Minggu, 16 Februari 2014

Purwokerto dan Sekilas Tentang Isinya

Apa yang anda pikirkan tentang Purwokerto?

Mendoan?

Getuk Goreng?

Baturaden?

Museum BRI?

Jenderal Soedirman?

atau

Gunung Slametnya?

 

Yupp apapun itu, Purwokerto telah menjadi kota yang cukup mengesankan bagi saya. Purwokerto dengan sejuta keunikannya, sejuta keindahannya dan berjuta-juta kenangannya, membuat saya sedih, bila harus meninggalkannya. Ya, mau tidak mau, karena sebagai perantau pastilah kembali ke kampong halamannya. Kecuali saya dapet bojo orang sini, atau ngodenya di sini, itu lain lagi ceritanya.

Ketika menginjakan kaki di Kota Satria ini empat tahun lalu, saya cukup kerasan, apalagi menyandang Mahasiswa Baru Universitas Jenderal Soedirman, saya bangga sekali, setelah dua atau tiga universitas negeri di Jawa Tengah menolak saya huahahaa. Aiphh,, jadi mahasiswa juga. Teman baru, kosan baru, lingkungan baru dan suasana baru, menjadikan saya sebagai pribadi yang baru bagi orang-orang baru itu,, #aihh apa sih.

Itu cerita lampau, sekarang saya sudah menelusuri banyak pelosok di tanah ngapak ini, ya, meskipun masih banyak pelosok yang belum saya sentuh. Saya yakin orang PWT nya sendirpun belum tentu sudah menelusuri setiap pelosok yang ada hahaha.

Saya mau cerita tempat-tempat favorit yang saya pernah telusuri di Kota Mendoan  ini:

  1. KOS KOSAN saya haha

Namanya Kosan Kandang Badhak, ini kesekian kalinya saya nyasar di kos-kosan lawan jenis. Terletak di jalan gunung slamet, Grendeng Purwokerto Utara. Dengan bayaran yang miring, kamar yang luas dan juga suasana yang tenang namun cukup ramai, saya betah tinggal empat tahun di rumah ini. Terlebih sering banget dikirim makanan gratisan dari ibu kost, hahahaa, you know lah,, hal itu bisa mengurangi pengeluran di bidang konsumsi, sehingga bisa buat nabung atau beli majalah #eh. Dan empat tahun saya jalan kaki ke FISIP UNSOED dari kosan ini, lumayan lah 15 menit,, nek PP sekitar 25 menit dengan kecepatan berjalan yang cukup bikin terengah-engah. Apa keunggulannya, tempat makan depan kosan, kalo mau mie ayam tiap malem ada, burjo tinggal jalan, 1 menit, ayam bakar, tukang soto, mini market, foto copy ada semua, dan tempat parkir yang luas, buat para endah holic yang ingin ketemu idolanya hehhehee. Mau ke terminal tinggal nyebrang nunggu angkot, mau liad pemandangan, tinggal tengok ke utara, Slamet nan gagah siap menghibur, mau belanja,, pasarnya deket banget, bahkan jaman dulu mah pasarnya depan kosan saya persis. Oke itu yang bikin saya betah di sini. Masalah cowok2 rese yang suka gangguin tidur di malam hari (kebetulan kamar saya paling depan dan deket dengan gerbang masuk,, jadi kalo mereka pulang malem, pintu gerbang dibuka, suara motor, belum teriak-teriak minta bukain, dsb) saya anggap sebagai pertanda masih ada manusia yang hidup malam itu.

  1. Kampus Depan Unsoed

Terdiri dari 3 fakultas beserta jejeran bangunan pelengkap universitas lainnya, membuat suasananya cukup ramai. Fakultas saya, yakni FISIP tidak tergabung dengan Gedung utama, karena dipisahkan oleh jalan kampus. Namun, tidak menghalangi saya untuk berkelana di gedung-gedung lainnya. yang paling saya favoritkan itu, depan UPT Perpustakaan Unsoed, sejauh mata memandang hamparan rumput yang hijau menjadi sesuatu tersendiri di tengah pemukiman penduduk yang padat. Meskipun saya orang FISIP, tak jarang pula, kami menyambangi kantin anak-anak Ekonomi yang ekonomis banget, menu favorit saya di sana nasi gorang ati, hehhee, kalo di kantin FISIP saya suka sama cumi masak pedas J buatan bapak Jokowow (mirip banget sama Pak Jokowi Gubernurnya DKI, huu bapak donge anda jadi gubernur Jateng aja).

  1. Lalu selanjutnya Komplek perbelanjaan jalan Jenderal Soedirman, seputar SriRatu, Moro, hingga ke daerah Kebon Dalem.

Biasanya kalo dari depan kosan saya naik angkot 0 yang ke arah utara untuk mencapai kawasan ini. Dan turun tergantung kebutuhan wkwkwkk. Kalo saya niatnya mau beli belanja bulanan, saya turun di depan Moro, harganya cukup miring jika dibanding dengan swalayan yang lain, jika saya niatnya mau beli buku, saya, akan turun  di depan Sri Ratu, dan naik ke lantai dua, yakni ke Gramedia. Kalao saya mau ke kebon dalem, saya biasanya berangkat dari depan kampus, naik B ataupun G. Apa yang ada di kebon dalem?, banyak, mulai dari pasar kebon dalem, hingga Matahari department store ikutan berjubel, di kompleks yang cukup panas itu,, ialahh isinya tukang jualan semua,, bikin panas hati, pengen beli wkwkwkwkkwk.

  1. Lalu saya akan mengajak anda ke Alun-alun

Alun-alun Purwokerto, terletak di jalan Jenderal Soedirman, depannya kantor bupati. Kalo malem minggu ramee banget,, kaya alun-alun di kota lainnya. di alun-alun ini saya punya menu favorit, yakni sedang ronde, tapi saya pesennya air jahenya tok wkkwkwkkk, saya tidak terlalu suka minuman yang dicampur-campur, saya itu tipikel orang yang suka minuman tanpa embel-embel makanan, mudheng ngga?, ya kaya wedang rondhe itu, saya sukanya pesen air jahenya aja, isinya mah jarang banget, kalo lagi pengen banget banget banget baru saya pesen. Seperti halnya tempat umum lainnya, alun-alun juga merupakan tempat bercengkrama keluarga, suka ngiri deh, liad suami istri, yang bawa dede kecilnya ngejar-ngejar balon yang sengaja diterbangin kedua orang tuannya, kayaknya mereka itu yang punya dunia ini, dan saya yang ngeliatin Cuma numpang hahahaa. Ada pula yang suka bawa peliharaannya jalan-jalan. saya pernah bosen ngeliat alun-alun ketika magang dibagian Humas Kabupaten Banyumas pas bulan puasa tahun 2013. Secara ngga ada apa-apanyaa,, (kan magangnya siang, jadi ngga rame hehhee).

  1. Baturaden

Ini nih salah satu kawasan penambah pendapatan di Kabupaten Banyumas. Jalanan yang menanjak membuat saya berasa mau mudik kalo maen ke sana. Anda mau apa, wisata air, liat gorilla ngetawain kita?, air terjun, mau langsing, naik sepeda air, outbond, dan naik pesawat bisa anda dapatkan di sini. Dengan tiket yang cukup terjangkau, anda dapat sepuasnya menikmati pemandangan yang ada. Saya suka kagum, keren sekali, ini bener2 anugerah Tuhan. Eh, di curug atau air2 terjunnya itu bisa mengobatin gatel-gatel loh, itu sudah dibuktikan oleh Syekh Maulana Magribi dari Turki (kalo ngga salah nama beken beliau itu Sunan Gersik atau sunan apa gitu, lupa, yang jelas salah satu dari 9 wali).

Anda mau apalagi? Short time? Banyak wisma yang menyediakan kamar untuk short time anda bareng pasangan. Anda para pria suka jajan? Ada noh, Gang Sadar, jajan deh sepuasnya, dosa ditanggung sendiri yak hihihhii. Kalau mau belanja, beragam kerajian pun tersedia di depan lokawisata Baturaden ini, berbagai pernak-pernik lucu, kaos, hingga daster-daster, mewarnai kios-kios yang ada. Jangan lupa nawar, kalo ngga mau dapet barang dengan harga dua kali lipat.

Mau kemah? Tinggal ke Bumi Perekemahan Baturaden aja, letaknya di atas lokawisata. Kalo malem-malem anda bisa lihat keindahan kota Purwokerto dari Bukit Bintang. Jangan lupa kalo anda dari luar kota, sempatkan mampir ke daerah Sawangan yang ada di daerah jalan Jenderal Soedirman untuk mendapatkan mendoan asli Purwokerto. Selain itu, Getuk Goreng Sokaraja asli anda bisa dapatkan di Sokaraja. Sebenernya di pusat oleh-oleh lainnya juga ada, itu hanya referensi tempat pencetus oleh-oleh tersebut. Oh ia, anda bisa beli batik banyumasan jugaa,, di Sokaraja pusat pembuatannya.

 

  1. Museum BRI

Saya yakin salah satu dari anda adalah nasabah BRI atau Bank Rakyat Indonesia. Sebagai nasabah yang baik anda perlu mengetahui, jika Bank pertama Bangsa Indonesia ini lahir di Purwokerto. Anda kurang yakin? Silahkan datang ke Museumnya.

Museum ini terletak di jalan Jenderal Soedirman barat. Di museum ini anda akan melihat miniatur asal usul dari BRI. Anda akan melihat koleksi mata uang dari jaman dahulu kala, yakni sekitar tahun 1889nan hingga mata uang jaman sekarang. Di museum ini ada dua lantai. Jika mata uang dan miniatur ada di lantai atas, maka patung-patung pendiri BRI dan orang-orang yang cukup penting, arsip-arsip dan perpustakaan ada di lantai bawah.

Museum ini cukup sepi namun terawat, mba-mba yang menjaga museumnya pun pernah berkata “kan orang Indonesia tuh ke Museum hanya dua kali seumur hidup, pertama pas jadi anak, kedua pas jadi bapak” hahaha, si mba bisa aja.

  1. Kawasan Gor Satria

Kawasan ini cukup dekat dari kos-kosan. Biasanya kalo ngga kesiangan dan ngga punya peer cucian dan kalo mood, di pagi minggu yang cerah saya akan jalan-jalan ke kawasan ini. Ia jalan-jalan dengan mengenakan pakaian olehraga lengkap. Alibi gitu dehh,, buat ngabisin duit pagi-pagi hehehe. Kalo ngga lari, berangkatnya naik angkot, saya biasanya baik angkot ijo, yang ngga ada tariff jauh dekat bayar samanya wkwkwkkkwkwk. Di kawasan ini berjejer tempat makan dari yang mulai elit hingga kaki lima. Kalo pagi banyakan kaki limanya. Tempatnya orang-orang pada konser, pada olahraga, hingga pada bercengkrama dengan keluarga. Pasar tumpah weekend pagi ini selalu menarik minat saya. Banyak banget barang-barang yang di bandrol dengan harga miring, dari mulai baju hingga ikan hias berjejer membuat jelalatan mata. Saya biasanya sangat suka sama jajan-jajan jaman jadul, kaya ciwel, pecel, nagasari dsb. Tapi saya juga suka sama tahu pedes (lupa namanya), sosis goreng dan lain sebagainya. Kalo sarapan saya milih lontong opor atau bubur ayam, dengan air putih (ngirit boo hahahaa).

Kalo siang-siang gitu, sama temen-temen kalo lagi ada duit kita suka makan di lele lela, pepes ayam mak iti atau ayam penyet suroboyo, kadang di SS juga, favoritnya sih ke sambel layah karena nukerin voucher dari syukurannya anak-anak seminar wakakakakakkkakakakk.

  1. Banyumas

Banyumas ini kota kecamatan di timur Purwokerto. Saya paling suka jalan yang mau ke Banyumas, adhem banget. Di Banyumas juga ada museum wayang, ada alun-alunnya (lebih bagus kalo dikembangin lagi dari alun-alun Purwokerto). Pokoknya yang paling saya suka itu jalan menuju Banyumas yang adhem itu saja. (sebenernya saya tidak terlalu mengenal jadi deskripsinya dikit deh wkwkwkwkkwkk).

  1. Terminal Purwokerto

Kayaknya terminal ini kalo di jadiin tempat piknik juga asik loh hehehehehe. Kenapa favorit, secara ini gerbangnya mau kemana dan dari mana. Bis-bis jurusan PWT mentok di sini. Ini terminal baru, lebih besar dari yang dulu. Paling suka di terminal ini adalah pas pos pemberangkatan bis tujuan Bumiayu, hahahaha secara buat mudik gitu. Di sana juga menjajakan oleh-oleh bagi siapa saja yang belum sempet beli getuk atau mendoan. Kaya di terminal-terminal lainnya.

  1. Kawasan Grendeng Karangwangkal

Hahahhaa, ini mah masih kompleks Unsoed, tapi menjadi bagian favorit ketika pengen makan yang macem-macem. Di jalan kampus grenedeng banyak banget kaki lima yang menjajakan dagangannya, favorit saya angkringan kalo malem, dan cilok khas Tasik kalo siang, di tambah kelapa muda, airnya aja. Mau makan juga banyak, ada warung padang, ada lumpia, ada warung rames, ada ayam-ayaman, ada sate, nasgor dan sebagainya. Favorit saya di pertiggan kampus D3 kremesannya yuang nyuammy. Ada juga bakso bakar di depan Masjid Fatimatuz Zahra, 1000 perak setusuk isinya 4 butir bakso bakar,, huahh nyam nyam nyam.

Itu tempat-tempat favorit saya, hanya sebagian sih, masih banyak yang lain, namun saya bingung karena kekurangan data hahaha.

Dimanapun kita tinggal, pasti akan menemukan tempat-tempat yang mengesankan. Mungkin karena kita sering mengunjunginya ataupu karena tempat-tempat itu cukup eksotis hingga membuat kita terkesan.

Saat ini Purwokerto menjadi yang terpisahkan buat saya. Mungkin kota yang akan bikin saya terkangen-kangen dibuatnya. Huuu,, mungkin saya bakal ngidam sama rica-ricanya bu RT, cah Jamurnya bapaknya ova, lumpia boomnya, AP, dan menu-menu di sekitar kampus.

Saya bakal kangen jalan kaki dari kosan ke kampus, saya bakal kangen sama angkot orange yang biasa nganterin kemana-mana. Hmm Purwokerto.

 

 

2 komentar:

  1. koskosannya campur itu ya ?
    boleh dong infonya itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenernya ngga,, cuma kosan itu punya sodara, jadi saya disuruh tinggal di situ deh,,

      Hapus

Pernikahan

Maaf kalo Mbak Blog kaget dengan tulisanku kali ini. Maaf.. sudah setahun tidak menyentuhmu sama sekali. Dan yang perlu diperhatikan adalah,...