TUGAS TERSTRUKTUR
PENGANTAR ANTROPOLOGI
“PERUBAHAN BUDAYA KOMUNIKASI PADA ERA GLOBALISASI”

Disusun oleh:
SITI MISROKHAH
URAFA F1C008067
ENDAH HARTIMULYANI.
G F1C010016
ROSALINA F1C010039
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU KOMUNIKASI
2011
A. PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal
yang terpenting dalam kehidupan manusia. Tanpa komunikasi maka manusia dapat
dikatakan “tersesat” dalam kehidupan ini. Komunikasi adalah proses penyampaian
informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan
lambang-lambang, kata-kata, gambar-gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain.
Pada pokoknya komunikasi mengandung situasi keprilakuan sebagai minat sentral
dimana seseorang sebagai sumber menyampaikan suatu pesan pada seseorang atau
sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempengaruhi perilakunya.
Sejarah perkembangan komunikasi pun terus mengalami
perubahan di setiap masa. Mulai zaman pra sejarah hingga era modern seperti
saat ini. Di setiap zaman, manusia punya model komunikasi yang yang berbeda
sesuai perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan komunikasi
sangat dipengaruhi oleh peradaban ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi
informasi ataupun media-media komunkasi yang diciptakan manusia menjadikan
komunikasi memiliki pola yang berbeda. Perbedaan pola itu bisa berupa
efektivitas maupun efisiensi komunikasi.
Era globalisasi ditandai dengan penyerbuan
komunikasi dan informasi yang menembus batas-batas budaya. Seluruh kemajuan
yang diperoleh oleh manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan komunikasi.
sehingga sebagian orang menyebut komunikasi sebagai “perekat” hidup bersama.
Hal ini dipahami karena istilah komunikasi itu sendiri mengandung makna
bersama-sama (common, commoness: Inggris) berasal dari bahasa Latin
communicatio yang berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu),
pertukaran, di mana si pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari
pendengarnya; ikut mengambil bagian.
Di samping sebagai lem perekat hidup bersama,
komunikasi juga sering dipandang seolah-olah memiliki kekuatan gaib. Menurut B.
Aubrey Fisher, tidak ada persoalan sosial yang tidak melibatkan komunikasi.
Oleh sebab itu setiap saat manusia selalu dihadapkan dengan masalah sosial,
yang penyelesaiannya menyangkut komunikasi yang lebih banyak atau lebih baik.
Setidak-tidaknya semua kesalahfahaman yang kemudian menimbulkan konflik antara
manusia dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya dinyatakan
sebagai akibat kesalahan komunikasi. Memang komunikasi sering dimunculkan
sebagai kambing hitam, jika terjadi keruwetan dan ketidakharmonisan dalam
hubungan antar manusia dan antara bangsa.
Komunikasi memang menyentuh semua aspek kehidupan
bermasyarakat, atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh
komunikasi. Justru itu orang selalu melukiskan komunikasi sebagai ubiquitous
atau serba hadir. Artinya komunikasi berada di manapun dan kapanpun. Komunikasi
merupakan sesuatu yang memang serba ada. Sifat komunikasi yang serba hadir ini,
selain memberikan keuntungan juga sekaligus menimbulkan banyak kesulitan karena
fenomena komunikasi itu menjadi luas, ganda dan multi makna.
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka kelompok
kami ingin mengetahui lebih jauh tentang perubahan budaya komunikasi di era
globalisasi, yang mana dalam perubahan budaya komunikasinya mempunyai fase-fase
tersendiri dan beragam.
2.
Rumusan
masalah
Dari uraian latar belakang
diatas dapat diketahui bahwa rumusan masalah yang akan kita bahas adalah
sebagai berikut :
a.
Bagaimanakah
perkembangan/perubahan komunikasi dari masa ke masa?
b.
Apakah
era globalisasi itu?
c.
Bagaimana
perubahan budaya komunikasi pada era globalisasi?
d.
Bagaimana
Dampak
Positif dan Negatif Perubahan Budaya Komunikasi pada Era Globalisasi?
B. ISI
DISKUSI
1.
Diskusi pertama jumat 1 April 2011, membahas tentang perkembangan budaya komunikasi dari masa ke
masa.
1.
Komunikasi
Manusia Prasejarah
Manusia prasejarah adalah masa manusia belum bisa
menciptakan tulisan. Ilmu pengetahuan dan teknologi masih bersifat natural dan
manual. Natural artinya manusia masih sangat bergantung kepada alam untuk
bertahan hidup. Sementara manual, berarti manusia masih menggunakan tenaga
tubuh, baik tenaga hewan maupun manusia.
Untuk berhubungan atau pun berkomunikasi dengan
manusia lain, mereka menggunakan symbol-simbol, gambar, gerak tubuh, isyarat,
suara teriakan, dan cara manual lainnya. Contohnya, bila terjadi suatu bahaya,
untuk memberitahukan kepada manusia lain dilakukan dengan teriakan. Teriakan
itu dilakukan secara bersambung dari satu manusia lain yang berada di tempat
lain.
Media komunikasi melalui patung dan terlihat pada
masa kebudayaan Paleolitik muda. Paleolitik muda memiliki empat periode
kebudayaan, yaitu Aurignacian, Gravettian, Solutrean, dan Magdalena. Pada masa
Aurignacian, belum ditemukan gambar atau lukisan di gua. Namun, pada masa ini,
sudah ditemukan manik-manik kecil dari gading, patung-patung hewan dan manusia
yang diukir pada sebuah gading.
2.
Retorika
Komunikasi Yunani Kuno
Perkembangan komunikasi selalu dikaitkan dengan
penggunaan retorika di zaman Yunani. Pada masa inilah, komunikasi digunakan
sebagai alat persuasive menggunakan retorika telah ada sejak zaman kebudayaan
Mesir Kuno. Tokoh yang menggunakannya adalah Kagemmi dan Ptah-Hotep.
Akan tetapi, pada masa Yunani Kunolah, tradisi
retorika menjadi suatu yang sistematis dan terorganisasi. Kata retorika sendiri
berasal dari nahasa Yunani, yaitu rhetor, yang artinya ‘orator’ atau bias juga
‘teacher’. Retorika adalah suatu teknik komunikasi untuk membujuk atau merayu secara
persuasive untuk menghasilkan bujukan melalui karakter pembicara, emosiaonal
ataupun logo.
Penggagas komunikasi retorika zaman Yunani Kuno
adalah pemikir atau filosofis bernama Aristoteles. Menurut Aristoteles,
retorika mencakup tiga unsur, yaitu ethos (kredibilitas komunikator), pathos
(hal yang menyangkut emosi dan persaan), dan logos (hal yang menyangkut fakta).
Pokok-pokok pemikiran Aristoteles mengenai retorika dikembangkan oleh Cicero
dan Quintilian yang menyusun aturan retorika menjadi lima unsur.
3.
Komikasi
Sebagai Ilmu di Abad Pertengahan
Pada masa inilah, komunikasi dikembangkan sebagai
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan mulai berkembang pada era ini. Penemuan
mutakhir yang sangat mempengaruhi perkembangan komunikasi manusia pada abad
pertengahan adalah ditemukan telepon, telegrap, radio, dan televise.
Berbagai ilmu komunikasi mulai dibahas dan
dikembangkan. Akibat munculnya teknologi-teknologi mutakhir, dipelajarilah
penggunaan komunikasi dengan teknologi tersebut. Ahli komunikasi mulai membuat
teori-teori berkenaan dengan komunikasi. Misalnya, bagaimana mempelajari
keterampilan berkomunikasi, dan strtegi komunikasi instruksional.
4.
Kemajuan
Komunikasi Era Modern
Sejak 1960an hingga sekarang, teknologi semakin
berkembang pesat. Berbagai media komunikasi yang canggih diciptakan oleh
manusia. Penemuan media-media digital menjadi segala aktivias berjalan semakin
efektif dan efisien. Rogers (1986) berpendapat bahwa sejak 1950, perkembangan
studi komunikasi sebagai suatu disiplin telah memasuki periode take off
(tinggal landas).
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti
diciptakan computer, laptop, handphone, menjadikan komunikasi memiliki pola
yang berbeda. Selain itu, pola komunikasi yang terjadi sekarang ini
mempengaruhi nilai-nilai social yang ada.
Ada satu perdapat yang harus dicermati bahwa
perkembangan komunikasi era Yunani Kuno atau retorika terputus samapai abad
ke-19. Alasannya adalah dari zaman yunani kuno hingga abad ke-19 (era
pertengahan) punya rentang waktu yang cukup jauh, yaitu 1400 tahun. Pendapat
tersebut tidak sepenuhnya benar.
Pada abad pertengahan, aktivitas retorika masih
dilakukan pada zaman pertengahan, yaitu dengan merabaknya penyebaran agama oleh
para Nabi dan pesyiar agama. Selain itu, fenomena komunikasi berkembang dan
tercatat kembali saat ditemukan mesin cetak oleh Gutenberg pada 1457. Dengan
demikian, bias dikatakan bahwa mata rantai sejarah perkembangan komunikasi
tidak pernah mengalami masa vakum ataupun terputus.
Teknologi mesin cetak
semakin berkembang, sehingga pemanfaatannya pun semakin maksimal. Kemajuan
mesin cetak merupakan kemajuan yang berkesinambungan, dan canggihnya teknologi
percetakan ini ditunjukan pada 3 September 1883, saat dimana Bejamin Day untuk
pertama kalinya menerbitkan surat kabar New
York Sun atau lebih dikenal dengan nama “Penny Press” karena harga per ekslempar surat kabar itu satu penny
atau satu sen.
Pada tahun 1844, Samuel Morse menemukan suatu cara
menyampaikan pesan melalui kabel elektronika atau yang lebih kita kenal dengan
nama teleghraph, dari Baltimore ke
Washington DC dengan pesan yang sangat terkenal “what hath God Wrought?”.kehadiran teleghraph memicu para ahli untuk mengembangkan teknologi yang
lebih baru, antara lain, radio dan televisi.
Menurut Little John penemuan
teleghraf memicu tumbuhnya
produk-produk yang berbasis elektronik dan komputerisasi secara labih
mengejutkan; televisi, VCR, holograph,
compact disk, komputer, telepon
genggam dan masih banyak lagi yang lainnya. Kecanggihan teknologi komunikasi
ini memberikan kemudahan tersendiri bagi proses komunikasi manusia, dan
merupakan perkembangan teknologi komunikasi yang paling mutakhir dari
perkembangan komunikasi sebelumnya. Pesatnya perkembangan
teknologi dan komunikasi ini disebut juga dengan era Globalisasi.
2. Diskusi
kedua pada rabu 6 april 2011 tentang era
globalisasi.
Globalisasi merupakan sebuah istilah
yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan
antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia,
melalui dunia perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi
juga merupakan suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan
antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama
lain yang melintasi batas negara
Menurut Selo
Soemardjan, “Globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi
antar masyarkaat diseluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang
sama”. Dalam banyak hal, globalisasi
mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini
sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi
yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang
mempunyai pengaruh dalam mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang
perubahan dunia yang akan berlangsung. Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan
berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan dunia semakin terbuka dan
saling bergantung satu sama lain. Globalisasi akan membawa perspektif baru
tentang konsep “Dunia Tanpa Tapal Batas” yang saat ini diterima sebagai
realitas masa depan yang akan mempengaruhi perkembangan budaya dan membayar
perubahan baru.
Scholte
melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan globalisasi:
·
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
·
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu
lintas devisa, maupun migrasi.
·
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin
tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu
lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.
·
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari
universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat
sehingga mengglobal.
·
Hubungan
transplanetari dan suprateritorialitas:
Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi
pertama, masing-masing negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada
pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar
gabungan negara-negara.
Ciri-ciri
globalisasi
1.
Perubahan dalam Konstantin ruang dan
waktu
2.
Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara
yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan
perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).
3.
Peningkatan interaksi kultural
melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi
berita dan olah raga internasional).
4.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya
pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan
lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi
ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru
bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa
kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam
sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan
selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta
kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman
transformasi sosial.
Globalisasi
memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya.
Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai
(values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh
warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi
berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam
alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila
disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran
dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi
sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai
dan budaya tertentu keseluruh
dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat
semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri
dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye,
1966 ).
Namun,
perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20
dengan berkembangnya teknologi komunikasi.
Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi
antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi
kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
·
Berkembangnya
pertukaran kebudayaan internasional.
·
Penyebaran
prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
·
Persaingan
bebas dalam bidang ekonomi
·
Meningkakan
interaksi budaya antarnegara melalui perkembangan media massa
3. Diskusi
ketiga pada senen 11 April 2011 tentang perubahan
budaya komunikasi pada era globalisasi
Kita tahu bahwa manusia
tidak pernah tetap, manusia akan selalu berubah dan berubah, begitu juga dengan
budaya komunikasi yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman.
Perubahan budaya komunikasi dari masa ke masa merupakan hasil dari pemikiran
manusia yang memiliki cipta, karsa dan rasa, pemikiran ini merupakan sebuah
awal untuk adanya perubahan. Perubahan budaya komunikasi berawal dari di
temukannya huruf atau tulisan oleh bangsa Mesir kuno itu merupakan awal manusia
memiliki sebuah kebudayaan. Setelah ditemukannya tulisan, kemudian kebudayaan
itu berlanjut dengan menuliskan tulisan-tulisannya pada daun atau kulit
binatang, kegiatan itu dimaksudkan agar anak cucu mereka mengetahui kebudayaan
nenek moyangnya, dan benar saja buku-buku dari daun dan kulit binatang itu
sangat berguna untuk kita di masa sekarang ini yang slalu penasaran dengan
kehidupan masa lampau. Setelah ditemukannya buku daun dan kulit binatang
kemudian ada seorang ahli asal Eropa bernama Gutenberg berhasil menciptakan
mesin cetak, dan setelah itu dibuatlah surat kabar pertama sebagai bagian dari
perubahan budaya komunikasi. Surat kabar yang diterbitkan pertama kali itu
bernama Penny Press, dengan lahirnya Penny Press perubahan budaya
komunikasipun sangat pesat pada masa itu.
Pada masa globalisasi atau
yang sering disebut dengan masa modern, perubahan budaya komunikasi mengalami
peningkatan yang signifikan. Perubahan komunikasi di era globalisasi ini di
pengaruhi oleh semakin canggihnya pemikiran manusia yang ada di dunia ini,
sehingga menciptakan teknologi yang canggih pula. Contoh kasusnya adalah
perubahan surat kabar cetak menjadi surat kabar elektronik. Dalam dunia komunikasi pada era globalisasi
ini, memang sangat dipengaruhi dan sepertinya memang tergantung pada alat-alat
elektronik dan internet. Alat-alat elektronik dan internet merupakan satu
kesatuan nyata dalam era globalisasi ini, mungkin bila di istilahkan seperti dimana ada internet di situ ada alat
elektronik. Globalisasi ini juga sering diartikan sebagai
internasionalisasi, liberalisasi, westenisasi, universalisasi dan sebagainya,
istilah-istilah ini mempunyai arti sama yaitu menyatukan dunia dengan satu
kebudayaan, yaitu kebudayaan barat (kebudayaan Amerika dan Eropa). Jadi,
perubahan komunikasi pada globalisasi itu, perubahan pada bidang komunikasi
yang terjadi di seluruh dunia secara bertahap.
4.
Diskusi yang keempat pada jumat 15 April
2011 tentang dampak negatif dan positif
perubahan budaya komunikasi pada era globalisasi.
1.
Dalam
Lingkungan Keluarga
Dalam
lingkungan keluarga perubahan sosial budaya dalam bidang komunikasi adalah
semakin canggihnya atau majunya media komunikasi. Dahulu di tahun 90an sebelum
ada handphone, sulit menghubungi anaknya ketika anak tersebut sedang jauh atau
dalam perantauan. Umtuk mengetahui kabar masing-masing maka orang tua atau anak
harus saling mengirim surat dan waktunya pun lama. Ketika hari raya tiba
seorang anggota keluarga yang ingin berkunjung ke rumah kerabatnya walaupun
jauh maka ia datang langsung. Jadi kebanyakan komunikasi bersifat primer (face
to face) walaupun ada juga yang sekunder.
Dalam
lingkungan keluarga sekarang perubahan sosial budaya dalam bidang komunikasi
dapat dilihat dengan adanya Handphone, sekarang di era globalisasi ayah, ibu,
dan anak kebanyakan sudah memegang alat komunikasi (handphone) sendiri, dan ini
memudahkan orang tua yang akan menghubungi anaknya jika sedang pergi atau
memudahkan komunikasi jarak jauh. Ketika hari raya misalnya antara kerabat
keluarga bisa memudahkan komunikasi saat jarak mereka jauh jadi tidak perlu
datang ke rumah kerabatnya tersebut tetapi lewat handphone dengan bertukar sms.
Jadi kebanyakan komunikasi terjadi dengan cara perantara atau sekunder.
Dampak
positif yang nampak dari perubahan sosial budaya tersebut adalah memudahkan
informasi yang ingin disampaikan, praktis dan hemat biaya. Sedangkan dampak
negatifnya adalah berkurangnya kontak langsung antara orang tua dan anak yang
dapat menyebabkan rasa kekeluargaan meluntur, menjadikan konsumtif karena bila
menggunakan handphone harus beli
pulsa dan apabila mengikutu tren handphone maka harus mengkocek lebih dalam
kantong kita karena handphone seri terbaru terus bermunculan tiap bulannya dan
menjanjikan fitur-fitur yang memanjakan seseorang.
2. Dalam Lingkungan Rumah Tinggal (Tetangga)
Dalam
lingkungan rumah tinggal atau tetangga perubahan sosial budaya dalam bidang
komunikasi adalah media komunikasi yang canggih ini dapat dilihat dari media
komunikasi televisi. Di tahun 90an dulu di desa Kalikudi Kecamatan Adipala
Kabupaten Cilacap kebanyakan warga waktu itu belum banyak warga mempunyai
televisi karena harganya yang cukup mahal. Sehingga warga yang ingin menonton
televisi kebanyakan datang ke tempat yang mempunyai televisi. Hal ini secara
tidak langsung juga menyebabkan meningkatnya solidaritas atau hubungan
kekeluargaan antar warga di desa tersebut sehingga hampir tiap malam warga desa
tersebut bertemu dalam satu tempat untuk menonton televisi.
Sedangkan
sekarang dengan semakin canggihnya teknologi membuat semakin mudahnya orang
membeli televisi dengan harga yang murah. Ini membuat banyak warga Desa
Kalikudi sekarang mempunyai televisi setiap rumah. Ini juga menjadikan semakin
jarangnya kontak langsung antar warga. Adanya handphone juga menyebabkan
mudahnya komunikasi antar tetangga karena apabila tetangga atau kita butuh
bantuannya kita tinggal menghubunginya dengan handphone tersebut.
Dampak
positif yang dilihat dari perubahan tersebut adalah menjadikan informasi yang
didapat warga semakin mudah dan praktis. Sedangkan dampak negatifnya adalah
timbulnya sikap konsumtif warga dengan adanya televisi tersebut mereka melihat
berbagai hal menarik yang ingin dimiliki.
3. Dalam Lingkungan Kependidikan
Perubahan
sosial budaya dalam komunikasi di bidang pendidikan diantaranya: dahulu guru
mengajar dengan cara yang biasa yaitu dengan metode ceramah atau dengan
menuliskan materi di papan tulis; dalam mengajar guru dan siswa harus bertemu
langsung atau tatap muka; bagi siswa yang mengerjakan tugas dengan mencari
jawaban atau tugasnya dengan membaca buku dan datang langsung ke perpustakaan.
Sekarang
guru dimudahkan dengan adanya komputer dan LCD proyektor maka guru tidak
susah-susah menuliskan materi di papan tulis cukup dengan menggunakan
mediakomputer dan LCD tersebut. Guru dan siswa juga tidak harus bertemu
langsung atau tatap muka dalam memberi pelajaran kepada siswa tetapi
menggunakan fasilitas internet yaitu dengan modul online ini biasa dilakukan
oleh universitas-universitas terbuka. Bagi siswa yang ingin mengerjakan tugas
dapat mencari referensi di internet selain dibuku dan siswa menjadi tidak perlu
datang langsung menuju perpustakaan.
Dampak
positif dari perubahan sosial budaya tersebut memudahkan guru maupun siswa
dalam proses pembelajaran, sedangkan dampak negatifnya adalah adanya
ketergantungan pada teknologi, membuat siswa malas membaca buku di
perpustakaan, meningkatnya kasus plagiat di kalangan pelajar serta menjadikan
malas bagi anak-anak karena banyak hiburan anak yang ditawarkan oleh televisi
tersebut sehingga jam belajar terkurangi.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil
diskusi kami dapat disimpulkan bahwa perubahan budaya komunikasi pada era
globalisasi itu berkembang sangat cepat. Dimulai dari ditemukannya tulisan pada
4000 SM sampai adanya surat kabar dalam internet. Perubahan budaya
berkomunikasinya pun sangat berpengaruh pada masing-masing individu, contohnya
berubahnya tradisi silaturahmi dalam berlebaran, pada tahun 90’an itu umat
muslim saling berkunjung ke rumah saudara-saudaranya meskipun rumahnya jauh,
namun sekarang hanya tinggal menelpon sudah cukup mewakili silaturahmi yang
menjadi kebiasaan pada tahun 90’an itu. Setiap perubahan yang ada di dunia ini
pasti ada dampak positif dan negatifnya, dampak positif dari perubahan budaya
komunikasi pada era globalisasi itu, dapat memudahkan dan meringankan pekerjaan
manusia, namun dampak negatifnya adalah sifat individualis yang semakin
merebak, dan manusia sudah mulai jarang berinteraksi di dunia nyata. Jadi, agar
kita tidak terjebak dalam dampak negatif kita harus bisa menyaring apa yang
akan kita gunakan dari semua fasilitas yang ada pada era globalisasi ini.
Daftar pustaka
A.W Widjaja. 1986. Komunikasi: Komunikasi dan hubungan Masyarakat.Jakarta:BinaKoentjoroningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta; Rineka Cipta.
Lull, James. 2008. Media Komunikasi Kebudayaan Suatu Pendekatan Global 2007.
Syahrial Syarbini dan Rusdiyanta. 2009. Dasar-Dasar sosiologi.Yogyakarta:
Graha Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar