film. Pada awalnya, film yang dipertontonkan adalah film pendek tentang kehidupan manusia sehari-hari.
Selama bertahun-tahun, para ahli dan penemu tersebut selalu mengembangkan penemuan-penemuannya. Sekaligus mendirikan tempat-tempat penunjang yang terkait dengan penemuannya. Misalnya saja, pembuatan stasiun televisi BBC dan pembuatan stasiun-stasiun radio, baik swasta maupun pemerintah; percetakan koran dan majalah Bahkan pada tahun 1970 mulai dikembangkan internet. Teknologi multimedia juga terus dikembangkan, mulai dari film (VCD/DVD), informasi online, teknologi seluler dan sebagainya. Hingga kini inovasi multimedia terus dikembangkan. (dari berbagai sumber).

Media massa pada dasarnya di bagi menjadi dua yakni media massa lama dan media massa baru. Media massa lama itu media massa yang terdiri dari televisi, radio, dan media cetak. Sedangkan media baru yaitu internet. Internet dapat pula dikatakan dengan dunia maya. Menurut Anne Ahira dalam websitenya di katakan bahwa dunia maya itu merupakan miniatur dunia nyata. Apa yang tersaji di dunia nyata itu tersaji pula dalam dunia maya, namun perbedaannya kejadian di dunia nyata itu tidak terjadi pada lingkungan sekitar saja, namun juga terjadi di belahan dunia lain, sedangkan dalam dunia maya itu tersaji di depan mata.

Setiap "dunia" memiliki mata uang-nya (currency) sendiri-sendiri. Apa yang berlaku di satu negara sudah pasti tidak berlaku di negara lain. Memaksakan cara-cara dunia nyata dan media lama pada media baru dapat dianalogikan seperti mencoba membeli hamburger di tengah kota New York dengan uang Rupiah, Anda akan ditertawakan karena Rupiah tidak berlaku di New York, Amerika Serikat. Media baru memperluas kita untuk pilihan hiburan dan informasi. Ini tergantung seberapa besar keahlian kita dalam memilah-milihnya. Dalam dunia maya satu-satunya mata uang yang berlaku adalah informasi. Penyampaian informasi dengan gaya yang dimengerti oleh para pengguna “media baru” dan dinilai informasi itu sendiri, itulah yang akan terjadi di internet.

Dunia maya menyediakan informasi dari segala sesuatu yang dibutuhkan oleh penggunanya. Beragam kebaikan dapat di peroleh dengan muda. Tidak perlu mengelurakan tenaga dan biaya yang begitu banyak, karena media baru ini lebih dikenal dengan, cepat, lengkap,mudah dan murah. Cukup dengan sekali klik saja, maka manfaat dan kebaikan dunia maya akan terserap oleh penggunanya. Dunia maya itu merupakan gudang informasi, selain itu juga sebagai jalinan tali silaturahmi antarumat di dunia.

Seperti halnya dunia nyata, dunia maya pun terdapat sisi negatifnya. Banyak yang dapat kita jumpai kejahatan dalam dunia maya. Pada dasarnya dalam dunia maya itu merupakan tempat seribu macam kejahatan. Mereka pelaku kriminal di dunia maya memang cenderung tidak mencari sesuatu yang positif. Mereka memang sudah memfokuskan akan menjadi penjahat dalam dunia maya. Selain itu, dunia maya juga bisa menjadi tempat pemutus tali silaturahmi yang paling tajam. Seperti istilah yang sering kita dengar, dunia maya itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.

New media atau yang biasa disebut dengan internet, merupakan sebuah wadah dari perkembangan ilmu teknologi yang secara tidak langsung telah mempengaruhi budaya dan cara pendidikan di lingkungan masyarakat. Terhadap situasi ini banyak sekali contoh media-media baru dari media elektronik sampai ke media cetak. Misalnya, sekarang itu banyak surat kabar online, televisi online dan juga radio strimming. Perkembangan dari komputer yang memang telah banyak mempengaruhi di segala kegiatan semua manusia itu dikarenakan hasil yang kita lakukan dengan sebuah komputer lebih bagus dan cepat sedangkan bila kita memakai cara lama hasil terkadang kurang memuaskan. Setelah adanya komputer, banyak dari sebagian masyarakat di bumi menghabiskan waktunya di depan komputer hanya untuk menyelesai sebuah pekerjaannya, dari cara bekerja yang seperti itu pun telah hilangnya sifat kebudayan saling interaksinya manusia secara langsung dan cara kerja sama sesama manusia karena apa yang dihasilkan komputer lebih cepat dan bagus. Sedangkan pada internet kita dapat menambah interaksi terhadap masyarakat dunia melalui jejaring sosial yang terdapat pada internet yang saat ini telah menjadi jembatan seseorang untuk behubungan secara tidak langsung terhadap seseorang di luar negeri.

Media baru telah merubah dunia secara drastis. Ada banyak yang di untungkan di dalam perubahan itu, namun banyak pula yang di rugikan. Untuk menghadapi media baru, seseorang harus siap segalanya, karena terkadang media baru datang dengan tiba-tiba. Hal yang dulunya tidak mungkin sekarang menjadi mungkin. Hal yang dahulunya benar-benar di lestarikan kini mulai terkikis oleh adanya media baru.

Pada dasarnya perubahan yang di sebabkan oleh media baru itu tergantung bagaimana cara kita menghadapinya. Seseorang akan menjadi kewalahan terhadap perkembangan media baru jika tidak siap. Di sisi lain juga media baru akan membuat seseorang lumpuh total dan menjadi pecandu dunia maya seutuhnya. Namun, pendukung media baru pun percaya bahwa media baru itu dapat mengubah kehidupan secara fundamental menjadi berguna dan berarti.

Dalam strukturnya media baru biasanya masih dikendalikan oleh media lama. Seiring dengan perkembangan zaman media lama mau tidak mau harus membuat media barunya.  Media baru masih dikontrol oleh media lama, selain itu pula, media baru berideologi sama dengan media lamanya. Meskipun terkadang sedikit keluar dari jalur.

Pada zaman orde baru sebuah media masih di kontrol oleh pemerintah, maka keuntungan dari media pun sebagian besar diambil oleh pemerintah. Hal ini dapat membuat media yang tidak terlalu besar pun mengalami gulung tikar. Namun, saat ini media di jadikan sebuah industri yang sangat menjanjikan oleh sebagian kalangan. Pemerintah kehilangan kontrol atas media, karena adanya peristiwa era reformasi. Pada saat itu media menuntut kebebasan dalam mengemukakan pendapat, dan dalam mengkritik pemerintahannya. Namun, setelah itu kebebasanpun di gunakan sebebas-bebasnya, meskipun telah terdapat banyak kode etik media, sebagian besar telah di langgarnya. Kini media-media itu terus berkembang pesat, dan menyumbangkan keuntungan yang besar pada pemiliknya. Media tidak lagi menjadi keuntungan pemerintah namun keuntungan para pemiliknya. Biasanya pemilik media itu hanya beberapa orang saja, namun memiliki cabang yang banyak. Seorang pemilik media dapat mempunyai minimal dua buah perusahaan media. Saat ini perusahan media di Indonesia sangatlah banyak namun telah tergabung dalam grup-grup media. Misalnya kompas-gramedia, suara merdeka grup, bali post, jawa post dan lain sebagainya.

Selain itu media juga cenderung menjadi perusahaan sambilan, bukan usaha yang benar-benar di tekuni dan satu-satunya. Pemilik media biasanya sudah mempunyai usaha lain terlebih dahulu sebelum menekuni usaha media. Karena mendirikan perusahaan media itu sangat mahal dan harus selalu diperbaharui. Maka dari itu hanya pemilik modal yang besar lah yang dapat bertahan dalam persaingan media.

Ideologi sebuah media cenderung mengikuti ideologi pemiliknya dan pemilik saham terbanyak. Ideologi berasal dari wacana. Menurut Teori Foucault  wacana adalah masyarakat cenderung menyatukan berbagai suara, ide-ide, dan keyakinan ke dalam wacana secara keseluruhan yang menawarkan cara memahami dunia. Setiap masyarakat memiliki sejumlah wacana yang mana akan membuatnya merasakan dunia. Foucault menggunakan gagasan sebuah wacana untuk memeriksa bagaimana masyarakat memahami dan merasakan sensasi seksualitas, kegilaan, dan kriminalitas.

Ideologi merupakan suatu kumpulan dari ide atau gagasan. Ideologi dapat dianggap sebagai visi, sebagai cara memandang dunia (weltanschauung). Ideologi pun merupakan sebuah sistem pemikiran abstrak yang diterapkan pada berbagai persoalan sehingga membuat konsep abstrak ini menjadi inti dalam dunia sosial. Terkadang ideologi selalu diagungkan demi menggapai tujuan suatu ideologi. Secara implisit setiap pemikiran mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. Tujuan utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.

Ideologi dalam konteks media, para ahli menterjemahkan ideologi sebagai sistem makna yang membantu menjelaskan dan mendefinisikan realitas dan membantu dalam membuat nilai-nilai pembenaran atas realitas itu. Ideologi sangatlah dekat dan tidak lepas dengan konsep-konsep seperti “pandangan dunia”, “sistem keyakinan” dan “nilai-nilai”. Sebenarnya makna ideologi lebih luas dari konsep-konsep itu. Ideologi bukan hanya untuk meyakini realitas, namun juga cara dasar untuk mendefinisikan realitas. Ideologi menjadi suatu jalur atau keyakinan yang berdampak pada pesan-pesan yang  seragam dalam suatu media. Pesan-pesan dalam suatu media akan merepresentasikan ideologi apa yang dianut oleh media tersebut.

Media pada dasarnya adalah sebuah medium yang memiliki tujuan sebagai perantara penyampai pesan dari komunikator (penyampai pesan) kepada komunikannya (penerima pesan). Disini posisi media tidak lagi bebas nilai karena pasti selalu bermuatan ideologis. Media disini bisa menjual pesan-pesan, gagasan maupun kepribadian sekaligus pandangan tertentu terkait dengan ideologi yang di anut.

Media memiliki pola penyampaian pesan kepada komunikan dengan tujuan dan maksud tertentu. Tujuan sebuah media dalam menyampaikan pesan juga dipengaruhi oleh sebuah pemikiran dasar yang dijadikan patokan dalam penerapan penyampaian pesannya. Sehingga media memandang sebuah realitas yang berdasarkan dari ideologi yang dianut media tersebut.

Ideologi media sekarang sudah berbeda dengan ideologi jaman dahulu. Sekarang ideologi sebuah media lebih cenderung kepada pemilik media itu sendiri. Ideologi sebuah media sudah terkonstruksi sejak lahirnya media itu sendiri. Media dengan bangga menyampaikan pesannya kepada khalayak  menggunakan ideologi pemilik dirinya. Seorang pemilik media berhak meminta agar tidak memberitakan dirinya apabila sedang terkena masalah, atau memperbaiki citra dirinya lewat media tersebut.

Ideologi sebuah media juga dapat merubah budaya masyarakat. Media yang menganggap sama kahalayaknya, membuat sebuah berita dengan menggunakan ideologi yang sama sehingga khalayak pun terkonstruksi dengan ideologi tersebut. Masyarakat yang mengkonsumsi suatu media cenderung berfikiran sesuai dengan media yang sering ia konsumsi, sehingga sikap dan perilakunya pun mengikuti akhirnya memicu pada perubahan budayanya. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Ideologi dari new media biasanya datang secara bertahap, ideologi itu mengonstruksi suatu masyarakat lewat informasi yang diberikan. Biasanya budaya yang sering terkena konstruksi media adalah budaya populer atau biasa yang disebut dengan budaya pop. Dalam budaya ini, pengonsumsinya adalah khalayak yang banyak dan tidak terlalu melek media, sehingga menjadi sasaran yang empuk bagi media baru itu. Sebuah budaya yang sudah terkena konstruksi media, sebagian besar masyarakatnya akan bermainset jika apa yang dikatakan new media itu adalah benar. Jadi, sebuah media baru itu akan dapat mudah merubah suatu budaya jika konsumen media itu tidak menyaring apa yang di dapatnya dari media itu.




DAFTAR PUSTAKA


Littlejohn, Stephen. W. 2009. Teori Komunikasi (diterjemahkan oleh Mohammad Yusuf   
   Hamda). Salemba Humanika. Jakarta.

Nurudin. 2007.  Pengantar Komunikasi Massa. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Setiansah, Mite, dan Edi Santoso. 2010. Teori Komunikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

www.dwifitrianto.Blogspot.com/newmedia di tulis pada Selasa, 4 Oktober 2011, dan  di akses
hari Senin, 26 Desember 2011

http://enda.goblogmedia.com/9saranmenghadapimediabaru. di akses pada Senin, 26 Desember
2011

www.wikipedia.com/pengertianbudaya di akses hari Rabu, 28 December 2011.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pernikahan

Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...